China Laporkan Kematian Pertama karena Covid-19 Sejak Mei 2020
Merdeka.com - Tim ahli WHO tiba di Wuhan hari ini, Kamis (14/) untuk memulai penyelidikan asal usul virus corona, bertepatan saat China melaporkan kasus kematian Covid-19 pertama dalam delapan bulan.
Sebanyak 10 ilmuwan WHO ini harus dikarantina selama 14 hari penuh sebelum mulai penyelidikan.
Virus pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, China tengah pada akhir 2019 dan menyebar ke seluruh dunia dan menewaskan hampir 2 juta orang sampai saat ini serta menginfeksi 10 juta orang.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan Pertempuran Wuhan dimulai? Pertempuran Wuhan yang dikenal oleh orang Tiongkok sebagai Pertahanan Wuhan dan oleh orang Jepang sebagai Perebutan Wuhan, adalah sebuah pertempuran berskala besar dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
Televisi pemerintah, CGTN menunjukkan pesawat yang ditumpangi tim ini tiba dari Singapura dan disambut pejabat China yang memakai hazmat atau APD lengkap.
Kedatangan para ilmuwan ini terjadi saat lebih dari 20 juta orang di China berada di bawah lockdown khususnya di China utara dan satu provinsi mengumumkan keadaan darurat ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 setelah beberapa bulan sebelumnya relatif statis.
China berhasil mengendalikan pandemi dengan lockdown ketat dan tes massal. Tetapi pada Kamis, 138 kasus infeksi dilaporkan oleh Komisi Kesehatan Nasional (NHC), angka kasus harian tertinggi sejak Maret 2020.
Dilansir France 24, Kamis (14/1), terkait satu kasus kematian terbaru di Provinsi Hebei ini, otoritas kesehatan tak memberikan informasi rinci. Di provinsi ini, pemerintah juga menerapkan lockdown ketat.
Karena infeksi telah menyebar, wilayah timur laut Heilongjiang mengumumkan keadaan darurat pada Rabu, meminta 37,5 juta penduduknya tak meninggalkan provinsi tersebut kecuali ada keperluan mendesak.
Saat berita kematian ini muncul, tagar "kematian baru virus di Hebei" dengan cepat menjadi populer di Weibo, yang telah dilihat sebagai 100 juta kali.
"Saya udah lama enggak lihat kata 'kematian virus', sedikit mengejutkan! Saya harap epidemi bisa segera berakhir," tulis salah seorang pengguna Weibo.
Tak ada kasus kematian yang dilaporkan di China daratan sejak Mei tahun lalu, dengan angka kematian saat ini sebanyak 4.635.
Kedatangan Tim WHO
Ketua tim ilmuwan WHO, Peter Ben mengatakan timnya akan mulai dengan memenuhi kewajiban karantina di hotel sesuai persyaratan imigrasi China.
"Dan kemudian setelah dua minggu, kami akan berkeliling dan bertemu rekan China kami dan pergi ke berbagai tempat berbeda yang ingin kami kunjungi," jelasnya.
"Bisa jadi perjalanan yang sangat panjang sebelum kami bisa mendapatkan pemahaman menyeluruh terkait apa yang terjadi," tambahnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaMunculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyakit ini sudah merebak di Beijing dan Liaoning utara, China.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta masyarakat untuk tidak panik dengan adanya pneumonia misterius yang tengah merebak di China dan Eropa.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTemuan sementara, penyebab utama pneumonia misterius di China adalah mycoplasma.
Baca Selengkapnya