Bicara pakai bahasa Arab, mahasiswa ini diusir dari pesawat
Merdeka.com - Khairuldeen Makhzoomi, seorang mahasiswa Universitas California di Berkeley, Amerika Serikat, mengaku diusir dari pesawat karena dirinya berbicara bahasa Arab. Pelajar ini mengatakan seorang penumpang wanita terlihat mencurigainya saat dia berbicara pada pamannya di Baghdad.
Makhzoomi mengaku dia saat itu tengah duduk di kabin pesawat penerbangan Los Angeles-San Francisco. Sebelum mematikan ponselnya, dia sempat menghubungi pamannya yang berada di Baghdad dan berbicara menggunakan bahasa Arab.
Ketika itu, dia merasa seorang perempuan, yang merupakan penumpang burung besi, melihatnya dengan tajam. Mahasiswa ini tidak mengerti kenapa dia dilihat seperti itu.
-
Dimana Alif kuliah di Amerika? Saya tertarik kuliah di Columbia University yang berada di New York bukan hanya soal kualitasnya yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia tapi pertimbangan lain adalah karena berada di New York, dimana multikultural lebih kental, tempat ibadah Muslim dan penjual makanan halal banyak di pusat kota dan informasi itu saya dapatkan dari program USAID TEMAN," ujarnya.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Siapa yang bertemu Thariq di pesawat? Satu kejutan tak terduga bagi Thariq dalam perjalanan ini adalah bahwa ia berada dalam pesawat yang sama dengan Shahrukh Khan, dan bahkan sang megabintang duduk di depannya.
-
Siapa yang kuliah di Amerika? Meskipun demikian, nampaknya Jasmine masih memiliki keinginan untuk menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu. Seperti yang diketahui, saat ini Jasmine sedang menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat.
-
Apa yang membuat penumpang emosi? 'Rekan saya mengingatkan bahwa driver ini salah karena seharusnya belok ke kiri tapi justru driver menggerutu dan mundur sedikit dengan masih ugal-ugalan bawa mobil,' demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @kabarnegri.
-
Kenapa Alif pilih kuliah di Amerika? Saya telah mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari berbagai kampus di Inggris dan Australia. Tetapi saya tetap berkeinginan sekolah di Amerika Serikat. Dan saya bersyukur bisa berkonsultasi dengan USAID TEMAN LPDP," katanya.
Tak lama kemudian, dia melihat penumpang itu bangkit dari tempat duduknya.
"Saya berharap bukan dia yang melaporkan saya," ujar Makhzoomi seperti dilansir dari Fortune, Senin (18/4).
Dia menuturkan, tak lama berselang, seorang pramugari meminta dia untuk turun dari pesawat. Setelah turun, petugas keamanan sudah menanti dia.
"Saya kecewa. Saya katakan pada mereka 'inilah gambaran Islamophobia itu'. Sungguh saya kecewa. Kemudian mereka malah meminta saya untuk tidak naik pesawat dan malah memanggil FBI," serunya.
Penumpang yang mendengarkan dia berbicara bahasa Arab mengklaim Makhzoomi menyebutkan kata 'shahid' yang berarti martir. Pria itu menyangkalnya dan mengatakan yang dia ucapkan adalah 'inshallah'.
Makhzoomi mengatakan dia sempat ditanya satu pertanyaan oleh otoritas keamanan. Dia mengaku dia sangat takut kala itu.
Sementara itu, pihak maskapai Southwest Airlines menyebutkan pihaknya tidak pernah mengusir penumpang. Dalam keterangan tertulis mereka mengatakan selalu terbuka bagi siapapun yang mau bekerja sama dengan mereka. Mereka juga mengatakan toleransi beragama selalu mereka terapkan dalam penerbangan.
Pihak maskapai juga mengatakan telah mengembalikan tiket pesawat.
Makhzoomi (26) merupakan pengungsi Irak yang keluar dari negaranya sejak 2002. Kala itu, ayahnya yang seorang diplomat Irak tewas pada rezim Saddam Hussein.
Dia dan keluarganya terbang ke Yordania dan tinggal di Amerika Serikat. Makhzoomi menyebutkan dia menelepon pamannya karena senang sekali melewatkan makan malam bersama Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kaget dengan panggilan yang mendadak itu, Anas sempat terlihat salah tingkah. Meski begitu sikap Anas setelah mendapat panggilan curi perhatian.
Baca SelengkapnyaBuyamin Yapid, orang tua wali salah satu mahasiswa mengecam keputusan deportasi terhadap anaknya dan dua mahasiswa.
Baca SelengkapnyaPetugas keamanan langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pesawat dan penumpang.
Baca SelengkapnyaPihak maskapai bersama tim keamanan melakukan investigasi dan didapat fakta bahwa gurauan ancaman bom berasal seorang penumpang.
Baca SelengkapnyaGeneral Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Juanda, Sisyani Jaffar pun membenarkan soal adanya ulah penumpang bercanda membawa bom.
Baca SelengkapnyaHeboh penumpang merokok di pesawat tujuan Surabaya, bikin geram warganet.
Baca SelengkapnyaTengah menjalani koas, sosoknya mendapat perintah dosen via telepon. Padahal, dia baru saja tiba di Pos 2 Gunung Rinjani.
Baca Selengkapnya