Daftar Penjahat Perang Paling Kejam dalam Sejarah Modern
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden terang-terangan menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang lantaran operasi militer Rusia di Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 lalu.
Serangan pasukan Rusia di Ukraina menghancurkan banyak kota, membunuhi warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Dalam sejarah peradaban manusia, tidak pernah ada perang yang baik. Perang selalu menghancurkan martabat kemanusiaan. Perang selalu jahat dan para pemimpin, pelakunya adalah penjahat perang.
-
Apa pendapat Putin tentang Biden? Putin menyebut kepemimpinan Biden akan menguntungkan Rusia karena presiden AS itu 'lebih berpengalaman, mudah ditebak, dan sosok politikus gaya lama.'
-
Bagaimana Putin melihat Biden? 'Ya, dia sering melihat ke kertasnya dan terus terang saya juga begitu. Jadi tidak ada yang aneh.'
-
Siapa yang dituduh terlibat kejahatan perang? Surat perintah tersebut menuduh Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant terlibat secara langsung dalam kejahatan perang, termasuk menggunakan kelaparan sebagai senjata, melakukan pembunuhan massal, serta tindakan tidak manusiawi lainnya.
-
Mengapa Putin lebih suka Biden? Putin mengatakan Biden lebih berpengalaman, lebih mudah ditebak, kata dia.
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Apa yang dikatakan Putin tentang Trump? 'Saat dia bersiap memasuki, atau ketika sudah berada di dalam Ruang Oval, kami menyadari bahwa terkadang pernyataan yang disampaikan memiliki nada yang berbeda. Oleh karena itu, kami melakukan analisis secara mendalam, mengamati, dan akan menarik kesimpulan berdasarkan kata-kata serta tindakan tertentu,' ungkap Peskov.
Siapa saja para penjahat perang yang dikenal paling keji dalam sejarah manusia modern?
Berikut daftarnya, seperti dikutip dari Mother Jones:
1. Charles Taylor (Liberia)
Sosoknya memiliki pengalaman unik sebagai lulusan ekonomi dari sebuah kampus di Amerika Serikat. Dia juga menjalani pelatihan gerilya sebelum melancarkan kudeta terhadap Presiden Liberia Samule Doe. Taylor paling dikenal sebagai orang yang menciptakan tentara anak-anak dan membuat mereka kecanduan narkotik serta mengizinkan pemerkosaan dan penjarahan.
Taylor juga adalah presiden ke-22 Liberia untuk periode 2 Agustus 1997 hingga 11 Agustus 2003.
Status: Setelah melarikan diri selama tiga tahun, dia akhirnya ditangkap pada 29 Maret 2006 di Nigeria. Mei 2012 Taylor divonis hukuman penjara 50 tahun oleh Mahkamah Kriminal Internasional PBB, the Hague.
2. Joseph Kony (Uganda)
Kony terkenal sebagai panglima perang di Afrika. Dia memimpin Tentara Perlawanan Tuhan (LRA) yang mulai perang gerilya melawan Uganda pada 1987 dan memperluas jangkauannya ke Kongo, Sudan Selatan dan Afrika Tengah.Sejak 1986 LRA sudah menculik atau membunuh 6.000 warga sipil.
Pemerintah Uganda menuduhnya memerintahkan penculikan anak-anak untuk dijadikan tentara. Sekitar 66.000 anak menjadi tentara dan membuat lebih dari 2 juta orang mengungsi.
Kony didakwa sebagai pelaku kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan oleh Mahmakah Kriminal Internasional The Hague pada 2005.
Status: Keberadaan Kony saat ini tidak diketahui. Dia diduga bersembunyi di perbatasan Kafia Kingi, antara Sudan dan Sudan Selatan.
3. Felicien Kabuga (Rwanda)
Dia disebut sebagai "Pol Pot-nya Afrika" oleh the Sunday Times, London. Miliuner Rwanda ini dituduh mendanai genosida yang dilakukan ekstremis Hutu terhadap suku etnis Tutsi pada 1994. Sekitar 800.000 etnis Tutsi tewas dibantai oleh Hutu.
Pada 2002 AS menawarkan imbalan USD 5 juta bagi informasi keberadaannya. Upaya penangkapannya membuat seorang informan tewas.
Status: dia ditangkap polisi di dekat Paris, Prancis pada April 2020 setelah menjadi pelarian selama 26 tahun dan akan diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Mahkamah Internasional Pengadilan Kriminal untuk Rwanda.
4. Efrain Rios Montt (Guatemala)
Rios Montt, sosok tentara Guatemala ini adalah jenderal angkatan darat pada masanya setelah kudeta pada 1982 dan dia menjabat sebagai Presiden Guatemala pada 1982-1983, masa paling berdarah dalam sejarah perang saudara di Guatemala.
Laporan dari The Inter-Diocese Project for the Recovery of the Historic Memory (REMHI) dan the Historical Clarification Commission (CEH) menyebut telah terjadi pelanggaran HAM besar di masa perang saudara di Guatemala 1960-1996 yang menewaskan lebih dari 200.000 orang. CEH menyimpulkan telah terjadi genosida terhadap masyarakat asli Maya di Guatemala.
Montt mengakui terjadinya kejahatan itu yang dilakukan oleh tentara Guatemala di masa dia menjabat presiden namun dia membantah merencanakan dabn memerintahkan perbuatan tersebut.
Status: Rios Montt meninggal karena serangan jantung di rumahnya di Guatemala City pada 1 April 2018 pada usia 91 tahun.
5. Ratko Mladic (Serbia)
©REUTERS/Peter Dejong/Pool
Panglima perang angkatan darat Serbia ini dijuluki "Sang Penjagal Bosnia". Dia didakwa pada 1995 atas keterlibatannya dalam pengepungan Sarajevo selama empat tahun dan pembantaian 8.000 muslim Bosnia di Srebenica pada 1995.
Setelah penangkapan mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic pada 2001, Mladic melarikan diri selama satu dasawarsa.
Status: Pada 26 Mei 2011 Presiden Serbia Boris Tadic mengumumkan Ratko Mladic ditangkap. Mahkamah Internasional Pengadilan Kriminal untuk Yugoslavia menyatakan dia bersalah atas kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan dan genosida.
Pada 22 November 2017 dia divonis penjara seumur hidup.
6. Slobodan Milosevic (Serbia)
Slobodan Milosevic adalah mantan presiden Serbia. Saat memangku jabatan tersebut, dia disebut sebagai aktor di balik agresi militer Serbia dalam pemusnahan etnis Bosnia setelah runtuhnya Yugoslavia pada 1990.
Selain itu, Milosevic juga disebut terlibat dalam kejahatan serupa di Kosovo dan Kroasia. Setelah tidak terpilih dalam Pilpres tahun 2000, Slobodan Milosevic menghadapi 60 dakwaan di pengadilan Kriminal PBB di Den Haag, Belanda, di tahun 2002.
Meski telah menjadi tahanan, dia masih banyak pihak yang memberi dukungan terhadap Milosevic. Empat tahun berselang, Milosevic ditemukan tewas di selnya pada 11 Maret 2006 di pusat tahanan pengadilan penjahat perang PBB di Den Haag. Pengacara Milosevic, Zdenko Tomanovic, menyatakan bahwa kematian Milosevic tidak wajar. Dia menuntut agar jenazahnya diotopsi di Rusia bukan di Belanda.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Amerika Serikat Joe Biden salah menyebut nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menjadi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca SelengkapnyaKekacauan ini terjadi ketika Biden dan pemimpin 19 negara lainnya berkumpul untuk mengumumkan penandatanganan Perjanjian Ukraina.
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaPutin mengajak tentara hamas dan Israel untuk tampil jantan. Bertarung antar para pria.
Baca SelengkapnyaPaket ini juga mencakup amunisi senjata ringan, ambulans, peralatan dan amunisi penghancur, serta suku cadang, peralatan medis.
Baca SelengkapnyaKedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.
Baca SelengkapnyaMegawati tak ingin Indonesia berkonflik dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) bicara geopolitik hingga rivalitas negara negara besar.
Baca SelengkapnyaKedatangan Putin ke Chechnya itu disebut terjadi mendadak, di saat Moskow tengah berjuang mengusir pasukan Ukraina keluar dari wilayah Kursk.
Baca SelengkapnyaMomen saat Presiden AS Joe Biden diprotes langsung oleh pengunjuk rasa pro-Palestina.
Baca SelengkapnyaKedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.
Baca SelengkapnyaMomen pelantikan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia periode ke-5 berlangsung mewah di Istana Kremlin, Moskow.
Baca Selengkapnya