China Sebut Laporan Intelijen Amerika Terkait Asal Usul Covid Tak Dapat Dipercaya
Merdeka.com - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin menyampaikan dalam sebuah pernyataan pada Minggu, laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan yang menyatakan masuk akal pandemi Covid-19 berasal dari laboratorium itu tidak ilmiah dan tidak dapat dipercaya atau tidak kredibel.
Pemaparan intelijen AS yang diperbarui, diterbitkan pada Sabtu, mengatakan asal usul alamiah dan kebocoran laboratorium merupakan hipotesis yang masuk akal untuk menjelaskan bagaimana SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, pertama kali menginfeksi manusia, tapi kebenarannya mungkin tidak akan pernah diketahui.
“Sebuah kebohongan yang diulang ribuan kali tetaplah sebuah kebohongan,” kata Wang menanggapi laporan tersebut dalam pernyataannya yang diunggah di situs web Kementerian Luar Negeri China, seperti dilansir Reuters, Senin (1/11).
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kenapa muncul wabah misterius ini? Para pejabat China dengan cepat memberikan penjelasan, menekankan masyarakat tidak perlu panik. Para pejabat mengaitkan peningkatan kasus penyakit mirip pneumonia ini dengan kombinasi patogen umum selama musim dingin pertama tanpa pembatasan Covid-19 yang ketat.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Bagaimana penyakit misterius ini menyebar? 'Tidak jelas kapan wabah ini dimulai karena akan tidak biasa bagi begitu banyak anak untuk terpengaruh begitu cepat,' Dan Silver, seorang pelapor ProMED.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Di mana para ilmuwan menemukan virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Wang menambahkan, lembaga intelijen AS “memiliki reputasi kecurangan dan penipuan.”
“Penelusuran asal usul virus corona baru adalah isu serius dan kompleks yang harus dan bisa diteliti hanya melalui kerjasama ilmuwan global,” jelasnya.
China secara konsisten membantah tuduhan virus bocor dari lab spesialis di kota Wuhan, di mana Covid-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019.
Wang juga kembali menyerukan seruan China kepada AS untuk membuka lab mereka di Fort Detrick untuk pakar internasional.
Penelitian gabungan China dan WHO yang diterbitkan tahun ini mengesampingkan teori Covid berasal dari sebuah lab, mengatakan hipotesis yang paling mungkin bahwa virus menginfeksi manusia secara alamiah, kemungkinan melalui perdagangan hewan liar.
Para pengkritik mengatakan penelitian itu gagal menyelidiki lab Wuhan dan tidak menguji data mentah yang diperlukan untuk memahami rute penularan awal virus.
Bulan lalu, WHO membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal Usul Pandemi (SAGO) yang baru dan meminta China menyediakan data mentah untuk membantu penyelidikan baru. China menolak, mengacu pada aturan privasi pasien.
Dalam sebuah surat terbuka kepada Dirjen WHO pekan lalu, sekelompok ilmuwan mengkritik lembaga PBB tersebut, mengatakan walaupun mereka menyambut penyelidikan baru terkait asal usul Covid, komposisi panel SAGO yang diusulkan tidak memiliki kemampuan dan ketidakberpihakan yang diperlukan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca SelengkapnyaKonspirasi mengacu pada kesepakatan rahasia di antara individu untuk terlibat dalam kegiatan ilegal atau merugikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Baca SelengkapnyaPenemuan jejak kaki raksasa ini menghebohkan warga desa Pingyan, provinsi Guizhou, China.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaAI ini disebut menggunakan teknologi dari Google. Sehingga diklaim informasinya tidak bias.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaLaporan setebal 60 halaman itu menjelaskan secara rinci sejarah penelitian pemerintah
Baca Selengkapnya