Dapat ancaman, politikus anti-Islam Belanda batalkan kontes kartun Nabi Muhammad
Merdeka.com - Anggota Parlemen Belanda Geert Wilders yang dikenal anti-Islam membatalkan rencana kontes kartun Nabi Muhammad yang semula akan digelar pada November mendatang. Pembatalan ini dilakukan menyusul ancaman pembunuhan diterima Wilders dan juga protes besar-besaran di Pakistan.
"Untuk menghindari risiko korban kekerasan Islam, saya memutuskan untuk membatalkan kontes kartun ini," kata politikus oposisi sayap kanan itu dalam sebuah pernyataan tertulis, dikutip dari the Guardian, Jumat (31/8).
Wilders mengaku tidak ingin ada orang yang terancam nyawanya dengan tetap melanjutkan kontes penuh kontroversi tersebut.
-
Siapa yang menggambar karikatur Nabi Muhammad? Kurt Westergaard adalah seorang kartunis Denmark yang karikatur Nabi Muhammadnya membuat marah banyak umat Islam di seluruh dunia.
-
Bagaimana respon umat Islam terhadap karikatur? Banyak umat Islam yang menekankan bahwa gambar karikatur Nabi Muhammad adalah penghujatan, sementara banyak orang Barat yang membela hak kebebasan berbicara.
-
Kenapa Jyllands-Posten menerbitkan karikatur Nabi Muhammad? Surat kabar tersebut mengumumkan bahwa hal tersebut adalah upaya untuk berkontribusi pada perdebatan tentang kritik terhadap Islam dan sensor diri.
-
Mengapa umat Islam berjuang melawan Belanda? Umat Islam Jawa Timur menyadari saat Belanda menguasai tanah mereka, tidak leluasa menjalankan amalan-amalan agama Islam.
-
Kapan karikatur Nabi Muhammad diterbitkan? Surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan kartun satir nabi Muhammad pada tanggal 30 September 2005.
-
Apa yang dilakukan Mohammad Nazir di Belanda? Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Wilders, yang selama bertahun-tahun hidup di bawah perlindungan sepanjang waktu karena kerap menerima ancaman pembunuhan yang dipicu retorika anti-Islamnya, membuka pendaftaran kontes kartun Nabi Muhammad pada Juni lalu.
Berita tentang kompetisi itu kontan memicu kemarahan dari umat Islam terutama di Pakistan. Bahkan ada seorang warganya yang memberi ancaman pembunuhan kepada Wilders apabila nekat menggelar kontes itu.
Meski mendapat banyak kecaman, namun pemerintah Belanda tidak bisa berbuat banyak. Bahkan, Perdana Menteri Mark Rutte pun mengatakan tidak bisa mengambil tindakan terhadap Wilders karena terhalang hak warga berekspresi.
"Tujuannya bukan untuk berdebat tentang Islam tetapi untuk memprovokasi. Meski demikian, rakyat Belanda memiliki hak kebebasan untuk berbicara dan pemerintah tidak bisa mencari alasan untuk membatalkan kontes," ujar Rutte.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi keras datang dari umat muslim di seluruh dunia akibat penerbitan gambar karikatur Nabi Muhammad saat itu.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.
Baca SelengkapnyaTujuan BNPT atas wacana itu mengontrol tempat ibadah dari kegiatan radikalisme.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca SelengkapnyaSinterklas Hitam adalah peristiwa di mana Sukarno melarang adanya Pesta Sinterklas dan mengusir orang-orang Belanda
Baca SelengkapnyaSejumlah elemen masyarakat Bali menganggap pelaksanaan Muktamar PKB mengganggu keamanan di Bali.
Baca SelengkapnyaBetapa nelangsanya hidup di bawah kekuasaan negara lain
Baca SelengkapnyaSetelah insiden pembakaran Alquran di hari Iduladha bulan lalu, semakin banyak izin yang masuk ke polisi untuk demo sambil membakar kitab suci umat Islam ini.
Baca SelengkapnyaPertemuan LGBT bertajuk ASEAN Queer Advocacy Week ini nantinya akan digelar di luar Indonesia.
Baca SelengkapnyaPKB menyatakan Yahya Cholil Staquf, Lukman Edi, Yaqut Cholil Qoumas, hingga Effendy Choirie tak diundang ke muktamar Bali.
Baca Selengkapnya"Tidak ada satupun dari agama-agama tersebut yang mentolerir praktik LGBT," tegas Anwar Abbas.
Baca Selengkapnya