China bongkar penjualan vaksin ilegal senilai Rp 1,1 triliun
Merdeka.com - Pemerintah China berhasil membongkar penjualan vaksin ilegal yang disinyalir senilai USD 88 juta (setara Rp 1,1 triliun) di 24 provinsi. Adanya vaksin ilegal diketahui saat bocah laki-laki tewas setelah divaksin.
Tewasnya bocah tersebut berbuntut marahnya para orang tua dan meminta pemerintah untuk mengusut tuntas hal tersebut.
Dilansir dari BBC, Selasa (22/3), aparat mengatakan ratusan orang terlibat dalam kasus ini. Disebutkan pelaku membeli vaksin dalam jumlah besar dari produsen resmi.
-
Obat apa yang bisa bahaya buat anak? Sejumlah obat-obatan bisa jadi sangat berbahaya bahkan mungkin mematikan ketika dikonsumsi oleh anak atau bayi.
-
Apa dampaknya jika anak tidak divaksinasi? Tidak memberi vaksin pada anak bisa menyebabkan sejumlah dampak kesehatan yang tidak diinginkan.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Kenapa cacingan bisa bahaya buat anak? Meskipun cacingan bukan penyakit yang berbahaya, namun terjadinya hal ini pada anak tetap harus menjadi perhatian khusus bagi setiap orang tua.
-
Apa saja dampak buruknya? Akibat menonton TV terlalu dekat bagi kesehatan diketahui dapat menyebabkan mata tegang, mata kering, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
Sayangnya, pelaku tidak menyimpan vaksin dengan baik sebelum dijual ke pembeli. Akibat penyimpanan kurang baik itu lah menimbulkan kerusakan pada vaksin yang menyebabkan efek samping berbahaya bagi pasien.
"Vaksin seperti ini memiliki efek samping dan bisa menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian," kata petugas kepada kantor berita China Xinhua.
Vaksin ini dijual secara grosir dan disebutkan berguna untuk 25 jenis penyakit, di antaranya cacar air, hepatitis B, flu, polio, rabies dan meningitis. Hingga saat ini masih belum diketahui berapa banyak vaksin yang telah mencapai pasar.
Meski demikian, polisi setempat melaporkan, pelaku telah menjual vaksin ilegal tersebut selama empat tahun.
"24 Provinsi, hampir lima tahun beroperasi dan berapa banyak anak yang jadi korban? Ini merupakan kasus genocida terselubung! Kata-kata tidak dapat menggambarkan kemarahan saya," kata salah satu orangtua yang marah.
Dari hasil penyelidikan, pelaku merupakan mantan dokter bernama Pang (47) beserta anaknya yang merupakan lulusan fakultas ilmu kesehatan di Provinsi Shandong.
Kepercayaan publik mengenai sistem kesehatan dan keamanan pangan China sudah rusak oleh sejumlah skandal beberapa tahun terakhir. Terliebih pada 2008, ketika ditemukan melamin yang ditambahkan ke susu bubuk.
Akibat hal tersebut, enam bayi tewas dan 300 ribu anak jatuh sakit. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak penderita gagal ginjal akut karena cemaran obat sirup beracun sedang berjuang untuk hidup.
Baca SelengkapnyaRatusan kosmetik ilegal ini berasal dari China, Filipina, Thailand, dan Malaysia dengan nilai mencapai Rp11,4 miliar.
Baca SelengkapnyaDalam kasus camilan 'Hot Spicy Latiru' dan 'Latiao Stripes', belasan siswa keracunan.
Baca Selengkapnyakemudian indikasi kerugian di Indofarma Global Medika atas penempatan dan pencairan deposito beserta bunga senilai kurang lebih Rp35 miliar atas nama pribadi.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaAda indikasi pengeluaran dana dan pembebanan biaya tanpa dasar transaksi yang berindikasi kerugian Indofarma Global Medika sekitar Rp24 miliar.
Baca SelengkapnyaTerungkapnya kasus ini berawal dari postingan Instagram dengan akun @linggra.k.
Baca SelengkapnyaZat kimia seperti BPA ini nyatanya dapat memberikan berbagai bahaya bagi tumbuh dan kembangnya janin di dalam kandungan.
Baca SelengkapnyaPenindakan terhadap barang impor ilegal menjadi suatu keharusan. Menyusul temuan Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal mengungkap kasus senilai total Rp40 M.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui pada penyidik jika apa yang dilakukannya, yaitu memberikan obat jenis Deksametason dan Pronicy pada bayi adalah hal yang biasa dikalangan teman.
Baca SelengkapnyaPerkara ini bermula pada Oktober 2022. Saat memasuki usia 16 bulan, korban seringkali muntah. Dia berinisiatif memberikan obat.
Baca Selengkapnya