China Laporkan Kasus Pertama Flu Burung H5N6 Pada Manusia
Merdeka.com - China melaporkan satu kasus infeksi flu burung jenis H5N6 pada manusia di provinsi Sichuan, seperti dilansir media pemerintah pada Kamis.
Pria berusia 55 tahun yang mengidap flu burung di Kota Bazhong itu telah dibawa ke rumah sakit.
Menurut stasiun penyiaran pemerintah CCTV, otoritas setempat telah memusnahkan kawanan unggas di sekitar rumahnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kepunahan burung? Matthews juga menekankan berbagai faktor lain yang mempercepat proses kepunahan burung, termasuk perburuan oleh manusia dan penyakit yang dibawa ke lingkungan baru.
-
Dimana burung kutilang rumah berasal? Burung kutilang rumah adalah burung berwarna coklat dengan sayap abu-abu dan paruh berbentuk kerucut. Jantan dewasa biasanya memiliki bulu merah di wajah dan dada bagian atas. Burung ini berasal dari barat Amerika Utara dan tersebar di seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
-
Dimana rumah burung hantu disebar? Wilayah-wilayah yang menjadi fokus penyebaran burung hantu demi mengendalikan hama tikus ada di beberapa titik. Pertama rumah burung hantu akan dibangun di Kecamatan Cibatu (perbatasan Subang), Kecamatan Campaka, dan Kecamatan Bungursari (perbatasan Karawang).
-
Apa hukum melihat ular di rumah? 'Ada hukum tersendiri lagi seandainya kita melihat ular di rumah,' ujar Ustadz Khalid Basalamah.'Bukan di tempat lain. Di rumah,' paparnya.
-
Siapa yang mengancam burung kuau raja? Aktivitas manusia yang merusak hutan tidak hanya menyebabkan hilangnya tempat berkembang biak burung ini, tetapi juga mengurangi ketersediaan makanan dan sumber daya yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya.
-
Dimana burung teror hidup? Phorusrhacids mendapat julukan sebagai 'burung teror' karena mereka tidak hanya pemakan daging, bukan memakan buah-buahan atau biji-bijian seperti kebanyakan burung raksasa, namun mereka juga merupakan predator puncak selama setidaknya 43 juta tahun di Amerika Selatan dimana terdapat banyak mamalia besar, seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (8/11).
Dilansir dari laman Antara mengutip Reuters, Kamis (15/7), para pakar meyakini bahwa infeksi itu merupakan kasus yang jarang terjadi dan "risiko munculnya epidemi tak terlihat sangatlah kecil", tulis media tersebut.
Sebelumnya pada awal Juni lalu China melaporkan kasus pertama virus flu burung H10N3 pada manusia. Namun China mengatakan risiko virus itu menyebar luas di antara manusia masih rendah.
Orang yang tertular virus itu adalah seorang penduduk yang tinggal di Kota Zhenjiang. Dia dirawat pada 29 April setelah menunjukkan gejala demam dan gejala lainnya, kata Badan Pusat Kesehatan Nasional China (NHC), seperti dilansir laman the Straits Times, Rabu (2/6).
Dia kemudian didiagnosa mengidap influenza H10N3 pada 28 Mei. Namun NHC tidak menjelaskan bagaimana orang itu bisa tertular virus tersebut.
"Risiko menular lebih luas sangat rendah," kata NHC seraya mengatakan orang itu kini dalam keadaan stabil dan kerabat dekatnya menuturkan tidak ada "kejanggalan". NHC menyebut H10N3 termasuk patigen level rendah dan kecil kemungkinan menyebabkan kematian atau kondisi parah pada unggas.
Pasien tersebut dilaporkan akan segera dibolehkan pulang dari rumah sakit dan kerabat dekatnya mengatakan tidak ditemukan ada kasus lain.
NHC mengatakan sebelumnya tidak pernah ada catatan manusia tertular H10N3 di dunia ini.
Varian virus flu burung ini termasuk "bukan jenis virus yang umum", kata Filip Claes, koordinator laboratorium di Pusat Kedaruratan dan Penyakit Hewan Organisasi Makanan dan Pertanian untuk Kantor Wilayah Asia dan Pasific.
Hanya ada sekitar 160 kasus virus ini yang dilaporkan dalam 40 tahun terakhir hingga 2018. Sebagian kasus menjangkiti burung liar atau unggas air di Asia dan sebagian wilayah Amerika Utara dan sejauh ini tidak ada kasus ditemukan pada ayam.
Sejumlah varian dari flu burung ditemukan pada sebagian hewan di China namun wabah yang meluas pada manusia jarang terjadi.
Epidemi terakhir yang terjadi pada manusia berlangsung pada akhir 2016 hingga 2017 ketika muncul varian flu burung H7N9.
H7N9 menulari 1.668 orang dan menewaskan 616 orang sejak 2013 menurut data Organisasi Makanan dan Pertanian PBB.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan berbahaya dan mematikan yang hidup di sekitar manusia. Cek faktanya di bawah ini!
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan hewan yang diduga penular cacar monyet.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaWHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca Selengkapnyasituasi penyakit hewan terkini mengindikasikan peningkatan jumlah ternak babi yang sakit dan mati di Kecamatan tersebut.
Baca Selengkapnya