Bentuk Pasukan Pembunuh Untuk Habisi Kelompok Separatis, Duterte Tuai Kecaman
Merdeka.com - Pendukung Sayap Kiri Filipina merasa cemas atas ancaman dikeluarkan oleh Presiden Rodrigo Duterte tentang pembentukan 'pasukan pembunuh'. Pasukan ini rencananya akan ditugaskan untuk memburu dan membunuh para pemberontak dari kelompok separatis.
Menurut pendukung Sayap Kiri, rencana ini hanya menimbulkan kritik yang akan memicu sejumlah pembunuhan yang mirip dengan perang berdarah narkoba yang dibuatnya.
Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (28/11), pendukung Sayap Kiri dan beberapa anggota parlemen mengatakan Duterte hanya akan memperburuk iklim ketakutan dan kekebalan hukum yang ada, dengan mengancam akan melepaskan pasukannya sendiri pada milisi komunis atau yang akrab disebut New People's Army (NPA), yang telah melancarkan pemberontakan tingkat rendah di Filipina selama beberapa dekade.
-
Siapa saja yang perlu diwaspadai dari Filipina? Dalam pertandingan ini, dua pemain muda Filipina, Bjorn Martin Kristensen dan Sandro Reyes, menjadi ancaman serius bagi Indonesia.
-
Siapa yang mengancam warga? 'Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,' ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Siapa Presiden pertama Filipina? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Kenapa DPR khawatir dengan tindakan polisi? 'Ini berbahaya sekali kalau benar terjadi. Jangan sampai ada jajaran di bawah melakukan intimidasi terhadap siapa pun, apalagi ada kaitannya dengan konteks kepemiluan.'
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
Duterte mengatakan pasukannya ini akan menandingi 'sparrows' milik NPA, pasukan yang dikerahkan komunis bertugas untuk membunuh polisi Filipina selama tahun 1970 hingga 1980. Namun, tidak jelas apakah 'sparrows' itu masih ada atau tidak.
"Itu adalah kelebihan mereka. Jadi saya akan menciptakan sparrow saya sendiri," kata Duterte dalam pidatonya hari Selasa.
Pendiri Partai Komunis Filipina yang diasingkan, Jose Maria Sison, membantah adanya sparrow dan mengatakan Duterte menggunakannya sebagai dalih untuk membunuh orang yang dicurigai sebagai pemberontak Maoist.
Sison mengaitkan hal itu dengan kampanye anti narkoba Duterte, di mana ratusan ribu orang tewas telah tewas karena dicurigai sebagai pengguna dan penyebar. Para aktivis mengatakan banyak yang tampaknya telah dieksekusi, namun polisi sendiri menyangkal bahwa kematian ribuan orang itu adalah aksi tembak-menembak yang dilakukan antar pengedar narkoba.
"Dia hanya membuat alasan untuk membentuk pasukan pembunuhnya sendiri. Siapa pun yang tertuduh dapat dibunuh karena polisi memiliki izin untuk membunuh," kata Sison pada News Channel ANC.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pakar berpendapat bahwa meskipun pernyataan Sara Duterte sangat tegas, dukungan politiknya tidak akan berkurang.
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan dalam acara Apel Siaga Capres dan Pileg 2024 PDIP Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaOrganisasi kelompok anti-Pancasila sudah dibubarkan, tapi sel-sel mereka masih terus bergerak di bawah tanah.
Baca SelengkapnyaPDIP mencium ada upaya membegal partainya melalui Kongres PDIP yang bakal digelar dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi I DPR Bobby Rizaldi meminta pemerintah satu sikap dalam melabeli penyebutan Kelompok bersenjata di Papua.
Baca SelengkapnyaIbas mengutuk keras kasus penculikan dan penganiayaan Paspampres terhadap pemuda Aceh.
Baca SelengkapnyaNamun partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu bisa memasang bertruk-truk bendera.
Baca SelengkapnyaSelain Papua, yang menjadi konsen TNI dalam pengamanan pada Pilkada nanti yakni di Aceh.
Baca SelengkapnyaDuterte mengklaim penggantinya tersebut sedang merencanakan amandemen undang-undang untuk menghapus batas masa jabatan presiden.
Baca SelengkapnyaDalam penggerebekan itu pasukan militer dan polisi membawa "Fito" pemimpin geng kriminal yang diduga ada dibalik penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Laksamana Yudo memastikan akan mengawal langsung proses hukum
Baca Selengkapnya