Boeing 737 MAX Dilarang Terbang, China Pesan 300 Airbus Senilai Rp 480 Triliun
Merdeka.com - China kini melirik perusahaan pembuat pesawat asal Prancis, Airbus, rival utama Boeing dari Amerika Serikat setelah Boeing 737 MAX dilarang terbang di sejumlah negara. Negeri Tirai Bambu telah menandatangani perjanjian senilai puluhan miliar dolar kemarin dengan memesan 300 pesawat.
Kesepakatan dilakukan antara Airbus dengan China Aviation Supplies Holding Company, sebuah agensi pembelian negara. Adapun 300 pesawat yang dibeli, mencakup 290 unit jet tipe A320 dan 10 buah A350, mengutip Channel News Asia pada Selasa (26/3).
Total 300 pesawat yang dipesan bernilai sekitar 30 miliar euro (sekira Rp 480,46 triliun dengan kurs Rp 14.173 untuk setiap dollarnya). Harga itu berpotensi menjadi lebih murah, mengingat perusahaan terbiasa memberikan diskon yang signifikan.
-
Dimana pesawat Air China itu terbang? Pesawat Air China CA2754 yang berangkat dari Quzhou seharusnya terbang menuju Chengdu pada 4 Juli.
-
Kenapa Pelita Air beli banyak Airbus A320? Amanat dari Pemerintah untuk terus meningkatkan konektivitas udara Nasional dan tingginya minat masyarakat merupakan faktor utama yang mendorong perusahaan untuk terus menambah jumlah armadanya agar bisa menambah frekuensi penerbangan dan rute-rute penerbangan yang baru.
-
Kapan pesawat luar angkasa China diluncurkan? Pesawat ini diluncurkan pada 14 Desember 2023 dengan menggunakan roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di wilayah barat laut China.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Air China? Mengenai pesawat, seorang penumpang di China yang terbang untuk pertama kalinya telah menimbulkan kepanikan dan kekacauan setelah ia membuka pintu darurat yang dia kira sebagai pintu toilet.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Dimana pesawat luar angkasa China diluncurkan? Pesawat ini diluncurkan pada 14 Desember 2023 dengan menggunakan roket Long March 2F dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di wilayah barat laut China.
Pertanda Hubungan China-AS Memburuk?
Pemesanan 300 jet Airbus ini mengulang sejarah pembelian maskapai oleh China seperti pada 2017. Pada waktu itu China juga membeli Boeing dengan jumlah yang sama. Saat itu, bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Beijing.
Sejumlah pengamat mengatakan Beijing memiliki sejarah dalam mengirim "sinyal diplomatik" melalui kesepakatan pembelian pesawat. Namun dalam konteks pemesanan 300 jet Airbus ini relatif sulit diprediksi, meski sebagian pihak mencurigai sebagai pertanda adanya ketegangan China-AS atau permasalahan armada Boeing.
Dalam sebuah pidato, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa pembelian pesawat merupakan pertanda yang sangat baik bagi hubungan kedua negara.
"Kesimpulan dari kontrak besar (penerbangan) ... adalah adanya langkah maju yang sangat penting dan sinyal yang sangat baik dalam konteks saat ini," kata Macron.
Sejumlah pihak berpendapat bahwa pamor Boeing menurun pascaterjadinya insiden jatuhnya Ethiopian Airlines pada Minggu 10 Maret lalu. Bahkan banyak maskapai global yang mempertimbangkan kembali pembelian pesawat dari perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu.
Maskapai asal Vietnam, VietJet, yang sempat menggandakan pesanan Boeing 737 MAX 8 menjadi 200 pesawat --dengan harga sekitar USD 25 miliar-- pada Februari lalu, mengatakan akan mempertimbangkan kembali masa depan transaksi itu, setelah penyebab tragedi jatuhnya Ethiopian Airlines ditemukan.
Sementara itu, sebagaimana dikutip dari Bloomberg.com, maskapai Kenya Airways juga tengah meninjau proposal untuk membeli Boeing 737 MAX, dan kemungkinan bisa beralih ke rivalnya, Airbus A320.
Maskapai berbiaya murah asal Indonesia, Lion Air, turut dikabarkan berpotensi mengubah kesepakatan pemesanan Boeing 737 MAX senilai USD 22 miliar, dan mempertimbangkan untuk berbicara dengan Airbus.
Secara terpisah, pesanan maskapai Flyadeal senilai USD 5,9 miliar juga dikatakan "tergantung pada peninjauan lebih lanjut".
Jatuhnya Ethiopian Airlines ET 302 yang menewaskan 157 orang diketahui memiliki kemiripan dengan tragedi serupa yang menimpa Lion Air JT 610 pada Oktober lalu.
Hal itu memicu kekhawatiran bahwa fitur yang dimaksudkan untuk membuat seri 737 MAX terbang lebih aman dari seri-seri sebelumnya, justru memicu kerumitan bagi pilot.
Reporter: Siti Khotimah
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembuatan pesawat komersial C919 ini merupakan upaya China mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.
Baca SelengkapnyaPesawat dibeli dalam kondisi bekas dari perusahaan di Dublin, Irlandia.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga tiket pesawat tidak lepas dari kejadian yang menimpa Boeing
Baca SelengkapnyaBoeing dipaksa membeli kembali pesawat Alaska Airlines yang pintunya copot.
Baca SelengkapnyaSanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaTrump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaDalam 2 tahun China telah mengeluarkan Rp841,5 triliun untuk mengimpor produk agrikultur dari negara anggota ASEAN.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN jumlahnya mencapai USD13,8 miliar atau setara Rp209,11 triliun.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat sebesar USD 13,8 miliar.
Baca SelengkapnyaKebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca Selengkapnya