China Eksekusi Mati Pria Pembunuh Dua Murid Sekolah Dasar Pada 2018
Merdeka.com - Huang Yichuan, pria China berusia 29 tahun yang mengaku menderita skizofrenia dan membunuh dua murid sekolah dasar di Shanghai dan melukai dua lainnya pada 2018 dieksekusi mati, Kamis (3/12).
Huang menyerang tiga murid dan satu orang tua murid di depan Sekolah Dasar Bahasa Asing Shanghai pada 28 Juni 2018.
Dua murid tewas karena luka parah yang dideritanya dan seorang murid lainnya beserta orang tua mengalami luka-luka akibat serangan tersebut, demikian pengadilan tingkat banding di Shanghai sebagaimana dikutip media China, Jumat.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
Dilansir Antara, Jumat (4/12), Huang ditangkap beberapa hari kemudian dan dijatuhi hukuman mati dalam sidang pada 23 Mei 2019.
Dalam sidang kedua pada 30 Desember 2019 Huang mengajukan banding karena dia mengaku menderita skizofrenia sehingga tindakannya di luar kesadaran.
Dalam penyelidikannya memang Huang menderita skizofrenia, yang berarti tanggung jawab pidana dalam kasus tersebut tidak ada unsur direncanakan.
Namun, hukuman mati tetap dijatuhkan mengingat tindakannya yang keji dan berdampak serius pada korban.
Penyakit mentalnya tidak berdampak jelas pada kemampuannya untuk mengenali dan mengendalikan perilakunya saat melakukan kejahatan, demikian katapengadilan.
Menurut hasil penyidikan, Huang yang merupakan pekerja migran dari Provinsi Hunan itu secara sengaja melakukan tindak pidana dengan persiapan penuh karena dia ingin melakukannya setelah gagal mendapatkan pekerjaan di Shanghai pada saat itu.
Dia datang ke Shanghai pada 6 Juni 2018 dan membeli sebilah pisau dapur di pasar.
Sebelum melakukan tindak kejahatan, dia sudah mempelajari situasi di sekitar sekolah dasar berkelas internasional tersebut.
Pada 28 Juni 2018 siang, dia mendapati beberapa murid meninggalkan sekolahan dan mengikuti mereka hingga berjalan 100 meter sebelum pembunuhan dilakukan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku mengakui telah melakukan penusukan di luar sekolah kejuruan di China, dan polisi menyatakan ia tidak ragu-ragu dalam melakukannya.
Baca SelengkapnyaKasus penikaman menyasar taman kanak-kanak kembali terjadi di China pada Senin (10/7/2023). Penyerangan ini menewaskan enam orang.
Baca SelengkapnyaYN sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit usai merasakan nyeri hebat di kepala setelah penganiayaan itu dan akhirnya tewas.
Baca SelengkapnyaKepala SMK Negeri 1 Siduaori Nias Selatan, Sumut, SZ (37) dijadikan tersangka penganiayaan terhadap YN (17) yang menyebabkan siswanya itu tewas.
Baca SelengkapnyaKetujuh pelajar itu dibariskan kepala sekolah lantaran mereka membuat masalah saat magang di kantor camat.
Baca SelengkapnyaSelain mengaku anggota Basis, korban disebut sempat menantang kelompok lain di luar sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang menjalani perawatan. Korban dipukul dan ditendang pelaku.
Baca SelengkapnyaPenambakan brutal yang menewaskan tiga orang terjadi di Rotterdam, Belanda. Pelakunya merupakan seorang mahasiswa.
Baca SelengkapnyaSaat ini korban FF yang dipukul dan ditendang korban sedang menjalani perawatan.
Baca SelengkapnyaInsiden ini telah memicu kemarahan nasional di China. Presiden Xi Jinping pun berjanji memberikan hukuman berat bagi pelaku.
Baca SelengkapnyaNaas korban gagal melarikan diri karena terkena hantaman double stick.
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa berusia 32 tahun melepaskan tembakan di kampusnya hingga menewaskan dua orang.
Baca Selengkapnya