Covid-19 Kian Merebak di Antara Para Pendaki Gunung Everest
Merdeka.com - Wabah Covid-19 di Nepal kini sudah menyebar ke daerah Pegunungan Himalaya setelah sejumlah pendaki Gunung Everest dites positif. Nepal menjadi negara yang paling cepat penyebaran virus corona dibanding negara lain di dunia. Para pendaki yang dites positif kini sudah dievakuasi dari base camp dan sejumlah puncak gunung lainnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah pendaki diterbangkan turun dari Base Camp Gunung Everest setelah memperlihatkan gejala Covid-19 dan kemudian dites positif setelah tiba di Kathmandu. Kemarin media Nepal melaporkan ada 14 pendaki termasuk empat pendaki asing dan pemandu Sherpa, yang diangkut dari Gunung Dhaulagiri, puncak Everest yang lain, menuju Kathmandi untuk dirawat karena sudah tertular.
Laman the New York Times melaporkan, Kamis (6/5), kasus positif ini kian mmembuat para pendaki khawatir tentang keselamatan mereka dan para pemandu karena dokter mengatakan kondisi para pendaki sudah rentan terhadap penyakit, rendahnya kadar oksigen, dan imunitas yang melemah. Ratusan pendaki dan Sherpa kini mengisolasi diri di tenda dalam kondisi cuaca buruk di tengah upaya mendaki ke puncak 29.000 kaki.
-
Siapa pendaki gunung yang tewas di Everest? Pada Juni 1924, sebuah tim ekspedisi melakukan pendakian Gunung Everest. Di tanggal 8 Juni, pendaki gunung asal Inggris bernama George L Mallory dan seorang mahasiswa teknik bernama Andrew 'Sandy' Irvine berangkat meninggalkan tim ekspedisi mereka untuk mecapai puncak. Sayangnya, mereka tidak pernah terlihat lagi dalam keadaan hidup.
-
Dimana pendaki ditemukan? 'Korban yang hilang ini kita tidak tahu masuk kelompok mana dia. Pencarian juga kita mempertimbangkan cuaca, jangan sampai nanti korban bertambah,' sebutnya.
-
Bagaimana pendaki mencapai puncak? Ada beberapa jalur yang dapat ditempuh untuk mendaki Gunung Salak. Puncak yang umumnya menjadi tujuan pendaki adalah Salak I. Alternatif jalur lainnya termasuk melalui 'jalan belakang' melalui Cidahu, Sukabumi, atau dari Kawah Ratu, yang berdekatan dengan Gunung Bunder.
-
Bagaimana pendaki turun dari Gunung Dempo saat erupsi? Dalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan diri turun ke bawah dan selamat hingga ke kaki gunung.
-
Apa yang terjadi pada pendaki di Amerika Serikat? Seorang pendaki dari California, Amerika Serikat, berhasil selamat setelah terjebak di pegunungan selama sepuluh hari.
-
Di mana letak Gunung Everest? Gunung Everest berdiri di perbatasan antara China dan Nepal, dan bagian utaranya berada di sisi China.
Sementara itu pemerintah Nepal yang sangat mendalkan industri pendakian yang tahun lalu ditutup, masih terus menyangkal telah terjadi wabah Covid-19 di base camp Everest dan mereka tidak merilis informasi tentang berapa jumlah pendaki yang sudah dievakuasi. Pemerintah Nepal sudah mengeluarkan 408 izin untuk pendakian gunung tertinggi di muka bumi itu. Angka itu adalah yang terbanyak dari sejak pencatatan pertama kali pendakian Gunung Everest pada 1953. Nepal meraup jutaan dolar dari royalti pendakian Gunung Everest.
"Saya hanya mendengar ada beberapa kasus pneumonia," kata Mira Acharya, pejabat Departemen Pariwisata Nepal. "Tidak ada kasus corona."
Kasus penularan meledak di Nepal dari yang tadinya hanya kurang dari 100 kasus per hari pada awal Maret menjadi lebih dari 7.500 pada Kamis, angka tertinggi di negara itu sejak pandemi terjadi. Lonjakan kasus juga terjadi di negara tentangga Nepal, India.
"Jika ekspedisi (pendakian) tidak diatur tahun ini maka itu akan menjadi pukulan berat bagi sektor pendakian," kata Geljie Sherpa, seorang pemandu pendakian. Dia mengaku sudah berencana akan melakukan pendakian namun mengubah pikirannya setelah mendengar kasus virus corona.
Erlend Ness, pendaki Norwegia, mengatakan dia sakit di base camp Everest bulan lalu dan dievakuasi dengan helikopter dan ambulans ke sebuah rumah sakit di Kathmandu.
"Saya dites positif di rumah sakit di hari yang sama saya tiba di Kathmandu setelah turun gunung," kata Ness melalui sambungan telepon dari Oslo setelah dokter mengatakan dia tidak bisa kembali ke Nepal tahun ini.
Pekan lalu Pawel Michalski, pendaki dari Polandia, menulis di Facebook, lebih dari 30 pendaki yang kesulitan bernapas sudah diangkut helikopter ke Kathmandu dan kemudian mereka diketahui positif Covid-19.
Kementerian Kesehatan Nepal pekan lalu mengingatkan rumah sakit sudah penuh namun otoritas mengatakan mereka tidak akan membatalkan ekspedisi.
Rudra Singh Tamang, direktur jenderal departemen pariwisata, mengatakan sekelompok sherpa elit pekan ini sudah selesai memasang tali untuk membantu para pendaki mencapai puncak Everest.
"Ekspedisi tidak akan dibatalkan," kata Tamang yang sudah positif corona dan kini menjalani isolasi mandiri. "Everest adalah kawasan yang terpencil, jadi tidak ada risiko virus corona."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar limbah kotoran ini tidak terurai sepenuhnya dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaTidak kurang dari 47 pendaki terdampak erupsi Gunung Marapi, Minggu (3/12).
Baca SelengkapnyaPria ini mendaki Everest hampir setiap tahun karena berkaitan dengan pekerjaannya.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 bisa meluas jika masyarakat tidak mengindahkan pola hidup sehat dan menjaga jarak
Baca SelengkapnyaBalai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyarankan pendaki harus berhati-hati
Baca SelengkapnyaKantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai mengantisipasi lonjakan Covid-19 dan temuan mycoplasma pneumonia di luar negeri.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca Selengkapnya