Dari Tel Aviv Sampai Jakarta, Varian Delta Mencengkeram Dunia
Merdeka.com - Mimpi buruk itu kembali lagi.
Di Indonesia, penggali kubur bekerja sampai malam, saat ketersediaan oksigen dan vaksin langka. Di Eropa, negara-negara kembali menutup pintu mereka, menerapkan karantina dan larangan perjalanan. Di Bangladesh, buruh garmen di kota mudik ke desa-desa untuk menghindari lockdown yang dikhawatirkan justru dapat menyebabkan lonjakan kasus di kampung halaman mereka.
Dan di negara-negara seperti Korea Selatan dan Israel yang nampaknya berhasil menghentikan penyebaran virus, muncul klaster baru.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Pada Senin, pejabat kesehatan China mengumumkan mereka akan membangun pusat karantina raksasa dengan kapasitas sampai 5.000 kamar untuk mengkarantina para pelancong internasional.
Sementara itu Australia memerintahkan warganya tetap diam di rumah.
Setahun setengah sejak virus mulai menyebar ke seluruh dunia, pandemi kembali bangkit dengan cepat, membawa varian-varian baru, khususnya varian Delta yang sangat menular yang pertama kali teridentifikasi di India. Dari Afrika sampai Asia, negara-negara mencatat rekor kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19, bahkan ketika negara-negara kaya dengan tingkat vaksinasi tinggi telah lengah, mengabaikan kewajiban masker dan menikmati kehidupan yang kembali normal.
Para ilmuwan percaya varian Delta mungkin dua kali lebih menular dari virus corona asli, dan potensinya untuk menginfeksi beberapa orang yang divaksinasi sebagian mengkhawatirkan pejabat kesehatan masyarakat. Populasi yang tidak divaksinasi, baik di India atau Indiana, dapat berfungsi sebagai inkubator varian baru yang dapat berkembang dengan cara yang mengejutkan dan berbahaya, dengan Delta memunculkan apa yang oleh peneliti India disebut Delta Plus. Ada juga varian Gamma dan Lambda.
“Kita sedang berlomba melawan penyebaran varian virus,” ujar Prof. Kim Woo-joo, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Guro Universitas Korea di Seoul, dilansir The New York Times, Kamis (1/7).
Perdebatan politik yang sedang berlangsung dari Malaysia hingga Seychelles – apakah akan menerapkan lockdown dan kewajiban masker – mulai bergema di negara-negara dengan sumber daya yang jauh lebih banyak, termasuk vaksin yang berlimpah.
Pada Senin, pejabat kesehatan di Los Angeles County, di mana infeksi varian Delta meningkat, mendesak penduduk, bahkan yang telah divaksinasi untuk memakai masker di dalam ruangan. (Namun, banyak ilmuwan mengatakan masker tidak diperlukan di daerah di mana virus tidak menyebar.)
Namun ketika muncul gambar baru dari Nepal atau Kenya dimana ICU dibanjir pasien dan dokter yang sekarat memunculkan kenangan buruk bagi Barat.
Sebagian besar vaksin yang ada tampaknya efektif melawan varian Delta, dan penelitian awal menunjukkan mereka yang terinfeksi cenderung mengalami kasus ringan atau tanpa gejala. Tetapi bahkan di negara-negara terkaya — kecuali segelintir negara dengan populasi kecil — kurang dari setengah orang yang divaksinasi penuh. Para ahli mengataka, dengan penyebaran varian baru, tingkat vaksinasi yang jauh lebih tinggi dan tindakan pencegahan lanjutan diperlukan untuk menjinakkan pandemi.
Asap yang kembali membubung dari krematorium di negara-negara yang kurang makmur mempertegas jurang pemisah antara si kaya dan si miskin di dunia. Ketimpangan besar dalam pembangunan ekonomi, sistem perawatan kesehatan dan — terlepas dari janji para pemimpin dunia — akses vaksin telah membuat lonjakan terbaru jauh lebih besar dan jauh lebih mematikan.
“Negara-negara maju menggunakan sumber daya yang tersedia karena mereka memiliki sumber daya dan mereka ingin melindungi rakyatnya terlebih dahulu,” jelas Dono Widiatmoko, dosen senior bidang kesehatan dan perawatan sosial di Universitas Derby dan anggota Asosiasi Kesehatan Masyarakat Indonesia.
“Itu wajar, tetapi jika kita melihat dari sudut pandang hak asasi manusia, setiap kehidupan memiliki nilai yang sama.”
Lonjakan kasus di Indonesia
Ketika varian Delta mendatangkan malapetaka di India musim semi ini, menewaskan lebih dari 200.000 orang dan melumpuhkan ekonomi, varian ini melewati perbatasan nasional, menginfeksi pendaki di Gunung Everest, demonstran pro demokrasi di Myanmar dan pelancong di Bandara Heathrow London. Saat ini, telah terdeteksi di setidaknya 85 negara dan merupakan varian dominan di beberapa bagian Eropa, Asia dan Afrika.
Penularan ganas varian ini terjadi di Indonesia, negara berpenduduk terpadat keempat di dunia.
Pada Mei, kasus infeksi di Indonesia berada pada titik terendah sejak dicekam oleh pandemi tahun lalu. Pada akhir Juni, Indonesia mengalami rekor beban kasus ketika varian Delta bertahan setelah hari raya keagamaan yang tersebar di seluruh nusantara. Pada Selasa, Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memperingatkan Indonesia "di ambang malapetaka."
Kurang dari 5 persen orang Indonesia telah divaksinasi penuh, dan pekerja medis garis depan diimunisasi dengan Sinovac, vaksin buatan China yang mungkin kurang efektif dibandingkan dengan vaksin lainnya. Sedikitnya 20 dokter Indonesia telah menerima dua dosis Sinovac meninggal dunia. Saat negara-negara Barat menimbun vaksin yang tampaknya lebih efektif, negara-negara seperti Indonesia dan Mongolia tidak punya pilihan banyak selain alternatif buatan China.
Pekan lalu, Hong Kong melarang masuknya penerbangan penumpang dari Indonesia, dan hal yang sama dilakukan dengan melarang penerbangan dari Inggris mulai 1 Juli.
Portugal tutup pintu untuk turis
Pada Mei, Portugal mencoba menghidupkan kembali industri pariwisatanya dengan menyambut kembali wisatawan dari Inggris, meskipun ada laporan tentang penyebaran varian Delta di sana. Dalam beberapa minggu, pemerintah Inggris memberlakukan karantina untuk pelancong dari Portugal, termasuk wisatawan yang pulang ke Inggris.
Dengan kasus varian Delta yang meningkat tajam, Lisbon melakukan lockdown akhir pekan, dan Jerman menganggap Portugal sebagai "zona varian virus." Sekarang Portugal kembali menutup pintu untuk turis dan mengharuskan pelancong Inggris yang tidak divaksinasi untuk dikarantina.
Beberapa pelaku bisnis perhotelan Portugal putus asa. Isabel Pereira, seorang pemilik wisma, mengatakan setengah dari pemesanannya telah dibatalkan, dan dia memahami kekhawatiran para turis.
"Sayangnya saya bahkan tidak bisa memberi tahu mereka dengan pasti apa yang akan terjadi besok, apalagi minggu depan," ujarnya.
Bangladesh lockdown
Di Bangladesh, para ilmuwan menemukan hampir 70 persen sampel virus corona dari ibu kota negara, Dhaka, yang diambil antara 25 Mei dan 7 Juni adalah varian Delta. Tingkat kepositifan tes virus corona pekan ini sekitar 25 persen, dibandingkan dengan 2 persen di AS.
Pada Rabu, Bangladesh mencatat jumlah kasus harian tertinggi. Jumlahnya tampaknya akan naik lebih tinggi ketika pekerja migran kembali ke desa mereka menjelang lockdown nasional 1 Juli, yang berpotensi memaparkan virus ke masyarakat di desa.
Saat lockdown nasional, semua jaringan transportasi umum domestik akan ditangguhkan dan semua toko tutup setidaknya selama sepekan. Namun pemerintah menahan diri untuk tidak menghentikan operasional pabrik dan pabrik garmen, karena perekonomian Bangladesh yang dihantam pandemi bergantung pada sektor ini.
“Mereka adalah pekerja keras,” kata mantan Wakil Presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh, Mohammed Nasir.
“Sistem kekebalan mereka lebih kuat.”
Jika sejarah pandemi adalah preseden, tempat ramai seperti itu, seperti penjara atau pertemuan massal keagamaan, dapat berubah menjadi cawan petri infeksi. Namun, banyak pekerja garmen yang putus asa untuk mempertahankan pekerjaan mereka, terutama dengan bonus tahunan yang akan segera jatuh tempo.
Meskipun ada janji dari berbagai negara dan organisasi internasional, pengiriman vaksin ke Bangladesh kurang memuaskan. Kurang dari 3 persen orang Bangladesh telah divaksinasi lengkap.
“Kami bekerja untuk membuat keseimbangan,” ujar Nasir.
“Antara kehidupan dan penghidupan.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPB IDI mengimbau masyarakat untuk menerapkan lagi protokol kesehatan seperti memakai masker dan menghindari kerumunan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penyakit yang ada di daerah tropis jadi menyebar ke daerah lain.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca Selengkapnya