Berkaca dari Pengalaman Pahit India Dihantam Varian Delta
Merdeka.com - Indonesia kini sudah menjadi pusat pandemi dunia melewati India dan Brasil dengan rekor kasus harian tertinggi. Lonjakan kasus Covid-19 kini menyebar di Asia Tenggara, wilayah dengan tingkat vaksinasi rendah. Vietnam, Malaysia, Myanmar, dan Thailand kini juga tengah menghadapi lonjakan kasus dan menerapkan pembatasan lebih ketat, termasuk seruan tetap berada di rumah.
Indonesia Kamis lalu mencatat 57.000 kasus harian, rekor tertinggi, tujuh kali lipat lebih banyak ketimbang beberapa bulan lalu. Jumat kemarin Indonesia mencatat 1.205 kematian sehingga total sudah lebih dari 71.000 jiwa.
Sejumlah negara, termasuk Indonesia, bisa mengambil pelajaran dari India yang sudah mengalami hancurnya dihantam pandemi, khususnya varian Delta.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Profesor Worsak Kanok-Nukulchai dari Akademi Sains, Kerajaan Thailand menulis di Bangkok Post, pelajaran pertama dari India adalah jangan cepat puas. Awal tahun ini India bisa dikatakan mampu mengendalikan pandemi dengan jumlah kasus harian di bawah 10.000 dengan populasi 1.3 miliar penduduk. Angka itu bisa dibilang menakjubkan dan para ilmuwan menilai India cukup sukses mengendalikan pandemi. Namun hanya butuh waktu dua bulan keadaan menjadi jungkir balik dan sistem kesehatan India tidak kuasa menghadapi lonjakan volume pasien. Mulai Februari, angka penularan meningkat sepuluh kali lipat dan kematian melonjak 20 kali lebih banyak.
Pelajaran kedua adalah menghindari kerumunan dan kumpul-kumpul. Para epidemiolog menyoroti peristiwa kerumunan yang menjadi ladang penularan luas di India. Sejumlah acara kampanye pemilu yang mengumpulkan ribuan orang di empat negara bagian (Assam, Kerala, Tamil Nadu, dan Bengal Barat) dan Wilayah Perserikatan (Puducherry). kemudian kerumunan massa tanpa masker di festival keagamaan seperti Kumbh Mela. Aparat seharusnya bisa melarang atau membatasi acara-acara yang bisa menimbulkan ladang penularan serta memastikan pemakaian masker serta jaga jarak dalam acara pertemuan kecil.
Kuncinya vaksinasi
Kemunculan mutasi ganda varian B 1.617 atau varian Delta memang menjadi penyebab lonjakan kasus. Sebelum kemunculan varian Delta India hanya mengalami 15-20 persen peningkatan kasus Covid-19. Pada 21 Maret, hanya dalam waktu 42 hari, jumlah penularan di India meroket lebih dari sepuluh kali dari 37.000 menjadi 388.000 per hari. Tingkat penularan melonjak tinggi dan angka kematian harian mencapai 3.000 hingga 4.000 jiwa dalam sehari. Pada Mei setelah sejumlah pembatasan dilakukan, angka tingkat penularan turun menjadi 1.23 tapi kasus masih bertahan di kisaran 400.000-600.000 selama beberapa pekan hingga angka tingkat penularan turun. Kejadian semacam ini kini terjadi Indonesia.
Di India, tempat pertama kali varian Delta ditemukan, kasus harian pernah mencapai lebih dari 414.000 pada Mei lalu dan kemudian turun sampai sekitar 40.000. Lonjakan terjadi mulai Februari hingga puncaknya di Mei, artinya sekitar empat bulan. Di bulan Mei saja angka kematian hampir mencapai 120.000 jiwa dan lebih dari 9 juta kasus positif. India mencatat hampir 30 juta kasus dan lebih dari 380.000 kematian sejak pandemi Covid-19 terjadi.
Selepas Mei para pejabat India mengatakan pandemi di negara itu kini sudah terkendali.
Dr Anthony Fauci, ahli penyakit menular AS yang juga kepala penasihat medis Presiden Amerika Serikat Joe Biden, menyebut vaksin menjadi penentu dalam penanganan pandemi di India. Fauci juga menyarankan India mengikuti China dengan mendirikan rumah sakit sementara dan meningkatkan jumlah tempat tidur rumah sakit. Selain itu ketersediaan obat dan pasokan oksigen juga harus dipastikan aman.
India adalah negara produsen vaksin terbesar di dunia dan mereka berada di urutan ketiga tingkat vaksinasinya (di bawah China dan Amerika Serikat). Meski demikian India baru memvaksinasi 2.4 persen dari populasi, Dengan tingkat vaksinasi 190.000 per hari, India butuh 2,8 tahun untuk kembali ke kehidupan normal.
Posisi Indonesia
Menurut data Satgas Covid-19, hingga Minggu (18/7), angka vaksinasi pertama di Indonesia bertambah 404.837. Dengan demikian total jumlah vaksinasi pertama sudah mencapai 41.673.464.
Sementara penambahan data vaksinasi kedua sebanyak 56.295. Berarti total jumlah vaksinasi kedua di Indonesia mencapai 16.274.150.
Pemerintah Indonesia memasang target total vaksinasi Covid-19 sebanyak 208.265.720.
Jika dibandingkan dengan total sasaran Covid-19 tersebut berarti hingga Minggu (18/7), vaksinasi dosis pertama mencapai 20,01 persen dan tingkat vaksinasi dosis kedua di Indonesia baru mencapai 7,81% (urutan ke-16 di dunia).
Mengutip Our World Data, berikut adalah 10 negara teratas yang sudah menjalani vaksinasi penuh:
1. China: 223.299.000 2. Amerika Serikat: 160.408.5383. India: 77.810.9894. Jerman: 37.713.9155. Britania Raya (Inggris): 35.543.3216. Brasil: 33.296.7197. Prancis: 27.070.3898. Jepang: 25.765.0949. Italia: 25.015.75910. Spanyol: 23.372.796
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun, hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus malaria tertinggi di Asia setelah India.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaPemkot Depok sudah melakukan antisipasi agar kasus ISPA tak terus menanjak naik.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia akibat gelombang panas melanda India terus bertambah mencapai angka lebih dari 140 orang.
Baca Selengkapnya