China Pasarkan Obat Covid-19 Mulai Desember
Merdeka.com - Obat anti-COVID-19 diperkirakan mulai dipasarkan di dalam negeri China pada Desember 2021.
Tim riset Henan Normal University kepada pers setempat, Rabu, menyatakan bahwa obat anti-COVID yang dikembangkannya itu sudah bisa dipasarkan di China secepatnya pada bulan depan.
Obat yang diberi nama Azvudine tersebut saat ini sedang memasuki uji klinis tahap ketiga di Rumah Sakit Kelas I Zhengzhou University, Kota Zhengzhou, Henan. Demikian dilaporkan Antara, Kamis (25/11).
-
Apa tujuan uji klinis obat ini? Uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang mengembangkan obat ini? Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu, telah mengembangkan obat sejenis ini untuk pertama kalinya setelah bekerja dalam bidang regenarasi gigi selama 20 tahun.
-
Mengapa obat ini dikembangkan? Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
-
Kapan obat ini diharapkan bisa digunakan? Jika hasilnya menunjukkan positif, maka obat ini diharapkan dapat diberikan izin diproduksi, dan dapat digunakan untuk para orang dewasa yang kehilangan gigi, pada tahun 2030 mendatang.
-
Di mana obat buatan luar angkasa tersebut diproduksi? Proses produksi obat ini dilakukan di satelit W-Series 1 yang terpasang pada Rocket Lab's orbital Photon platform setelah diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9 pada bulan Juni di tahun yang sama.
Uji klinis tahap ketiga obat itu juga sedang dilakukan di Brazil dan Rusia.
Azvudine merupakan obat anti-HIV yang dikategorikan sebagai antiretroviral (reverse transcriptase inhibitor).
Terkait dengan virus corona baru, obat tersebut menunjukkan reaksi antivirus yang efektif, tulis laman berita The Paper.
Pil Azvudine anti-HIV yang dikembangkan oleh para peneliti di Henan Normal University itu telah mengantongi izin edar di pasar domestik pada Juli lalu.
Sejauh ini China telah mengambil tiga metode pengembangan obat anti-COVID-19, yakni mencegah virus masuk melalui sel tubuh manusia, menghambat replikasi virus, dan menyesuaikan sistem kekebalan tubuh manusia.
Ketiga metode itu masing-masing memiliki keunggulan strategis dalam mengatasi COVID-19, demikian Global Times.
VV116, kandidat obat anti-COVID-19 yang dikembangkan Shanghai Institute of Materia Medica dan Wuhan Institute of Virology, sedang memasuki tahap evaluasi klinis.
Kombinasi antibodi monoklonal yang dikembangkan Tsinghua University, Rumah Sakit Kelas III Shenzhen, Brii Biosciences (perusahaan China-AS), juga diperkirakan mendapatkan izin edar pada bulan depan.
Obat terapi tersebut kemungkinan juga akan menjadi obat pertama yang mendapatkan izin edar darurat di negara maju, seperti AS.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaTerobosan Baru Dunia Medis, Obat China Ampuh Sembuhkan Kanker Paru-Paru
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaUji klinis pertama di dunia akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaUU Kesehatan diyakini bakal mendorong investasi dan pengembangan obat termasuk untuk hepatitis.
Baca Selengkapnya