Buntut penyanderaan Sydney, kafe di Australia tolak warga muslim
Merdeka.com - Sebuah kafe di Negara Bagian Queensland, Australia, dikecam publik lantaran memajang tanda larangan bagi warga muslim. Peristiwa ini terjadi hanya sepekan setelah terjadi penyanderaan di Kafe Lindt, Kota Sydney, melibatkan pelaku imigran asal Iran Man Haron Monis.
Larangan terhadap warga muslim di kafe Eagle's Nest Bar and Grill itu menunjukkan fenomena Islamophobia.
Pemilik kafe di Longreach itu dilaporkan menolak meminta maaf karena memajang tulisan "Maaf, muslim tidak boleh", seperti dilansir One News, Selasa (23/12).
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang terdampak larangan? Dilansir laman TRT World, keputusan Pengadilan Tinggi Allahabad ini berdampak pada sekitar 2,7 juta siswa dan 10.000 guru di 25.000 sekolah madrasah.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk menegakkan larangan media sosial ini? Tanggung jawab sepenuhnya berada di tangan penyedia platform.
-
Apa reaksi netizen? Melihat sikap Ayu, netizen merasa iba. Banyak yang juga memuji kekuatan hatinya. 'Hebat kamu tuh,' puji seorang netizen di kolom komentar foto Ayu di Instagram. 'Udah diterpa angin kencang masih bisa ketawa dan menjawab pertanyaan wartawan dengan elegan,' lanjutnya.
-
Bagaimana reaksi netizen? Postingan ini bikin kehebohan di kalangan netizen, terutama di antara para penggemar dan rekan artis.
-
Siapa yang mendukung pemblokiran TikTok? Mayoritas orang tua di AS mendukung langkah ini sebagai upaya untuk melindungi anak-anak mereka dari pengaruh negatif serta ancaman yang ada di dunia maya.
Kata-kata larangan muslim itu tercantum di bawah tulisan "Dua ribu tahun lalu Yesus Kristus jadi berita karena mengubah air jadi anggur. Tradisi berlanjut. Kami mengubah uang jadi bir."
Ratusan orang yang melihat tanda larangan itu di jejaring sosial Facebook mengecam dan meminta tanda larangan itu diturunkan.
Pemilik kafe bernama John Hawke mengatakan tanda itu hanya dipasang selama sembilan jam dan sudah menuai banyak kecaman.
"Selama 24 jam terakhir, kafe dan rumah saya menerima lebih dari 200 dering telepon," kata dia kepada stasiun televisi ABC News.
Wali Kota Longreach Joe Owens mengatakan banyak orang tidak setuju dengan tanda larangan itu dan menyebut insiden itu sesuatu yang tidak menguntungkan.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sesaat sebelum kabur ke Sorong
Baca SelengkapnyaSalah satu pegawai melihat dan memviralkan ke media sosial.
Baca SelengkapnyaBegini tanggapan pemilik kafe di Vietnam usai dapat dukungan usir turis Israel di tokonya.
Baca SelengkapnyaSurvei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
Baca SelengkapnyaAksi mahasiswa Universitas Ibnu Chaldun (UIC) sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Baca SelengkapnyaJemaah umrah asal Aljazair dan Inggris mengaku ditangkap oleh otoritas Saudi ketika menunjukkan solidaritas dan berdoa untuk warga Gaza di Palestina.
Baca SelengkapnyaVideo sepasang anak muda melakukan tindakan asusila dalam gazebo kafe di kawasan Pantai Sigandu Kabupaten Batang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaRibuan Muslim di Swedia menggelar protes di tengah ibu kota Stockholm.
Baca SelengkapnyaKFC adalah waralaba makanan Amerika terbaru yang menjadi sasaran gerakan boikot.
Baca SelengkapnyaBerikut momen pemilik toko di Vietnam usir turis asal Israel.
Baca SelengkapnyaForum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Banda Aceh telah mengeluarkan seruan bersama untuk mengatur tata laksana ibadah selama bulan puasa Ramadan 1445 Hijriah.
Baca SelengkapnyaWarga Irak menggelar demo di kedutaan Swedia di kota Baghdad dan membakar salah satu bangunan di dalamnya.
Baca Selengkapnya