Ciutnya Amerika di Hadapan Saudi Dalam Kasus Pembunuhan Khashoggi
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin mengumumkan dia tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Arab Saudi dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Trump sempat mengecam pembunuhan brutal terhadap kolumnis harian the Washington Post di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu itu. Namun dia menentang seruan dari banyak kalangan, termasuk Kongres dan anggota dari partainya sendiri (Republik) untuk menjatuhkan sanksi lebih keras terhadap Saudi. Trump juga mengabaikan laporan dari intelijen AS (CIA) yang menyimpulkan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman sebagai orang yang setidaknya terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
"Memang benar, sang putra mahkota bisa jadi mengetahui soal kejadian tragis ini. Malah mungkin dia yang melakukan atau mungkin bukan dia," kata Trump beberapa waktu lalu.
-
Apa yang terjadi di Arab Saudi? Baru-baru ini dunia dihebohkan dengan fenomena salju yang turun di tengah padang pasir di wilayah Al-Jaws di Arab Saudi.
-
Kenapa Arab Saudi diam soal Gaza? Arab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina, yang dijajah oleh zionis Israel. Bungkamnya negara ini beberapa negara arab juga tak memberikan respons keras atas tindakan bengis Israel.Bungkamnya Arab Saudi tidak lepas dari hubungan mereka terhadap negara zionis tersebut yang bersekongkol untuk mengalahkan Hamas, kelompok perlawanan Palestina.
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kenapa Arab Saudi melakukan embargo minyak? Ini adalah balasan bagi AS yang selama perang Yom Kippur terus menerus mengirimkan senjata ke Israel untuk melawan negara-negara Arab.
-
Siapa yang memimpin Arab Saudi saat embargo minyak terjadi? Embargo minyak dilakukan oleh Pemimpin Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdulaziz Al Saud pada negara-negara pendukung Israel.
Dilansir dari laman US News, Selasa (20/11), pernyataan Trump kemarin yang menyebut AS tetap bersekutu dengan Saudi semakin mempertegas bahwa kebijakan luar negeri Trump lebih mendahulukan kepentingan ekonomi dan hubungan baik dengan Saudi ketimbang menjatuhkan sanksi.
trump memperlihatkan penjualan senjata as ke saudi di hadapan pangeran bin salman ©REUTERS/Jonathan Ernst
AS sebelumnya sudah menjatuhkan sanksi terhadap 17 pejabat Saudi yang diduga kuat terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. Namun Kongres AS juga meminta pemerintah AS memperkuat sanksi itu, termasuk membatalkan penjualan senjata kepada Saudi.
Trump menyatakan pembatalan kontrak penjualan senjata bernilai miliaran dolar itu sama saja dengan tindakan bodoh yang bisa menguntungkan posisi Rusia dan China sebagai pemasok senjata besar di dunia. Sejumlah kalangan menyebut Trump mengabaikan isu hak asasi manusia demi alasan ekonomi.
Ketika ditanya wartawan apakah dia menganggap hak asasi terlalu mahal untuk diperjuangkan, dia menjawab, "Tidak, saya sama sekali tidak bermaksud begitu." Tapi kemudian Trump mengubah pembicaraan dengan menyebut Iran sebagai negara teroris.
"Amerika perlu keberimbangan dalam menghadapi Iran, dan Israel juga butuh bantuan," kata Trump. "Kalau kita abaikan Saudi itu akan menjadi kesalahan buruk."
Senator Republik dari Negara Bagian Kentucky, Rand Paul, menyebut pemerintahan Trump seolah menutup mata atas kejadian sebenarnya dengan membandingkan Iran dan Saudi.
"Itu tandanya lemah jika tidak tegas kepada Arab Saudi. Terkadang ketika ada dua setan, mungkin sebaiknya kita tidak mendukung keduanya," kata Paul dalam sebuah wawancara.
Senator Republik dari Negara Bagian Saouth Carolina, Lindsey Graham, juga senada dengan Paul. Dia tidak setuju dengan pernyataan Trump. Menurut dia Amerika jangan sampai kehilangan moral di panggung internasional.
"Ini bukan kepentingan keamanan nasional kita jika mengabaikan brutalnya pembunuhan Jamal Khashoggi," kata Graham.
Trump mengatakan kepada wartawan di South Lawn, harga minyak dunia akan meroket jika AS bermusuhan dengan Saudi dan dia tidak ingin menghancurkan ekonomi dunia dengan bertindak nekat terhadap Saudi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arab Saudi sebelumnya dilaporkan bakal menjalin normalisasi dengan Israel, difasilitasi Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaPengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca SelengkapnyaIsu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.
Baca SelengkapnyaAS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menghukum mati seorang kritikus pemerintah yang mengungkap dugaan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.
Baca SelengkapnyaSaudi Tegaskan, "Tidak Ada Normalisasi dengan Israel Tanpa Kemerdekaan Palestina dan Agresi di Gaza Dihentikan"
Baca Selengkapnya