Berharap kematian Adelina membuat Malaysia membuka mata
Merdeka.com - Adelina Lisao, perempuan 21 tahun asal NTT, diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya saat bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia. Adelina disekap di kandang anjing selama sebulan dan disiksa secara bertubi-tubi hingga akhirnya meninggal dunia.
Perempuan malang itu menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Bukit Mertajam pada 11 Februari lalu. Pada jenazah Adelina, ditemukan luka memar di bagian kepala dan wajah, luka akibat cairan kimia yang membusuk di bagian anggota tubuh lain, serta bekas gigitan binatang.
Hasil autopsi menunjukkan Adelina tewas karena mengalami anemia, malnutrisi akibat pembiaran yang dilakukan dalam jangka waktu lama, dan kegagalan fungsi organ tubuh akibat luka-luka yang tidak diobati.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Mengapa almarhumah Aulia dipalak? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Apa yang membuat almarhumah tertekan? 'Pungutan ini sangat memberatkan almarhumah dan keluarga. Faktor ini diduga menjadi pemicu awal almarhumah mengalami tekanan dalam pembelajaran karena tidak menduga akan adanya pungutan-pungutan tersebut dengan nilai sebesar itu,' sambungnya.
Adelina hanya satu dari sekian banyak ART yang diperlakukan dengan kejam oleh majikannya di Malaysia. Beberapa pekan sebelum kematian Adeline, seorang PRT asal Kamboja juga ditemukan tewas karena dibiarkan kelaparan dan disiksa oleh majikannya.
TKW asal NTT Adelina Lisao semasa hidup ©2018 Merdeka.com
Sederet kasus ini membuat sejumlah pihak mempertanyakan, mengapa banyak majikan Malaysia menyiksa para pembantunya? Mengapa tetangga di sekitar rumah majikan kejam, tidak menangkap tanda-tanda adanya penyiksaan yang sedang terjadi? Dan mengapa para pembantu yang dipekerjakan seakan tidak punya keberanian untuk melaporkan tindakan barbar dari majikan mereka?
Saat memutuskan untuk bekerja di rumah seorang majikan, para pembantu di Malaysia seakan terpenjara. Mereka tidak boleh berkomunikasi dengan dunia luar, selain untuk keperluan mendesak atau memperpanjang paspor. Mereka juga dilarang menggunakan ponsel selama bekerja di rumah tersebut. Terkadang mereka pun mendapat ancaman sehingga tidak berani melaporkan tindakan buruk dilakukan oleh majikan mereka.
Sebelum akhirnya tewas, pihak berwenang sempat menyambangi rumah majikan Adelina untuk melakukan interogasi kepadanya. Namun Adelina dilaporkan terlalu takut untuk berbicara sehingga polisi pun tidak bisa mengetahui apa yang sebenarnya dia alami.
Kematian tragis Adelina tidak hanya mengundang simpati dari masyarakat Indonesia, tetapi juga dunia. Bahkan, Kongres Serikat Buruh Malaysia (MTUC) pun turut prihatin dengan kejadian ini. Mereka mengingatkan seluruh warga Malaysia untuk bersikap lebih baik kepada para pembantu mereka, karena tanpa bantuan para pekerja itu, semua orang akan mengalami kesulitan.
Menurut Sekretaris Jenderal MTUC, J. Solomon, sebagian besar warga Malaysia yang sudah menikah dan sama-sama bekerja tidak memiliki orang yang merawat anak-anak mereka. Oleh sebab itu, mereka membutuhkan jasa pembantu rumah tangga.
"Di mana pun sepasang suami-istri Malaysia berada dan jika keduanya bekerja, maka tidak ada yang tidak memiliki pembantu yang bertugas untuk mengurus rumah, anak-anak, dan orangtua mereka," kata Solomon, dikutip dari laman the Malaysia Online.
"Masyarakat harus memahami nilai mereka, dan pemerintah pun harus ikut berperan, salah satunya dengan mengeluarkan mandat agar para majikan diberi sertifikat dari spesialis. Hanya mereka yang dianggap sehat secara psikologi yang bisa bertanggung jawab atas kesejahteraan pembantu mereka," lanjutnya.
Solomon pun menambahkan bahwa MTUC telah meminta agar para pembantu dijadikan anggota serikat pekerja agar hak-haknya tetap terjaga.
"Kami telah berulang kali mendesak pemerintah untuk mengubah undang-undang agar mengizinkan pembantu rumah tangga menjadi anggota serikat tapi sayangnya tidak ada tanggapan," sesalnya.
Sebagaimana diketahui, semenjak kasus pelecehan terhadap para pembantu semakin marak, pemerintah Malaysia memperkenalkan peraturan untuk melindungi para pembantu rumah tangga. Peraturan itu juga yang menjadi dasar jatuhnya hukuman mati terhadap pasangan yang menganiaya PRT asal Indonesia pada 2014 lalu.
Peraturan itu mencakup upah minimum dan pemberlakuan libur satu hari setiap minggu bagi para pembantu. Namun menurut kelompok Hak Asasi Manusia, penegakan hukum dengan peraturan itu jarang diterapkan.
Laporan pelanggaran masih terus terjadi, termasuk penyiksaan pembantu rumah tangga dan lainnya. Bahkan, dari dua juta pekerja migran Malaysia, sebagian besar di antaranya diyakini sebagai korban perdagangan manusia.
Atas segala laporan, sederet kasus yang terjadi, hingga tewasnya Adelina, diharapkan pemerintah Malaysia bisa membuka mata untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
A divonis mengalami mati batang otak karena tidak sadarkan diri usai operasi amandel
Baca SelengkapnyaKematian mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) di kamar indekosnya disimpulkan akibat mati gantung.
Baca SelengkapnyaSalah satu kondisi medis yang berupa kelainan darah akibat berkurangnya fungsi sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaMahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Aldi Sahilatua Nababan (23) ditemukan tewas di kamar indekosnya di Bali. Dia diduga korban pembunuhan.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami motif dari pembunuhan kejam ini.
Baca SelengkapnyaBabe Cabita di acara podcast Deddy Corbuzier mengenai pengalaman dirinya alami penyakit hingga kritis dan nyaris saja meninggal dunia akibat sakit tersebut
Baca SelengkapnyaJenazah mantan bupati Jembrana dan istri pertama kali ditemukan oleh menantu korban.
Baca SelengkapnyaSebelumnya ia ditemukan tak sadarkan diri dengan mulut berbusa di Pos 4.
Baca SelengkapnyaKesepakatan untuk berdamai diambil setelah pihak rumah sakit menjalin komunikasi dengan pihak keluarga sejak BAD meninggal.
Baca SelengkapnyaAnemia akut adalah kondisi saat sel darah merah mengalami penurunan yang drastis. Ciri-ciri anemia akut melibatkan rasa lelah, nyeri, hingga sakit kepala.
Baca SelengkapnyaKPAID Tasikmalaya menyatakan kasus anak berkebutuhan khusus (ABK) meninggal dianiaya orang tuanya menjadi kado pahit di Hari disabilitas.
Baca Selengkapnya