CIA dan FBI Diminta Selidiki Google Soal Dugaan Disusupi Intelijen China
Merdeka.com - Salah satu petinggi di Silicon Valley, Peter Thiel meyakini Google membantu militer China dan kemungkinan dapat diserang agen-agen Beijing. Menurut Thiel, FBI dan CIA sekarang harus mengawasi perusahaan mesin pencari informasi raksasa itu.
Thiel melancarkan serangannya terhadap perusahaan teknologi itu saat berbicara di Konferensi Konservatisme Nasional, acara tertutup yang fokus soal nasionalisme era Trump, tulis Axios, dilansir dari laman Russia Today, Selasa (16/7).
Investor miliarder itu mengatakan telah memberi tahu audiensi tentang tiga pertanyaan yang ingin ia tanyakan kepada Google. Pertama, Thiel ingin tahu berapa banyak agen intelijen asing telah menyusup ke Proyek Manhattan untuk proyek kecerdasan buatan.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Siapa yang mendirikan perusahaan Twitter? Twitter merupakan platform micro-blog yang didirikan oleh Jack dorsey pada tahun 2006.
-
Siapa yang dituduh sebagai hacker oleh China? Kementerian Keamanan Nasional China menuduh kelompok hacker yang diduga didukung oleh militer Taiwan, yaitu Anonymous 64, melakukan serangan siber dengan tujuan sabotase antipropaganda terhadap sejumlah target di China.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana Google dibentuk? Mereka, yang merupakan mahasiswa pascasarjana di Stanford University, menciptakan mesin pencari inovatif ini pada tahun 1998.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
Dia juga mempertanyakan apakah manajemen senior Google menyadari telah disusupi sepenuhnya oleh agen China.
Thiel adalah salah satu pendukung vokal Donald Trump di Silicon Valley, menginginkan agar Google dapat menjelaskan kenapa memilih untuk mengeluarkan keputusan yang dinilainya berkhianat untuk membantu militer China, bukan AS.
Sekarang, FBI dan CIA harus menyelidiki Google dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut secara tegas.
Thiel yang merupakan salah satu pendiri PayPal dan membantu keuangan Facebook pada masa awal, bukan satu-satunya tokoh yang menyuarakan kecurigaan terhadap dugaan keterlibatan Google dalam teknologi tinggi militer China. Pada Maret lalu, Jenderal Joseph Dunford, Kepala Staf Gabungan, menuduh militer Beijing mendapat manfaat tidak langsung dari Google.
Presiden Trump juga merespons dengan nada marah melalui Twitter. "Google membantu China dan militer mereka, tetapi bukan AS. Sangat buruk!"
Saat itu Google dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa pihaknya tidak menjalin kerjasama dengan militer China. Dalam bantahannya, Google menyatakan bekerja sama dengan pemerintah AS, termasuk Departemen Pertahanan, di berbagai bidang termasuk keamanan dunia maya, perekrutan dan perawatan kesehatan.
Google juga menyampaikan pihaknya memilih untuk tidak melanjutkan kerjasama kontrak proyek kecerdasan buatan (AI) yang disebut Project Maven karena banyaknya karyawan menentang jika teknologi yang mereka ciptakan berpotensi digunakan dalam peperangan. Secara terpisah, Google memutuskan untuk tidak bersaing dengan proyek komputasi awan JEDI Pentagon, dengan alasan etis.
Komentar Thiel muncul saat Donald Trump melanjutkan perang dagangnya dengan China. Pada Mei, dilaporkan bahwa Google memutuskan hubungan dengan raksasa teknologi China, Huawei, setelah Huawei masuk daftar hitam AS atas tuduhan menjadi alat mata-mata untuk Beijing. China dan Huawei berulang kali membantah klaim tersebut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaShou lahir dan besar di Singapura. Dia bahkan sempat menjalani masa paling melelahkan di Kalimantan saat mengikuti wajib militer.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan bahwa China adalah pelaku serangan siber di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPerusahaan e-commerce Temu juga beroperasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaTersangka SZ terlibat dalam kasus penipuan online berkedok like dan subscribe pada konten tertentu.
Baca SelengkapnyaGoogle merayakan 20 tahun sejak IPO yang berhasil mengubahnya menjadi raksasa teknologi dengan kapitalisasi pasar USD2 triliun.
Baca SelengkapnyaSanksi yang diberikan kepada perusahaan maupun individu asal Amerika Serikat (AS) susah sesuai dengan aturan.
Baca SelengkapnyaAset yang disita diduga hasil tindak pidana penipuan sindikat yang beroperasi dari Dubai.
Baca SelengkapnyaForbes meyakini jika Changpeng memiliki aset lainnya yang bernilai miliaran dolar.
Baca SelengkapnyaPenjualan Adidas di China tumbuh sebesar 8 persen pada kuartal pertama.
Baca Selengkapnya