Cerita mahasiswa Indonesia di Jerman puasa 22 jam
Merdeka.com - Bulan Ramadan sangat dinanti-nantikan umat Muslim di seluruh dunia. Berbagai persiapan dilakukan agar puasanya berkah. Noval Dias, seorang mahasiswa asal Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Jerman membagikan pengalamannya berpuasa di tengah suhu panas dan waktu panjang 22 jam.
Berbeda dengan di Indonesia, berpuasa di belahan utara bumi seperti di Eropa atau Amerika Utara menjadi tantangan sendiri dikarenakan rentang waktu puasa bisa mencapai 22 jam dalam sehari. Untuk itu masyarakat Muslim di sana harus lebih mempersiapkan fisiknya untuk menyambut Ramadan tahun ini.
Mengapa rentang waktu puasa bisa berbeda dengan Indonesia? Pada dasarnya bumi berotasi tidak selalu lurus, melainkan agak sedikit miring. Hal inilah yang menyebabkan adanya empat musim, di mana waktu siang hari lebih panjang ketika musim panas dan juga sebaliknya yaitu malam lebih panjang ketika musim salju. Namun karena kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi, maka puasa selalu maju setiap tahunnya. Kebetulan tahun ini Ramadan bertepatan dengan musim panas sehingga rentang waktu puasa lebih panjang.
-
Siapa saja yang merasakan keunikan tradisi Ramadan di Indonesia? Sejumlah mahasiswa asing yang tengah belajar di Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, mengaku menikmati momen Ramadan tahun ini.
-
Apa yang dibagikan di Ramadan? Ini menjadi tahun ke-7 bagi warga RT 002/004 Jati Padang dan para donatur menggelar bagi-bagi sayuran, bahan makanan, dan baju bekas layak pakai.
-
Bagaimana mahasiswa asing UI merasakan keunikan Ramadan di Indonesia? Beberapa di antaranya bahkan larut dalam tradisi puasa khas Indonesia seperti war takjil hingga ketagihan menyantap gorengan saat berbuka puasa.
-
Kenapa tradisi Ramadan di Indonesia membuat mahasiswa asing UI terkesan? Kebanyakan, puasa menjadi hal yang baru bagi mereka. Sehingga mereka merasa antusias karena tradisi ini tidak ditemukan di masing-masing asal negara.
-
Apa yang unik dari tradisi ramadan di Indonesia? 'Meski terbiasa melihat komunitas Muslim di Manila (Filipina), kemeriahan tradisi berpuasa lebih terasa ketika saya berada di Indonesia,' katanya, Jumat (5/4) mengutip ANTARA.
-
Apa itu Ramadhan? Ramadhan menjadi salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam.
Contohnya di Jerman, waktu subuh di sana adalah pukul 02.49 dan waktu magrib pukul 21.20. Selain rentang waktu, suhu juga menjadi salah satu tantangan tersendiri. Ketika musim panas suhu di Jerman dapat mencapai 30ºC dan kelembaban yang lebih minim dibandingkan di Indonesia.
Sedangkan di negara yang lebih utara lagi, seperti di Norwegia dan Islandia, puasa bisa lebih lama karena pada tengah malam pun matahari masih dapat terlihat. Karenanya para ulama di sana telah mengeluarkan fatwa untuk pengurangan waktu puasa dengan dua pilihan: mengikuti waktu puasa di Mekah atau waktu puasa di negara terdekat.
Namun tantangan tersebut tidaklah menjadi halangan untuk berpuasa. Masyarakat Muslim di Eropa, meskipun minoritas, sangat solid terhadap sesamanya. Terkadang di masjid-masjid mereka membuat acara buka puasa bersama secara gratis. Lalu dilanjutkan salat isya dan tarawih.
Orang non-Muslim dan masyarakat asli pun sangat menghargai bulan Ramadan ini. Bahkan dalam status Facebook pemerintah Jerman, di mana ada sekitar 4 juta umat Muslim, mengucapkan selamat berpuasa untuk umat Muslim di Jerman dan di dunia.
Lalu bagaimana mengatur waktu tidurnya? Hal itu berbeda setiap orang. Tetapi kebanyakan orang langsung tidur setelah berbuka lalu bangun kembali untuk sahur, salat isya dan tarawih kemudian tidur lagi. Ada pula yang tidur dulu sebelum berbuka lalu bangun untuk buka hingga sahur kemudian tidur lagi.
Memang puasa di Eropa lebih berat tetapi insya Allah sebanding dengan berkah yang didapatkan. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi Ramadan di Indonesia membuat mahasiswa asing UI terkesan.
Baca SelengkapnyaMomen pilot jalani puasa 19 jam viral. Kisahnya curi perhatian.
Baca SelengkapnyaIndra mengaku mendapat gaji Rp50 juta. Namun dipotong hingga dia menerima bersih Rp25 juta
Baca SelengkapnyaJika di Indonesia dan sekitarnya kita berpuasa kurang lebih 12 jam, di belahan dunia lain waktu berpuasanya juga berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku salut kepada umat muslim yang tengah menjalani ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaSetiap negara memiliki tradisi dan kebiasaan yang mungkin tampak aneh bagi orang dari budaya lain.
Baca SelengkapnyaPria ini pun kembali melakukan sujud syukur usai menginjakkan kaki di tanah Lampung sebelum melanjutkan perjalanan ke Jambi.
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa asal Indonesia membeberkan kondisi sistem pendidikan tinggi di tanah air. Dia turut membandingkan dengan sistem kampus di Jerman.
Baca SelengkapnyaSetiap tenda dilengkapi dengan kasur, bantal, hingga AC
Baca SelengkapnyaVideo yang baru diunggah kemarin ini viral dan menuai banyak komentar warganet.
Baca SelengkapnyaSetelah menyelesaikan ibadah haji, Yunus kembali memulai perjalanan pulang ke Tanah Air.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita seorang non Muslim nangis dapat makan gratis di Masjid.
Baca Selengkapnya