Catat Baik-Baik, Ini Daftar Janji Para Pemimpin Dunia Atasi Perubahan Iklim
Merdeka.com - Setelah dua pekan negosiasi intens, negara-negara telah mencapai kesepakatan iklim di KTT iklim PBB atau COP26 di Glasgow, Skotlandia.
Pakta Iklim Glasgow yang disepakati pada Sabtu merupakan paket iklim pertama yang secara langsung mengacu pada batubara dan bahan bakar fosil, walaupun banyak negara marah karena perubahan di detik-detik terakhir pada teks di mana seruan untuk "menghapus" batubara diganti dengan seruan untuk "menurunkan".
Namun, janji saat ini yang dibuat di COP26 sepertinya tidak akan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius yang diperlukan untuk mencegah bencana.
-
Apa itu Protokol Kyoto? Protokol Kyoto adalah perjanjian internasional yang dibuat untuk meminimalkan emisi polutan beracun, termasuk gas rumah kaca, yang mempengaruhi perubahan iklim.
-
Mengapa Protokol Kyoto dibuat? Protokol Kyoto telah diterima oleh lebih dari 190 negara termasuk Uni Eropa (UE).
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengatasi perubahan iklim? Kegiatan yang diselenggarakan MASINDO ini menjadi momentum untuk mengajak para pemangku kepentingan di sektor kesehatan, lingkungan, ekonomi, sosial dan budaya, bersama-sama masyarakat menerapkan kesadaran risiko dan aksi nyata dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas Tahun 2045.
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Kapan Protokol Kyoto diterapkan? Perjanjian ini awalnya ditandatangani oleh 55 negara dan secara praktis diterapkan pada tahun 2008.
-
Apa itu pemanasan global? Pemanasan global, atau yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai global warming, merupakan fenomena peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, lautan, dan daratan Bumi secara bertahap.
Untuk menjaga target dalam jangkauan, emisi global perlu dikurangi sebesar 45 persen dari level 2010 pada tahun 2030. Berdasarkan kesepakatan iklim Paris 2015, hampir 200 negara telah sepakat untuk membatasi pemanasan global hingga 2 derajat Celcius atau idealnya 1,5 derajat Celcius.
Berikut janji-janji yang disepakati negara peserta KTT iklim PBB, dikutip dari Al Jazeera, Senin (15/11).
Hentikan deforestasi atau penggundulan hutan
Deklarasi Pemanfaatan Hutan dan Lahan Pemimpin di Glasgow, ditandatangani lebih dari 141 negara, bertujuan untuk konservasi dan mengembalikan hutan dalam dekade mendatang, serta memfasilitasi kebijakan untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius.
Itu merupakan perjanjian utama pertama yang dikeluarkan dalam KTT, termasuk janji penggelontoran anggaran USD 19,2 miliar.
©AljazeeraDi antara negara yang menandatangani kesepakatan ini adalah Rusia dan Brasil, yang menyumbang lebih dari 30 persen total kawasan lahan dunia yang ditutupi hutan.
"Kerja aktual harus dilakukan ketika setiap orang balik dari COP," kata kepala kebijakan Rainforest Foundation Norway (Yayasan Hutan Hujan Norwegia), Anders Haug Larsen,kepada Al Jazeera.
"Apa yang menciptakan momentum lebih jauh adalah Anda punya janji finansial ini, mendukung negara-negara yang memiliki hutan hujan mencapai target mereka," lanjutnya.
"Dengan uang berjumlah besar ini muncul tanggung jawab besar bagi para penyumbang untuk memastikan dananya sampai di tangan-tangan yang tepat dan memberi insentif untuk tindakan lebih lanjut."
Negara yang absen dalam perjanjian ini yaitu India, Bolivia, dan Venezuela, yang merupakan 20 besar negara dengan persentase terbesar lahannya ditutupi hutan.
Menghapus batubara
Lebih dari 40 negara sepakat untuk menghapus penggunaan batubara untuk tenaga listrik, sementara 23 negara menandatangani Persetujuan Transisi Batubara ke Tenaga Listrik Bersih COP26, berjanji pertama kalinya untuk menghentikan pembangunan dan menerbitkan izin pembangkit listrik batubara baru.
Bank-bank besar internasional juga berjanji menghentikan pendanaan internasional pembangkit listrik tenaga batubara baru pada akhir 2021.
Namun, beberapa produsen dan pengguna batubara terbesar absen dari perjanjian ini seperti China, yang bertanggung jawab atas 54 persen konsumsi batubara global tahun lalu.
Negara lain yang absen termasuk India, AS, dan Australia, yang bersama China menyumbang hampir tiga perempat konsumsi batubara.
Menanggapi seruan untuk menghapus batubara dan subisi bahan bakar fosil pada hari terakhir KTT COP26, Menteri Iklim India, Bhupender Yadav mengatakan negaranya masih harus "berurusan dengan rencana pembangunan dan pemberantasan kemiskinan".
Perjanjian akhir akan mengizinkan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara jika mereka bisa menangkap dan menyimpan emisi karbon mereka.
Mengurangi emisi metan
Perjanjian Metan Global, yang meliputi negara-negara yang bertanggung jawab untuk hampir setengah dari semua emisi berkaitan dengan aktivitas manusia, diusulkan AS dan Uni Eropa pada September.
Tujuannya adalah mengurangi emisi metan global sampai sekurang-kurangnya 30 persen dari level 2020 di 2030. Tiga besar penghisil emisi metan yaitu China, India, dan Rusia tidak menandatangani perjanjian ini.
Metan ditetapkan sebagai gas rumah kaca terburuk dibandingkan karbon dioksida atau CO2 karena potensinya untuk menjebak panas di atmosfer.
Penelitian baru diterbitkan di Glasgow awal pekan lalu mengatakan tujuan jangka pandek yang dicapai negara-negara di COP26 akan melihat suhu global naik 2,4 derajat Celcius pada akhir tahun, jauh melebihi batas 2 derajat Celcius dari kesepakatan Paris.
Emisi nol-bersih
Tujuan utama di COP26 adalah mencapai emisi nol-bersih - keseimbangan antara gas rumah kaca yang dihasilkan dan membersihkannya dari atmosfer - target yang harus dicapai pada 2050.
Kejutan datang dari janji Perdana Menteri India Narendra Modi, yang negaranya adalah penyumbang ketiga emisi CO2 terbesar di dunia, untuk mencapai nol bersih pada 2070. Walaupun lewat dari target 2050, Itu dinilai sebagai langkah penting.
Komitmen ini termasuk janji mengamankan 50 persen energi India dari sumber daya terbarukan pada 2030.
Nigeria juga berjanji nol bersih pada 2060.
Sebuah laporan Climate Action Tracker mengatakan hanya 6 persen negara yang menjanjikan nol bersih memiliki target nol bersih nasional yang kuat dan lebih banyak pemerintah perlu meningkatkan target mereka.
Kerjasama China-AS dan perjanjian lain
AS dan China, dua negara penghasil emisi CO2 terbesar, menandatangani deklarasi bersama yang tidak diharapkan sebelumnya untuk meningkatkan kerjasama iklim dalam satu dekade ke depan.
Kesepakatan tersebut adalah mencapai pengurangan emisi metan, mengatasi deforestasi, dan mengatur soal dekarbonisasi.
China menyumbang 28 persen emisi CO2 global, dan AS menyumbang 15 persen.
Walaupun janji itu disambut baik oleh sejumlah pihak, namun langkah-langkah yang disepakati kurang konkret untuk mencapai 1,5 derajat Celcius seperti tujuan Perjanjian Paris.
Sementara itu terkait teknologi hijau, lebih dari 40 pemimpin dunia menyepakati rencana yang dipimpin Inggris untuk mempercepat teknologi bersih dan terjangkau pada 2030 termasuk kendaraan emisi nol.
Sebanyak 45 negara berjanji untuk membuat sektor perternakan lebih berkelanjutan dan berinvestasi dalam praktik pertanian hijau. Inggris menargetkan 75 persen petani mengadopsi praktik rendah karbon pada 2030.
Deklarasi Clydebank juga ditandatangani 22 negara untuk menciptakan rute pengiriman jalur laut atau maritim emisi no.
(mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menghadiri presidensi event terkait transformasi food system, KTT G-77, serta melakukan beberapa pertemuan bilateral.
Baca SelengkapnyaPimpinan BKSAP DPR memaparkan isu Pembangunan Berkelanjutan saat menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) Parliamentary Forum at The United Nation.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai pemanasan global dan cara mengatasinya yang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaPemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan razia uji emisi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaTanpa kolaborasi, investasi, riset, dan teknologi, serta pembiayaan maka permasalahan perubahan iklim tidak bisa diselesaikan begitu saja.
Baca SelengkapnyaSemangat kolaborasi yang kuat dari ISF 2024 membangkitkan harapannya dalam menanggulangi krisis iklim.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga kelestarian bumi.
Baca SelengkapnyaIndonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPada 16 September 1987, beberapa negara mengambil langkah penting guna melindungi lapisan ozon.
Baca SelengkapnyaPutu menyebut untuk level legislatif atau Parlemen se-ASEAN menekankan pada aspek episentrum ekonomi yakni kesejahteraan, masyarakat, dan planet (lingkungan).
Baca SelengkapnyaPLN siap menegaskan perannya dalam memimpin akselerasi transisi energi di Indonesia.
Baca Selengkapnya