Daftar Negara dengan Anggaran Militer Terbesar di Dunia, Cetak Rekor di Saat Pandemi
Merdeka.com - Terlepas dari melemahnya perekonomian karena pandemi Covid-19, negara-negara di dunia terus meningkatkan persenjataan mereka. Anggaran militer global mengalami kenaikan lagi di 2021. Kenaikan ini mencatat rekor terbaru ketika Rusia terus meningkatkan kemampuan militernya menjelang invasinya ke Ukraina.
Demikian hasil temuan para peneliti yang dirilis Senin. Para peneliti juga memprediksi tren ini akan berlanjut di Eropa.
Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute (Sipri), anggaran militer global naik 0,7 persen tahun lalu.
-
Kenapa anggaran riset negara di dunia meningkat? Jumlah ini merupakan peningkatan 5,43 persen dari sebelumnya, di mana pada tahun 2021 biaya yang dikeluarkan untuk keperluan riset hanya sebesar 2,348 triliun USD.
-
Kenapa negara butuh senjata paling mematikan? Kepemilikan senjata ini diharapkan mampu menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
-
Mengapa alat militer China penting? Awalnya teknologi ini dianggap hanya sekedar mimpi belaka. Para ilmuwan mengatakan hal ini akan menyebabkan 'perubahan besar dalam seni perang'.
-
Apa yang termasuk dalam teknologi militer? IPTEK dalam bidang militer berupa peralatan senjata dan transportasi yang dapat membantu keperluan fungsi kemiliteran suatu negara.
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
"Di 2021, pengeluaran militer naik untuk ketujuh kalinya berturut-turut mencapai USD 2,1 triliun. Itu angka tertinggi yang pernah ada," jelas peneliti senior Sipri, Diego Lopes da Silva kepada AFP.
Pengeluaran Rusia naik 2,9 persen menjadi USD 65,9 miliar. Ini merupakan kenaikan tahun ketiga berturut-turut.
Lopes da Silva mengatakan, anggaran pertahanan Rusia mencakup 4,1 persen dari PDB.
"Jauh lebih tinggi dari rata-rata dunia," cetusnya, dikutip dari AFP, Senin (25/4).
Pendapatan minyak dan gas yang tinggi membantu Rusia meningkatkan pengeluaran militer. Lopes da Silva mencatat, pengeluaran militer Rusia melonjak menjelang akhir tahun.
"Itu terjadi ketika Rusia mengumpulkan pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina sebelum invasi di Ukraina pada Februari," jelasnya.
Sanksi lebih berat
Apakah Rusia bakal mampu mempertahankan pengeluarannya, Lopes mengatakan sulit diprediksi karena gelombang sanksi yang dijatuhkan Barat karena agresinya di Ukraina.
Pada 2014, ketika Moskow mencaplok Krimea, Rusia juga dijatuhi sanksi Barat, yang bersamaan dengan anjloknya harga minyak, sehingga sulit menaksir seberapa efektif sanksi tersebut.
"Sekarang, sanksinya bahkan jauh lebih berat, tapi harga bahan bakar lebih tinggi yang bisa membantu Rusia mampu meningkatkan pengeluaran militernya pada level itu," kata Lopes da Silva.
Di sisi lain, pengeluaran militer Ukraina naik sampai 72 persen sejak pencaplokan Krimea. Walaupun pengeluaran turun sampai delapan persen pada 2021 menjadi USD 5,9 miliar, angka itu mencakup 3,2 persen dari PDB Ukraina.
Ketika ketegangan meningkat di Eropa, pengeluaran militer anggota NATO juga meningkat.
Sipri menyampaikan, delapan negara NATO tahun lalu mencatat pengeluaran militer dua persen dari PDB. Lopes da Silva memperkirakan pengeluaran militer negara Eropa terus meningkat.
Fokus pengembangan teknologi
Tren kenaikan global ini tidak berlaku bagi AS. Pengeluaran militer AS turun 1,4 persen pada 2021. AS menghabiskan USD 801 miliar untuk anggaran militernya, jauh melampaui negara lain.
Selama satu dekade terakhir, pengeluaran AS di bidang penelitian dan pengembangan naik 24 persen, sementara pengadaan senjata turun 6,4 persen.
Walaupun anggaran di kedua bidang itu turun pada 2021, penurunan anggaran untuk bidang penelitian tidak begitu terasa.
"Pemerintah AS berulang kali menekankan perlunya mempertahankan keunggulan teknologi militer AS atas kompetitor strategis," kata peneliti Sipri lainnya, Alexandra Marksteiner.
China, negara dengan pengeluaran militer terbesar kedua di dunia dengan perkiraan USD 293 miliar, meningkatkan pengeluarannya sampai 4,7 persen pada 2021, naik selama 27 tahun berturut-turut.
Tingginya belanja militer China mendorong negara tetangganya, Jepang, melakukan hal sama. Jepang menambah anggaran militernya sebesar USD 7 miliar, naik 7,3 persen, tertinggi sejak 1972.
Australia juga menghabiskan 4 persen lebih anggarannya untuk militer, mencapai USD 31,8 miliar pada 2021.
Sedangkan India, negara dengan pengeluaran militer terbesar ketiga dunia sebesar USD 76,6 miliar, meningkatkan anggaran militernya di 2021 sebesar 0,9 persen.
Inggris berada di posisi keempat menggantikan Arab Saudi. Anggaran militer Inggris naik 3 persen menjadi USD 68,4 miliar. Saudi justru menurunkan anggaran militernya sebesar 17 persen menjadi sekitar USd 55,6 miliar.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaAnggaran Kementerian Pertahanan menjadi yang terbesar di 2024.
Baca SelengkapnyaDikutip dari Global Fire Power, kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221.
Baca SelengkapnyaApakah TNI masih menjadi yang terkuat di Asia Tenggara?
Baca SelengkapnyaIndonesia saat ini menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan militer besar di wilayah Asia Pasifik.
Baca SelengkapnyaKawasan Asia Pasifik masih menjadi kawasan kedua yang paling damai di dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku kerap ditanya oleh negara-negara lain terkait produksi peluru di Indonesia
Baca SelengkapnyaPerhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia masih berada di bawah utang India sebesar USD629 miliar atau setara Rp9.800 triliun.
Baca SelengkapnyaKeuntungan ini bersumber dari perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaAwalnya, target minimum essential force (MEF) ditargetkan mencapai 100 persen pada 2024, namun direvisi menjadi 70 persen.
Baca Selengkapnya