Bunuh jutaan pecandu narkoba, Duterte samakan dirinya dengan Hitler
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyamakan dirinya dengan Adolf Hitler. Duterte menyebutkan dirinya dan Hitler sama-sama membunuh jutaan orang.
"Hitler membunuh tiga juta orang Yahudi. Sekarang, ada tiga juta pecandu narkoba, dan saya senang untuk membantai mereka," katanya kepada reporter seperti dikutip dari Washington Post, Jumat (30/9).
"Kamu tahu korban saya, saya lebih senang menyebutkan semua pelaku kriminal, untuk menghabisi mereka yang menjadi masalah di negara saya dan menyelamatkan generasi selanjutnya dari hal-hal buruk," lanjut dia.
-
Kenapa Hitler bunuh diri? Setelah Jerman luluh lantak akibat perang enam tahun dan kalah telak, Hitler memutuskan bunuh diri.
-
Bagaimana Hitler bunuh diri? Hitler bunuh diri dengan menggigit kapsul sianida sembari menembak kepalanya.
-
Siapa pemimpin Partai Nazi? Adolf Hitler menjadi pemimpin Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, NSDAP) pada 29 Juli 1921, sebuah peristiwa yang menandai awal dari perubahan besar dalam politik Jerman.
-
Di mana Hitler bunuh diri? Hari berikutnya pada 30 April 1945 sore, Braun dan Hitler masuk ke ruang keluarga dan bunuh diri bersama-sama.
-
Siapa yang paling banyak memiliki korban? Korban Wahyu Kenzo mencapai 272 Orang dengan kerugian Rp 241 Miliar.
-
Siapa yang diklaim melakukan anti-Semitisme? Laporan yang diterbitkan pada Rabu waktu setempat itu menggambarkan China sebagai 'rezim yang represif,' dengan mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu.
Pernyataan Duterte ini diucapkan sebagai respon atas kritik perang narkoba yang dilakukannya di Filipina, disamakan dengan pembantaian Yahudi yang dilakukan Hitler.
Sejak Duterte menjabat sebagai presiden akhir Juni 2016, lebih dari 3.300 warga Filipina dibunuh. Sebagian dari mereka dibunuh oleh polisi saat melakukan operasi narkoba tengah malam, sementara sisanya dibunuh oleh 'ninja'.
Para korban ini terdiri dari pengedar dan pecandu narkoba.
Meski sudah dicecar berbagai kritikan mengenai pembunuhan tanpa peradilan, Duterte terus saja melakukan perang narkoba. Kritikan atas perang narkoba ini datang dari berbagai negara dan organisasi internasional, seperti Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Uni Eropa.
Duterte menjawab berbagai kritikan tersebut dengan pernyataan yang keras. Kepada Presiden AS, Barack Obama, mantan Wali Kota Davao ini pernah menyebut, Obama brengsek. Dia juga mencecar Obama dengan berbagai gambar kekerasan di Negeri Paman Sam yang juga dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM).
Sementara itu, dia juga menuding Uni Eropa membunuh para pengungsi perlahan-lahan dengan menutup pintu mereka.
"Kalian menutup pintu. Saat ini masuk musim dingin. Mereka adalah imigran yang lari dari masalah di Timur Tengah. Kalian membawa mereka ke nerakan dan kalian permasalahkan saya yang membunuh sekitar 1000, 2000 atau 3000? katanya.
Saat menyamai dirinya dengan Hitler, pria 71 tahun ini mengatakan dia akan 'menyelesaikan' masalah di negaranya dan akan 'menjaga' negaranya dari barang haram tersebut.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan narkotika lebih dahsyat dan berbahaya dari terorisme.
Baca SelengkapnyaErdogan mengecam sekaligus mengultimatum keras sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Baca SelengkapnyaJaksa penuntut mengusulkan surat penangkapan tersebut kepada hakim Mahkamah Pidana Internasional pada Senin (20/5).
Baca SelengkapnyaKejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Utara menuntut pidana mati untuk 49 terdakwa kasus narkoba sejak Januari hingga Juli 2024.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Hitler membawa perubahan radikal dalam ideologi dan struktur partai.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, dari data Badan Narkotika Nasional (BNN) ada 3,6 juta jiwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDachau awalnya merupakan kamp tahanan politik, namun akhirnya berkembang menjadi kamp kematian di mana ribuan orang Yahudi meninggal.
Baca SelengkapnyaJaksa berharap hukuman mati bisa membuat efek jera para pengedar narkoba
Baca SelengkapnyaPara hakim dinilai sudah berpengalaman, memiliki kematangan dan kearifan dalam memutuskan perkara.
Baca SelengkapnyaDia juga menginstruksikan anak buahnya untuk menembak mati pengedar narkoba sesuai mekanisme
Baca SelengkapnyaJenderal bintang dua Polri mengultimatum ke para bandar narkoba agar bertobat sebelum ditangkap.
Baca Selengkapnya