Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dari presiden sampai menteri AS masih beda suara soal Suriah

Dari presiden sampai menteri AS masih beda suara soal Suriah trump di pesawat air force one. ©Metro

Merdeka.com - Penggunaan gas beracun ke tengah permukiman pada penduduk di Khan Sheikhoun, Suriah membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump geram. Dia langsung memerintahkan Angkatan Bersenjata AS melakukan serangan langsung ke negara yang tengah dilanda konflik bersenjata itu.

"Malam ini saya perintahkan untuk melakukan serangan militer terarah terhadap pangkalan udara Suriah di mana serangan kimia itu diluncurkan. Ini merupakan kepentingan keamanan nasional yang vital untuk Amerika Serikat untuk mencegah dan menghalangi penyebaran dan penggunaan senjata kimia mematikan," demikian isi pidato Trump seperti yang dikutip dari BBC.

"Malam ini saya serukan kepada bangsa bermartabat untuk berkabung demi mengakhiri pembantaian dan pertumpahan darah di Suriah, dan sekaligus mengakhiri terorisme dalam segala bentuk dan tipe," sambungnya.

Sejak memimpin AS Trump tidak pernah memasukkan upaya penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai prioritas utama. Namun hal itu berubah ketika AS dituding sebagai aktor serangan gas terhadap warga sipil di Provinsi Idlib, Suriah.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan James Mattis. Mattis menuturkan selama ini prioritas utama AS adalah menghabisi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) namun penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad membuat AS mau tak mau mengambil tindakan.

"Jika mereka menggunakan senjata kimia, mereka akan membayar harga sangat, sangat mahal," ujar Mattis dalam konferensi persnya di Pentagon, seperti dilansir CNN.

Hal serupa diungkapkan oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nikki Haley. Dia mengatakan bahwa mengubah rezim di Suriah merupakan prioritas utama AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump saat ini.

Dalam sebuah wawancara, Haley merinci perubahan rezim tersebut antara lain dengan cara mengalahkan militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS), mendorong pengaruh Iran atas Suriah, dan menggulingkan Presiden Suriah Basyar al-Assad.

"Kami tidak melihat kedamaian di Suriah dengan adanya Assad di sana," kata Haley saat ditanya alasan mengapa ingin melengserkan pemerintahan Assad di Suriah, seperti dilansir dari laman Reuters.

"Anda yang memilih pertempuran ini dan kami melihat secara langsung akibatnya. Karena itu, kami tidak mau duduk diam saja. Prioritas kami adalah untuk membuat Assad turun," tambahnya.

Tak hanya itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph Donovan mengharapkan pemerintah Indonesia bergabung dengan komunitas internasional untuk mengutuk rezim Presiden Suriah Basyar al-Assad.

"Saya harap pemerintah Indonesia akan bergabung dengan komunitas internasional untuk mengutuk rezim Assad yang menggunakan senjata kimia untuk membunuh warga sipilnya sendiri," ujar Donovan saat ditemui di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Selasa (11/4).

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menyikapi persoalan tentang Assad sedikit lebih tenang. Dalam sebuah wawancara, dia mengatakan prioritas AS hanya mengalahkan ISIS.

"Saya yakin kita bisa memberikan perhatian lebih dan menstabilkan situasi di Suriah," kata Tillerson.

"Jika kita bisa mencapai gencatan senjata di zona stabilisasi Suriah, maka saya yakin, kita bisa memiliki kondisi di mana politik yang baik bisa mulai dijalankan," pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dua Sisi dari Mata Uang yang Sama, Donald Trump dan Kamala Harris di Mata Warga Palestina
Dua Sisi dari Mata Uang yang Sama, Donald Trump dan Kamala Harris di Mata Warga Palestina

Siapa pun yang menjadi presiden AS, baik Donald Trump atau Kamala Harris, dukungan AS untuk Israel tetap sama.

Baca Selengkapnya
Hamas Sebut Siapa Pun Pemenang Pilpres AS, Situasi Gaza Tak Berubah karena Trump dan Harris Sama-Sama Pendukung Israel
Hamas Sebut Siapa Pun Pemenang Pilpres AS, Situasi Gaza Tak Berubah karena Trump dan Harris Sama-Sama Pendukung Israel

AS merupakan pendukung utama Israel dalam perang genosidanya di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya
Pangeran MBS Ungkap Dirinya Secara Pribadi Tak Peduli dengan Masalah Palestina
Pangeran MBS Ungkap Dirinya Secara Pribadi Tak Peduli dengan Masalah Palestina

Isu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.

Baca Selengkapnya
Serangan Menohok Trump ke Biden Soal Perang Israel di Gaza,
Serangan Menohok Trump ke Biden Soal Perang Israel di Gaza, "Kalau Saya Presiden, Itu Tak Akan Terjadi"

Agresi Israel di Gaza menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat capres AS.

Baca Selengkapnya
Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran, Ini Alasannya
Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran, Ini Alasannya

Joe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran

Baca Selengkapnya
Saudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Saudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS

Saudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS

Baca Selengkapnya
Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Iran, Sebut Negara Zionis Itu Langgar Hukum Internasional
Arab Saudi Kutuk Serangan Israel ke Iran, Sebut Negara Zionis Itu Langgar Hukum Internasional

AS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.

Baca Selengkapnya
Para Pemimpin Negara ini Benar-Benar Melawan Israel, Tak Hanya Bicara
Para Pemimpin Negara ini Benar-Benar Melawan Israel, Tak Hanya Bicara

Jika yang lain hanya beretorika, para presiden dan raja ini berani perang dan menekan Israel lewat caranya masing-masing.

Baca Selengkapnya
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza
Debat Capres Amerika, Trump Sebut Biden 'Orang Palestina' Halangi Israel Selesaikan Perang di Gaza

Kedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.

Baca Selengkapnya