China gantikan AS jadi pemasok senjata terbesar ke Pakistan
Merdeka.com - China kini menjadi pemasok senjata terbesar ke Pakistan, Bangladesh dan Myanmar. Mulai dari senapan ringan, hingga jet tempur dan kapal perang. Demikian kajian Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Laporan yang berjudul 'Trends in International Arms Transfer, 2017' mencerminkan perubahan besar dalam situasi geopolitik Asia Selatan.
Di sisi lain, menurut laporan tersebut, penjualan senjata AS ke Pakistan justru turun sebanyak 76 persen dalam lima tahun terakhir. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia (14/3/2018).
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
-
Mengapa alat militer China penting? Awalnya teknologi ini dianggap hanya sekedar mimpi belaka. Para ilmuwan mengatakan hal ini akan menyebabkan 'perubahan besar dalam seni perang'.
-
Apa tujuan peluncuran roket Pakistan? Diperlukan pengetahuan tentang kondisi 30.000 kaki di atas area ini sebelum NASA melakukan eksplorasi.
-
Teknologi apa yang dikuasai China? China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute. Bidang itu meliputi baterai listrik, hipersonik, dan komunikasi frekuensi radio canggih seperti 5G dan 6G.
-
Siapa pemasok senjata terbesar bagi Israel? Amerika Serikat (AS) merupakan penyedia senjata terbesar bagi Israel, membantu negara tersebut membangun militer yang sangat canggih secara teknologi.
-
Dimana roket Pakistan diluncurkan? Presiden Ayub sendiri yang mencari pangkalan militer di Sonmiani, Balochistan yang bisa menjadi landasan peluncuran.
China telah menjadi pemasok senjata terbesar bagi Pakistan, negara tetangga yang menjadi musuh bebuyutan India. Pasokan senjata dari China menyumbang 35 persen persenjataannya ke Pakistan pada 2013-2017.
Menurut laporan tersebut, AS, Rusia, Jerman, Prancis dan China saat ini mengekspor 74 persen senjata di seluruh dunia, yang menjadikan negara-negara tersebut pengimpor senjata terbesar di seluruh dunia.
Laporan itu mengatakan AS pernah menjadi eksportir senjata terbesar ke Pakistan. Namun ketegangan baru-baru ini antara kedua negara telah mempengaruhi penjualan senjata secara signifikan, terutama 2013-2017, ketika terjadi penurunan pengiriman besar senjata dari AS ke Pakistan.
Hubungan antara AS dan Pakistan memburuk setelah insiden November 2011, ketika 26 tentara Pakistan tewas dalam serangan NATO di dua pos pemeriksaan militer.
Pakistan membalas dengan menutup kedua perbatasannya ke Afghanistan, sehingga konvoi pasokan NATO tidak dapat lagi melewati Pakistan.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
Baca SelengkapnyaSejumlah negara Eropa menjadi pemasok senjata Israel. Mulai kapal selam hingga jet tempur ringan.
Baca SelengkapnyaNegara yang membantu memberikan suplai peralatan militer ke Israel.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaSanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaHelikopter serang Z-10 buatan China ini dipajang dengan sederet rudal dan roket.
Baca SelengkapnyaChina biasanya melakukan uji coba tanpa pemberitahuan.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN jumlahnya mencapai USD13,8 miliar atau setara Rp209,11 triliun.
Baca Selengkapnya