China Salip Amerika Jadi Kekuatan Militer Utama di Asia
Merdeka.com - Sebuah laporan penelitian dari Pusat Studi Amerika Serikat di Universitas Sydney, Australia, menyatakan Amerika bukan lagi sebagai kekuatan utama di Asia dan China dengan pesat meningkatkan kemampuan rudalnya hingga bisa melumat seluruh pangkalan militer AS di Asia dalam hitungan jam.
Dilansir dari laman CNN, Selasa (20/8), laporan itu juga mengatakan strategi pertahanan AS di wilayah Indo-Pasifik kini dalam keadaan krisis dan harus berjuang untuk membela sekutu-sekutunya dari China.
Laporan dari Australia itu juga menyoroti di mana saja kekuatan militer China mengalami lompatan kemajuan jika dibandingkan AS dan sekutunya di Asia. Dengan kondisi itu berarti sekutu AS seperti Australia, Jepang dan yang lainnya harus mengerahkan dan menyiagakan kembali pasukan mereka di Asia dan mempertimbangkan untuk meningkatkan kerja sama dengan AS buat memastikan terjaminnya keamanan.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Kenapa AS khawatir dengan dominasi teknologi China? “Penelitian kami mengungkapkan bahwa China telah membangun fondasi untuk memposisikan dirinya sebagai negara adidaya sains dan teknologi terdepan di dunia.
-
Apa yang dikhawatirkan AS tentang stasiun luar angkasa China? NASA berisiko menyerahkan lahan penelitian luar angkasa kepada Tiongkok jika tidak ada pengganti yang siap untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional, kata anggota parlemen dalam sidang pada Rabu, (14/2).
-
Kenapa rudal China ini dianggap penting? Rudal ini memiliki jangkauan akurasi tinggi antara 3 hingga 4 kilometer dan telah menjadi komponen kunci persenjataan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok sejak akhir tahun 1980an.
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
-
Mengapa China ingin lepas dari ketergantungan AI dari AS? Tiongkok tak ingin punya ketergantungan dengan teknologi AI besutan AS. Kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) yang pesat telah membuat negara-negara turut menggunakannya dalam upaya meraih kekuasaan internasional.
"China mengerahkan rudal-rudal presisi dan sistem pertahanan untuk melampaui keunggulan militer AS. Rudal-rudal ini, kata laporan itu, berjumlah ribuan.
"Hampir semua pangkalan militer AS di Pasifik Barat dan juga sekutu-sekutu penting AS di kawasan itu bisa dimusnahkan dengan serangan presisi hanya dalam hitungan jam jika terjadi konflik," kata laporan tersebut.
Kebijakan Militer China adalah Bertahan
Kementerian Luar Negeri China kemarin mengatakan mereka belum membaca laporan itu tapi juru bicara Geng Shuang menekankan, kebijakan militer China adalah 'bertahan'.
"China dengan teguh memegang prinsip perdamaian dan kebijakan nasional kami sifatnya bertahan," kata Shuang.
CNN sudah berusaha menghubungi Pentagon untuk meminta tanggapan soal ini namun belum ada balasan hingga berita ini ditayangkan.
Dalam laporan Australia itu diungkapkan militer China mempunyai 1.500 rudal balistik jarak pendek dan 450 rudal jarak menengah serta ratusan rudal jarak jauh.
Tak hanya rudal DF-21D China juga bisa menghancurkan kapal induk AS dari jarak 1.500 kilometer.
Tidak Mengejutkan
Laporan dari Australia ini seharusnya tidak begitu mengejutkan bagi Pentagon. Pada November 2018 laporan dari Komisi Strategi Pertahanan Nasional kepada Kongres AS mengatakan 'militer AS bisa menderita kerugian besar' dan 'harus berjuang keras atau mungkin kalah jika berperang dengan China atau Rusia.'
Enam bulan kemudian laporan tahunan dari Departemen PErtahanan AS tentang militer China mengatakan Beijing kini tengah berpacu membangun militer kelas dunia dan menjadi kekuatan utama di wilayah Indo-Pasifik.
Menurut laporan Pentagon itu, rudal-rudal balistik China berdaya jelajah menengah dan pendek yang berjumlah sedikitnya 2000 itu bisa menghantam target di daratan dan lautan.
Laporan dari Australia itu mempertanyakan kemampuan AS untuk mengejar kemajuan China dan memperingatkan Washington bahwa mereka sedang menghadapi krisis strategi.
Menurut laporan itu Canberra dan sekutu AS lainnya seperti Jepang harus mengejar ketertinggalan untuk mengisi kekuatan di wilayah yang ditinggalkan AS.
"Washington butuh dukungan besar dari sekutunya di kawasan untuk membendung kekuatan China," kata laporan itu.
Laporan itu juga menyebut Australia bisa meningkatkan produksi kapal selamnya yang cocok untuk beroperasi di kawasan dekat garis pantai seperti di Laut China Selatan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
China Salip AS, Jadi Negara dengan Kekuatan Diplomatik Nomor 1 di Dunia
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaPrediksi tersebut berkaca terus membaiknya laju perekonomian China selama lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaAS Makin Dibayang-bayangi Kecanggihan Teknologi China yang Dianggap Bisa Mendominasi
Baca SelengkapnyaAksi Manila ini sering memicu konflik terbuka dengan penjaga pantai China.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaThe Economist sendiri menunjukkan bahwa harga barang atau jasa di Amerika yang jika dikonversi menjadi USD100, maka di China nilai tersebut hanya USD60 saja.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca SelengkapnyaKawasan Asia Pasifik masih menjadi kawasan kedua yang paling damai di dunia.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar negara-negara yang dianggap kuat terhadap serangan siber.
Baca SelengkapnyaResponden mengharapkan bentuk kerja sama dengan negara Asean sebanyak 47,0 persen untuk membuat aliansi Pertahanan.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca Selengkapnya