Berusia 8.000 Tahun, Mumi Tertua di Dunia Ternyata Bukan Mumi Mesir
Merdeka.com - Setelah meninjau kembali foto-foto kerangka manusia purba yang pertama kali digali di Lembah Sado Portugal pada 1960-an, para arkeolog sekarang meyakini jenazah berusia 8.000 tahun itu dimumifikasi sebelum dimakamkan.
Kerangka ini bisa menjadi bukti tertua mumifikasi Mesolitikum di Eropa. Bahkan, itu juga bisa menjadi bukti mumifikasi paling awal di dunia. Demikian dikutip dari laman ZME Science, Selasa (7/2).
Sedangkan Mesir, yang paling terkenal karena mumi-muminya, memiliki bukti mumifikasi tertua sekitar 5.500 tahun.
-
Dimana ditemukan fosil tertua di Eropa? Sebuah studi baru yang dipimpin oleh Lluís Gibert dari Universitas Barcelona telah menentukan usia sisa-sisa manusia yang ditemukan di situs Orce di Spanyol.
-
Dimana ditemukannya bukti awal mumifikasi Mesir kuno? Bukti-bukti ini termasuk pembungkus mumi berusia 6.300 tahun yang ditemukan di pemakaman Mesir kuno di situs Mostagedda, sekitar 320 kilometer di sebelah selatan Kairo.
-
Bagaimana mumi tertua di dunia diawetkan? Sejumlah besar mumi tertua yang telah ditemukan terawetkan secara alami melalui berbagai faktor, ditelusuri kembali hingga sekitar 5000 SM, ribuan tahun sebelum praktik pengawetan jasad dimulai di Mesir.
-
Dimana bukti tertua ditemukan? Arkeolog menemukan bukti tertua keberadaan agama atau keyakinan di dalam sebuah gua di Jerman pada 1939 silam.
-
Dimana mumi tertua di Afrika ditemukan? Mumi Tashwinat yang ditemukan di situs arkeologi Uan Muhuggiag di Libya. Kematian Tashwinat terjadi sekitar 5.400–5.600 tahun yang lalu, menjadikannya mumi tertua yang diketahui dari benua Afrika.
-
Dimana mumi-mumi itu ditemukan? Mumi-mumi ini ditemukan di sebuah gereja yang dibangun belasan abad lalu.
Menurut para peneliti, mumifikasi mungkin menjadi hal yang lebih lumrah selama zaman prasejarah dan faktanya jauh lebih tua dari masa itu. Hanya saja untuk membuktikannya cukup sulit karena rentan atau mudah rusaknya jaringan yang telah dimumi atau diawetkan.
Penggalian Lembah Sado di Portugal selatan, di situs Arapuco dan Pocas de S. Bento, antara tahun 1958 dan 1964 menemukan lebih dari 100 kerangka berasal dari antara 8.000 dan 7.000 tahun lalu. Sayangnya, sebagian besar dokumentasi asli temuan ini hilang, termasuk foto, perencanaan lokasi, dan gambar lapangan.
Namun kemudian seorang arkeolog dari Universitas Terbuka di Lisbon, Joao Luis Cardoso datang membawa tiga rol film saat meneliti arsip lokal.
Foto-foto yang telah terverifikasi ini menggambarkan 12 jasad yang dikubur pada 1961 dan 1962, yang digunakan Cardoso dan rekannya untuk merekonstruksi kemungkinan posisi penguburan mereka menggunakan analisis archaeothanatological. Berdasarkan pengetahuan tentang proses pembusukan alami, metode ini memungkinkan untuk merekonstruksi secara rinci bagaimana manusia secara historis menangani kematian mereka.
Selain pengamatan tentang distribusi spasial tulang kuno dari Lembah Sado, antropolog forensik Hayley Mickleburgh melakukan percobaan dekomposisi untuk memprediksi bagaimana mayat manusia yang disematkan pada posisi penguburan yang berbeda dapat terlihat apakah mereka dimumi atau tidak.
Pengamatan ini menunjukkan beberapa dari kerangka tersebut dipastikan telah dimumi. Meskipun tidak ada jaringan lunak yang tersisa, para arkeolog menyimpulkan berdasarkan bukti tidak langsung seperti posisi tubuh, dengan lutut ditekuk dan ditekan ke dada, serta adanya pengisi sedimen di sekitar tulang dan tidak adanya disartikulasi.
Mayat yang membusuk tanpa persiapan akan mengalami disartikulasi pada persendian yang lemah relatif cepat setelah penguburannya, tetapi tubuh mumi masih mempertahankan artikulasi.
Para penulis studi baru ini percaya bahwa sebelum dikuburkan, jenazah yang mengering secara bertahap diikat dengan tali, mengikat anggota badan pada tempatnya dan mengompres jenazah ke posisi yang diinginkan.
Ini akan menjelaskan beberapa tanda mumifikasi, yang kemungkinan besar dilakukan untuk memudahkan pengangkutan ke kuburan dan untuk menjaga bentuk tubuh dalam kehidupan setelah penguburan.
Secara keseluruhan, para peneliti Portugis sangat percaya bahwa mumifikasi prasejarah mungkin jauh lebih tersebar luas di seluruh dunia daripada yang diperkirakan sebelumnya, meskipun kurangnya bukti langsung dari jaringan lunak. Inilah sebabnya mengapa pengamatan lanjutan terhadap situs arkeologi kuno menggunakan analisis archaeothanatological sangat penting untuk mengungkap bukti baru yang kuat tentang praktik pra-penguburan di zaman prasejarah.
Apakah mayat di Lembah Sado ini mumi tertua di dunia masih menjadi perdebatan. Mumi tertua yang dikonfirmasi di dunia adalah mumi Chinchorro berusia 7.000 tahun, ditemukan di pantai Chili. Tetapi orang-orang mungkin membuat mumi orang mati jauh lebih awal dari itu, bahkan kemungkina juga oleh kelompok pemburu-pengumpul.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ilmuwan pantas terkejut dengan penemuannya ini. Karena baru kali ini ditemukan keju tertua di dunia yang dilumuri di wajah mumi kuno.
Baca SelengkapnyaPatung ini ditemukan dalam kondisi masih utuh dan awet.
Baca SelengkapnyaMumi memiliki daya tarik yang tak terbantahkan dalam budaya saat ini, Sejumlah besar mumi tertua yang telah ditemukan terawetkan melalui beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaPeradaban Mesir kuno terkenal dengan mumi-mumi mereka. Namun ternyata, mumi tertua bukan berasal dari Mesir.
Baca SelengkapnyaBeberapa kilometer dari piramida Giza ada piramida tertua di Mesir yaitu piramida Djoser.
Baca SelengkapnyaMumi ini ini seribu tahun lebih tua dari mumi Mesir.
Baca SelengkapnyaArtefak ini ditemukan di sebuah rumah kecil yang masih berdiri sejak logam seperti tembaga dan emas digunakan untuk pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaPenemuan fosil kera di sebuah situs arkeologi di Turki yang berusia 8,7 juta tahun mengguncang teori-teori lama tentang asal-usul manusia.
Baca SelengkapnyaMana Lebih Dulu Ada di Mesir: Mumi atau Piramida? Ilmuwan Punya Jawabannya
Baca SelengkapnyaMumi yang menjadi koleksi Museum Perth, Australia ini sejak dulu dianggap berasal dari Mesir.
Baca SelengkapnyaJejak kaki ini ditemukan di pulau Kreta, Mediterania.
Baca SelengkapnyaTengkorak ini ditemukan terjepit di dinding teratas Gua Apidima di Yunani.
Baca Selengkapnya