Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Mereka yang Terpaksa Ganti Nama Demi Hindari Diskriminasi Berbasis Agama

Cerita Mereka yang Terpaksa Ganti Nama Demi Hindari Diskriminasi Berbasis Agama Lingkungan kelas menengah di New Delhi, India. ©Romita Saluja/Al Jazeera

Merdeka.com - Munni Begum berusia 10 tahun ketika ibunya menghapus nama terakhirnya. Saat itu dia tidak paham alasannya. Dia kerap menemani ibu dan neneknya saat mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga di New Delhi, India.

Ibu dan neneknya harus menggunakan nama yang terdengar Hindu agar mereka tetap bisa bekerja. Munni akhirnya paham mengapa hal itu dilakukan ibu dan neneknya ketika dia juga bekerja sebagai PRT puluhan tahun kemudian.

"Mereka tidak akan mempekerjakan kami," ujar Munni kepada Al Jazeera.

"Mereka membenci kami orang Muslim. Beberapa dari mereka bilang di depan kami kalau kami orang yang enggak baik. Jadi, Munni itu nama yang bisa diterima masyarakat (Hindu dan Muslim)," lanjutnya, dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (8/9).

Munni mengenang ketika ibunya berangkat kerja memakai sari dan bindi, yang lekat dengan budaya Hindu.

"Dan kakak saya biasanya bekerja pada hari Idulfitri agar tidak dicurigai," ujarnya.

Bekerja sebagai PRT selama lebih dari 40 tahun, Munni mengaku mengalami diskriminasi dan cercaaan di sejumlah rumah orang Hindu dan Jain di mana dia bekerja sebagai tukang cuci dan bersih-bersih. Dia juga kerap ditolak bekerja karena identitas Muslimnya.

"Saya harus membesarkan anak-anak saya sendiri karena suami saya tidak membantu sama sekali. Sangat sulit," kata Munni.

Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) mengatakan, walaupun data statistik resmi menyebut ada 5 juta PRT di India, jumlah itu sebenarnya jauh lebih tinggi, antara 20 juta sampai 80 juta.

Laporan lainnya menyebutkan, sembilan dari 10 buruh Muslim di India menggantungkan mata pencaharian mereka dari sektor informal. Penelitian 2020 oleh Initiative for What Works to Advance Women and Girls in the Economy (IWWAGE) dan Institute of Social Studies Trust (ISST) menemukan, lebih banyak perempuan Muslim yang bekerja di sektor informal daripada perempuan dari agama lainnya di India.

Para pekerja domestik ini kerap mengalami diskriminasi berbasis kasta dan kekerasan. Para majikan mereka kerap membatasi akses para pekerja di dapur, ruang cuci, lift, dan tempat ibadah. Alat makan untuk para PRT juga dibedakan.

Namun menurut aktivis dan Sekjen Shehri Mahila Kamgar (Serikat PRT Perkotaan) New Delhi, Anita Kapoor, marginalisasi yang dihadapi PRT Muslim jauh lebih parah karena identitas agama mereka.

"Banyak pekerja yang harus menyembunyikan nama dan identitas mereka demi mendapatkan pekerjaan dan menghindari diskriminasi," jelasnya kepada Al Jazeera.

"Dan tidak hanya pekerja yang harus mengubah nama mereka tapi juga anak-anak mereka yang kerap menemani mereka bekerja, dan suami mereka yang kadang-kadang ikut bekerja sebagai sopir di rumah yang sama. Jadi seluruh keluarga mereka harus bergelut menghadapi ini," paparnya.

Anita mengatakan, banyak pekerja Muslim yang mulai menamakan anak-anak mereka dengan nama Hindu agar mereka tidak menghadapi diskriminasi sebagaimana yang mereka alami.

Kadang-kadang, lanjut Anita, para majikan itu yang mengubah nama PRT mereka dengan nama-nama konyol yang bertujuan menghina.

Putri Munni Begum, Shahana Parveen juga seorang PRT. Dia mengenang pengalaman buruknya saat masih kecil. Saat itu tidak tidak sengaja mengucap salam "Assalamu'alaikum" saat datang ke rumah tempat bibinya bekerja.

"Bibi saya tiba-tiba menegur saya dan mengatakan, 'Diam! Pakai Namaste (ucapan salam umat Hindu)," ujar perempuan 35 tahun itu sembari tertawa.

Shahana mengganti namanya menjadi Seema setelah menikah dengan pria Hindu.

"Secara pribadi saya tidak pernah menghadapi masalah seperti yang pernah dihadapi ibu dan bibi-bibi saya. Bahkan sebelum saya menikah, saya tidak pernah menyembunyikan identitas saya. (Untungnya) saya bekerja di banyak keluarga yang baik, Hindu juga Muslim."

Berhenti bekerja

Diskriminasi karena identitas ini juga dialami Shabana Raeel (28). Baru-baru ini dia terpaksa berhenti bekerja karena menerima perlakukan diskriminatif.

"Kemanapun saya pergi, mereka menanyakan identitas saya. Saya bisa memasak tapi mereka tidak memberikan saya tugas memasak karena saya seorang Muslim. Baru-baru ini saja, seseorang bilang ke saya, 'Kami tidak mempekerjakan Muslim. Dan kalangan Brahmin (kasta tertinggi dalam Hindu) bahkan tidak mengizinkan kami memasuki rumah-rumah mereka."

Madina Akhtar juga terpaksa ganti nama selama bertahun-tahun saat bekerja setelah suaminya meninggal. Tapi dia mengatakan dia tidak akan lagi menyembunyikan identitasnya.

"Saya hanya capai menyembunyikan identitas saya. Di salah satu rumah tangga, saya saat itu mau menggunakan kamar mandi. Dan mereka menyuruh saya keluar ke jalan saat tengah malam karena mereka tidak mengizinkan saya menggunakan kamar mandi mereka. Jadi apa pentingnya 'menjadi' seorang Hindu kalau Anda bahkan tidak bisa memakai kamar mandi mereka?"

Riset baru-baru ini oleh Led By Foundation yang bertujuan untuk meningkatkan representasi perempuan Muslim dalam angkatan kerja di India menyatakan perempuan Hindu lebih mendapatkan respons positif daripada perempuan

"Dari semua klien saya, hanya satu yang mempekerjakan PRT Muslim," jelas biro penyedia jasa PRT di New Delhi, Shashi Chaudhary.

"Begitu banyak anak perempuan dan anak laki-laki Muslim yang menghubungi saya meminta pekerjaan. Tapi apa yang bisa saya lakukan? Tidak ada orang yang mau mempekerjakan mereka. Saya merasa tidak bisa apa-apa. Kadang-kadang saya menangis dengan keadaan ini," lanjutnya.

Seorang warga di New Delhi, Parijat Pande mengatakan dia menolak mempekerjakan orang Muslim karena tidak ingin mereka berada di sekitar tempat ibadah di rumahnya.

"Ini tentang kesakralan tempat itu. Seseorang dari agama lain mungkin tidak tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai dengan apa yang kami percayai," ujarnya.

Seorang perempuan muda yang meminta namanya tidak disebutkan mengaku terpaksa mempekerjakan PRT yang berasal dari komunitasnya karena tekanan orang tua.

"Saya tidak punya preferensi apapun tapi orang tua dan keluarga saya sering berpandangan seperti itu terkait mempekerjakan orang dari agama atau komunitas tertentu," ujarnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Pilu Seorang Pemuda, Jenazah Sang Ibu Ditolak Warga buat Disalatkan di Masjid Gara-Gara Profesinya
Cerita Pilu Seorang Pemuda, Jenazah Sang Ibu Ditolak Warga buat Disalatkan di Masjid Gara-Gara Profesinya

Seorang pemuda menceritakan kisah almarhumah ibunya yang ditolak disholatkan di masjid karena profesinya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci
Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci

Cerita Mucikari Anak Sekolah Tobat dan Langsung Mualaf Gara-gara Dapat Mimpi Berangkat ke Tanah Suci.

Baca Selengkapnya
Dapat Hadiah Umrah dari Polisi Lamongan, Ini Kisah Gadis Mualaf Bimbingan Gus Iqdam
Dapat Hadiah Umrah dari Polisi Lamongan, Ini Kisah Gadis Mualaf Bimbingan Gus Iqdam

Gadis berjilbab merah muda ini pertama kali tertarik belajar Islam usai putus dari kekasihnya.

Baca Selengkapnya
Cita Citata Ganti Nama Panggung Pakai Nama Asli, Unggahan Terbarunya Ini Jadi Sorotan
Cita Citata Ganti Nama Panggung Pakai Nama Asli, Unggahan Terbarunya Ini Jadi Sorotan

Saat ini, Cita Citata memutuskan muncul di dunia hiburan dengan nama Cita Rahayu.

Baca Selengkapnya
Ditinggal Kabur Orangtua, Gadis Belia Menyamar Jadi Pria Bertahun-tahun Agar Bisa Jadi Kuli Bangunan Demi Nafkahi 3 Adik
Ditinggal Kabur Orangtua, Gadis Belia Menyamar Jadi Pria Bertahun-tahun Agar Bisa Jadi Kuli Bangunan Demi Nafkahi 3 Adik

Kisah pilu seorang gadis belia rela menyamar jadi pria demi bisa nafkahi 3 adiknya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Curhat Dokter Adanya Larangan Tenaga Medis Pakai Hijab, RS Medistra Minta Maaf
VIDEO: Curhat Dokter Adanya Larangan Tenaga Medis Pakai Hijab, RS Medistra Minta Maaf

Diani menyayangkan adanya persyaratan tersebut yang menjurus pada rasisme.

Baca Selengkapnya
Curhat Pilu Perempuan 11 Tahun Nikah Belum Dikaruniai Anak, Dibully Rekan Kerja Kata-Katanya Bikin Pedih
Curhat Pilu Perempuan 11 Tahun Nikah Belum Dikaruniai Anak, Dibully Rekan Kerja Kata-Katanya Bikin Pedih

Perempuan tersebut curhat di dalam sebuah kajian ustaz Hanan Attaki.

Baca Selengkapnya
Dulu Pakai Baju Ketat, Wanita Ini Ceritakan Kisah Hijrahnya Demi Tinggalkan Dosa Jariyah, Sempat Sepi Job Kini Sukses Jualan Baju Syari
Dulu Pakai Baju Ketat, Wanita Ini Ceritakan Kisah Hijrahnya Demi Tinggalkan Dosa Jariyah, Sempat Sepi Job Kini Sukses Jualan Baju Syari

Wanita bagikan kisah hijrah. Sempat mengalami kesulitan hingga kini akhirnya sukses.

Baca Selengkapnya
Komnas Perempuan: Banyak Praktek Diskriminasi soal Busana ASN hingga Mahasiswi Berujung Depresi
Komnas Perempuan: Banyak Praktek Diskriminasi soal Busana ASN hingga Mahasiswi Berujung Depresi

Komnas Perempuan mengidentifikasi masih ada sekurangnya 73 kebijakan dan berbagai praktek diskriminasi di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
Kisah Wanita Non-Muslim Tiap Hari Datang ke Masjid, Hidupnya Memprihatinkan Gara-gara Dihancurkan Mantan Suami
Kisah Wanita Non-Muslim Tiap Hari Datang ke Masjid, Hidupnya Memprihatinkan Gara-gara Dihancurkan Mantan Suami

Seorang pengurus masjid mengungkap kisah wanita non-muslim yang begitu pilu.

Baca Selengkapnya
Kisah Eks Pegawai Maskapai Pilih jadi Pendakwah di Jalanan, Ujian Hidup Anak Istri Pindah Agama
Kisah Eks Pegawai Maskapai Pilih jadi Pendakwah di Jalanan, Ujian Hidup Anak Istri Pindah Agama

Ternyata, ia pernah mengalami ujian hidup yang begitu hebat. Pria itu mengaku bahwa istri dan anaknya sampai pindah keyakinan.

Baca Selengkapnya
Perankan Wanita Berhijab, 8 Foto Nadya Arina yang Sempat Dihujat Netizen Karena di Dunia Nyata Tak Menutup Aurat
Perankan Wanita Berhijab, 8 Foto Nadya Arina yang Sempat Dihujat Netizen Karena di Dunia Nyata Tak Menutup Aurat

Namun, ketika banyak yang tahu bahwa di dunia nyata ia tak mengenakan tutup kepala, netizen pun ramai yang memberikannya hujatan.

Baca Selengkapnya