Bertemu Menlu Malaysia, Menlu Retno bahas perlindungan WNI hingga kelapa sawit
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri RI Retno L.P Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato Saifuddin Abdullah di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin (23/7). Dalam kesempatan itu, keduanya membahas berbagai isu kawasan dan internasional. Terutama masalah perlindungan WNI, perbatasan dan pendidikan bagi anak TKI di Malaysia.
"Tadi pagi Dato Saifuddin telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor. Presiden telah menyampaikan pesan penyelesaian mengenai pentingnya masalah perbatasan. Kita sepakat untuk memberi mandat penuh bagi tim teknis negosiasi. Untuk mengintensifkan negosiasi," ujarnya.
Retno juga mendesak agar MoU mengenai penempatan dan perlindungan TKI di Malaysia segera diselesaikannya.
-
Bagaimana KBRI membantu WNI yang mengalami masalah? 'Pertama, keberadaan para pekerja tidak terdaftar di pemerintah RI, baik di tingkat daerah maupun pusat, termasuk KBRI Phnom Penh. Apalagi jika para WNI tidak melapor. Dalam situasi ini, bagaimana pemerintah, khususnya KBRI, dapat memberikan dukungan yang optimal jika terjadi masalah?' tanya Dubes Santo.
-
Apa yang disampaikan Menlu Retno kepada Komisi I DPR RI? 'Kita masih akan berjumpa lagi Insyallah pada satu kali lagi yang saya dengar, tapi pertemuan hari ini merupakan salah satu pertemuan terakhir kita. Untuk itu, betul-betul dari lubuk hati yang paling dalam saya mengucapkan terima kasih banyak,' kata Retno.
-
Siapa yang menyerukan WNI untuk mengikuti prosedur? Oleh karena itu, saya menyerukan kepada semua yang ingin bekerja di Kamboja untuk mengikuti prosedur penempatan PMI yang telah ditetapkan.
-
Bagaimana Indonesia-Malaysia selesaikan masalah perbatasan? Dan kedua Kepala Negara menyetujui untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, serta berkomitmen untuk menyelesaikan beberapa masalah perbatasan kedua negara,' kata Ida.
-
Bagaimana cara DPR agar WNA jera? Terakhir, Sahroni juga meminta agar WNA tersebut langsung dideportasi usai menjalankan hukuman. Menurutnya hal tersebut dapat menunjukkan ketegasan negara dalam menyikapi WNA arogan yang kerap meresahkan masyarakat.'Yang terpenting jangan langsung dideportasi, keenakan. Biarkan dia bertanggung jawab dulu atas perbuatannya di sini. Jerat hukuman jikalau memenuhi unsur-unsur pidana lainnya. Setelah selesai menjalani semuanya, baru boleh dideportasi. Biar ada efek jera dan kapok. Kalau nggak begitu mereka bakal bawa pulang cerita bahwa mereka ‘bebas’ berbuat aneh-aneh di Indonesia. Dan kita tidak ingin begitu,' tutup Sahroni.
-
Bagaimana Menlu Retno memantau perkembangan konflik? Ia juga menyatakan bahwa pihaknya terus mengikuti perkembangan terbaru mengenai konflik di Timur Tengah melalui duta besar Indonesia yang bertugas di negara-negara terkait.
"Saya menyampaikan beberapa hal mengenai perlindungan WNI dan TKI. Salah satu yang kita bahas adalah diplomatic notification," ungkapnya.
Retno menjelaskan notifikasi diplomatik ini akan memudahkan pemerintah Indonesia untuk dapat segera menangani permasalahan yang menyangkut urusan WNI di Malaysia, seperti kasus hukum.
Terakhir, keduanya membahas mengenai isu kelapa sawit. Walau proses negosiasi telah usai di tingkat Uni Eropa. Namun kedua negara sepakat untuk bekerja sama melawan kampanye hitam mengenai kelapa sawit.
"Saya sampaikan tadi, saya sudah berkirim surat kepada Menlu Uni Eropa. Beliau (Menlu Malaysia) tadi juga sudah mengatakan beliau akan mengirimkan surat menanggapi hasil dialog ini. Karena itu tadi sudah disampaikan kepada presiden bahwa Indonesia dan Malaysia juga tidak ada pilihan lain. Selain bekerja sama kuat untuk menangani kampanye hitam kelapa sawit," kata Retno.
Di hadapan wartawan, Menteri Luar Negeri Malaysia Dato Saifuddin Abdullah mengatakan dari kunjungannya ia menatap optimis hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia baik mengenai isu perbatasan, perlindungan WNI hingga melawan kampanye hitam kelapa sawit. "Pertemuan antara Presiden Jokowi dan doktor Mahathir seperti penunjuk arah bahwa hubungan bilateral yang resmi government to government dibuat dengan pendekatan-pendekatan yang lebih erat," ujarnya.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia dan Malaysia akan terus berkomitmen untuk saling memperkuat hubungan kedua negara.
Baca SelengkapnyaKemenlu juga memperkuat infrastruktur hukum, IT, dan SDM di kantor-kantor perwakilan.
Baca SelengkapnyaDubes Indonesia untuk Malaysia, Hermono menyatakan bahwa isu perlindungan PMI dan penyelesaian tapal batas menjadi prioritas utama Anwar.
Baca SelengkapnyaPresiden memohon kepada Norwegia untuk memberi pemahaman dan persepsi yang tepat agar tidak terjadi diskriminasi terkait dengan sawit.
Baca SelengkapnyaTugas Kemenlu melindungi warga negara Indonesia di luar negeri, termasuk dari kejahatan judi online
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo tampak mengenakan pakaian batik berwarna coklat dan celana hitam.
Baca SelengkapnyaJokowi dan Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Norwegia Andreas Bjelland Erikson bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (2/6).
Baca SelengkapnyaPrabowo menyambut hangat dan mengapresiasi kedatangan Menhan Malaysia ke Kemenhan RI.
Baca SelengkapnyaMenteri Retno mengatakan, bahwa Indonesia tetap fokus terhadap perdamaian di Palestina
Baca SelengkapnyaPertemuan ini dilakukan usai kunjungan resmi ke Raja Malaysia Sultan Ibrahim
Baca SelengkapnyaDalam forum GTRA tersebut dibahas beberapa permasalahan pertanahan yang dialami rakyat.
Baca SelengkapnyaMendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca Selengkapnya