Bocah 9 Tahun Kasta Dalit di India Diduga Diperkosa Massal, Dibunuh & Dikremasi Paksa
Merdeka.com - Unjuk rasa berlanjut pada hari keempat mengecam dugaan pemerkosaan massal, pembunuhan, dan kremasi paksa seorang bocah perempuan berusia sembilan tahun di ibu kota India, Delhi.
Orang tua korban menuding seorang pendeta Hindu dan tiga orang lainnya menyerang putrinya saat pergi mengambil air minum dari pendingin krematorium.
Ibu korban mengatakan, gerbang tertutup dan dia diancam ketika dia keberatan terkait kremasi putrinya.
-
Siapa pemilik makam? Melihat sifat benda-benda yang ditemukan itu, para arkeolog yakin barang-barang ini milik keluarga kelas atas.
-
Dimana makam tersebut berada? Situs yang terletak di kota bersejarah Huainan tersebut adalah makam terbesar, tingkat tertinggi, dan paling kompleks secara struktural dari Negara Bagian Chu kuno, dan berusia lebih dari 2.200 tahun, kata National Cultural Heritag.
-
Siapa yang dikuburkan di makam? Dia juga menduga orang yang dimakamkan di dua kuburan itu mungkin adalah orang Romawi yang datang ke daerah ini selama penjajahan Romawi.
-
Siapa yang melakukan pengorbanan manusia di kuil? Suku Moche, yang melakukan pengorbanan manusia, dikenal karena kuil-kuil besar dan karya seni yang indah, termasuk piala keramik yang dibentuk menyerupai kepala manusia.
-
Siapa yang meninggal di dalam makam tersebut? Menurut makalah yang diterbitkan dalam The Journal of Archaeological Science Reports, kerangka yang ditemukan di dalam kuburan itu hampir dipastikan seorang perempuan.
-
Siapa yang dikuburkan dalam makam itu? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
Polisi telah mendaftarkan kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan ini, serta menangkap para pria tersebut.
Orang tua bocah tersebut merupakan kasta Dalit, yang bekerja sehar-hari sebagai peminta-minta di luar makam seorang sufi Muslim yang lokasinya berdekatan dengan tempat kremasi di kawasan Nangal, Delhi. Bocah tersebut merupakan satu-satunya anak mereka.
Pada Minggu malam, ibu korban mengatakan dia mengantar anaknya untuk mengambil air dari krematorium, hanya beberapa meter dari gubuk mereka.
“Ketika dia tak kunjung kembali lebih dari satu jam, saya pergi mencarinya. Di krematorium, saya menemukan dia terbaring di lantai. Bibirnya biru, ada darah di bawah hidungnya, dia memar di tangan dan lengannya dan bajunya basah,” jelas ibu korban, dikutip dari BBC, Kamis (5/8).
Dia mengatakan, pendeta dan tiga pria tersebut memintanya jangan menghubungi polisi dengan dalih “mereka akan bersikeras melakukan otopsi dan mencuri organnya dan menjualnya.”
Ibu ini kemudian mengatakan para pria itu menutup gerbang agar dia tidak bisa keluar, mengancamnya, dan bahkan berusaha menyuapnya.
Ayah korban mengatakan saat itu dia bersama sekitar 150 penduduk desa tiba di krematorium tersebut, jasad putrinya sebagian besar telah terbakar.
Para penduduk desa mengatakan mereka menelepon polisi dan menyiram tumpukan kayu bakar yang menyala, tapi hanya bisa menyelamatkan kaki bocah tersebut, sehingga pemeriksaan post mortem untuk memastikan apakah dia diperkosa menjadi tidak mungkin.
Seorang petuga polisi senior mengatakan, berdasarkan informasi dari orang tua korban, sebuah kasus pemerkosaan massal, pembunuhan, dan kremasi paksa telah diajukan terhadap para tersangka.
Pada Rabu, ratusan orang berunjuk rasa di luar lapangan kremasti Nangal, menuntut para tersangka dihukum mati.
Pengunjuk rasa menuntut beberapa pejabat polisi setempat dipecat, menuduh mereka melecehkan keluarga korban.
Kepala Menteri Delhi, Arvind Kejriwal dan pemimpin oposisi Partai Kongres Rahul Gandhi mengunjungi keluarga korban dan menawarkan mereka bantuan untuk mendapatkan keadilan.
Para pengunjuk rasa dari Partai Kongres membakar gambar Perdana Menteri Narendra Modi, menudingnya bungkam atas kejahatan tersebut.
Dalam beberapa hari terakhir, pemimpin dari komunitas Dalit ikut berunjuk rasa dan para aktivis dan warga mengungkapkan kemarahannya di media sosial.
Beberapa orang menyebutnya kejahatan kasta, karena pendeta yang menjadi tersangka dilaporkan berasal dari kasta tertinggi, Brahma.
Menurut angka kejahatan terbaru, korban pemerkosaan keempat di India adalah anak-anak. Dalam sejumlah besar kasus pemerkosaan, para korban mengenal pelakunya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Bekasi sudah curiga sejak lama dengan gelagat DS (61), terduga pelaku pembunuhan bocah perempuan dalam karung
Baca SelengkapnyaPembunuh bocah perempuan terbungkus karung di lubang sedalam 2,5 meter dimunculkan ke publik.
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Pembunuh Bocah Perempuan dalam Karung di Bekasi Simpan Alat Dukun dan Foto Anak-Anak
Baca SelengkapnyaKronologi Bocah Perempuan Ditemukan Tewas dalam Karung, Dibunuh Lalu Dibuang ke Lubang 2,5 Meter
Baca SelengkapnyaKorban dicabuli sebanyak dua kali oleh pelaku berinisial DS (61)
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan bocah perempuan berinisial GH (9) ini terungkap berawal dari orang tua korban yang melaporkan kehilangan anaknya ke Polres Metro Bekasi Kota.
Baca SelengkapnyaPelaku menyangkal benda-benda klenik tersebut miliknya
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPelaku pembunuhan bocah perempuan dalam karung di Bekasi ternyata bukan dukun.
Baca SelengkapnyaSaat jasadnya ditemukan warga, korban sudah dalam kondisi berlumuran darah.
Baca SelengkapnyaBocah Perempuan Tewas Terbungkus Karung di Bekasi, Ditemukan dalam Lubang 2,5 Meter
Baca SelengkapnyaKorban tiba-tiba terjatuh di depan pintu rumah dan kemudian dinyatakan meninggal.
Baca Selengkapnya