China Tangkap 80 Orang karena Jual Vaksin Covid-19 Palsu
Merdeka.com - China tengah menangani kejahatan pembuatan vaksin Covid-19 palsu yang telah berlangsung sejak September 2020, seperti diberitakan media pemerintah, Xinhua.
Departemen Kepolisian di Jiangsu, Beijing, dan Shandong telah menangkap lebih dari 80 orang yang terlibat dalam produksi lebih dari 3.000 dosis vaksin Covid palsu.
Dikutip dari CNN, Selasa (2/2), dalam laporannya Xinhua menyampaikan Kementerian Keamanan Masyarakat China sedang menyelidiki kejahatan berkaitan dengan produksi dan penjualan vaksin palsu tersebut, termasuk praktik ilegal obat-obatan dan penipuan berkedok vaksin.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Siapa yang tertangkap terkait penipuan ini? Ada tiga WNA diduga melakukan pungutan liar berkedok sumbangan agama.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
Polisi menemukan sejak September 2020, mereka yang terlibat dalam kejahatan ini meraup untung besar "dengan memasukkan larutan garam ke dalam injektor untuk mengolah dan membuat vaksin virus corona palsu dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi".
China telah memvaksinasi warganya dengan suntikan vaksin dari dua perusahaan farmasi, Sinovac dan Sinopharm. Vaksin dari dua perusahaan ini juga dipakai di berbagai negara termasuk Indonesia dan Turki.
Kedua perusahaan sebelumnya menyampaikan vaksin mereka memiliki efektivitas lebih dari 78 persen, tapi uji coba tahap terakhir vaksin Sinovac di Brasil dilaporkan memiliki efektivitas hanya 50,38 persen.
Para ilmuwan meminta Sinovac untuk merilis lebih banyak data.
Sinopharm, perusahaan milik negara yang vaksinnya pertama kali disetujui di China, mengatakan produknya efektif 79,34 perseb dalam uji coba.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akun WA itu terhubung dengan nomor ponsel yang sudah teregister atas nama orang lain.
Baca SelengkapnyaMereka mampu menggaet pelaku melalui aplikasi dating Tinder, Bumble, Okcupid, Tantan dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaMukti enggan mengungkap total keuntungan yang didapat pelaku dari menjual obat perangsang tersebut.
Baca SelengkapnyaTersangka belajar cara pembuatan narkoba sintetis secara otodidak dari artikel-artikel di internet
Baca SelengkapnyaPil ekstasi sebanyak 7.800 diamankan sebagai barang bukti kejahatan
Baca SelengkapnyaPolisi menyita barang bukti sebanyak 995 lembar dolar USD dan 45 lembar mata uang Rupiah pecahan Rp100 ribu dari tangan pelaku.
Baca SelengkapnyaDua Pelaku Pemalsuan Dokumen di Jaksel Ditangkap, Sudah Layani 500 Pesanan dengan Omzet Fantastis
Baca SelengkapnyaPolda Riau membongkar produsen pil ekstasi palsu berbahan obat flu Procold di Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaDari komunikasi di media sosial, biasanya pelaku akan mengirimkan barang haram ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku diberi upah 15 juta per bulan oleh pelaku
Baca SelengkapnyaOtaki Penipuan Online dengan Korban 800 Orang, WN China Ditangkap Bareskrim
Baca Selengkapnya