Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Data Baru Sebut Kekebalan Kawanan Covid-19 Perlu Waktu Lima Tahun

Data Baru Sebut Kekebalan Kawanan Covid-19 Perlu Waktu Lima Tahun Aktivitas Warga Korea Selatan. ©2020 REUTERS/Heo Ran

Merdeka.com - Tiga bulan setelah seorang nenek 91 tahun di Inggris menjadi orang pertama di dunia yang mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19, lebih dari 236 juta dosis vaksin telah disuntikkan di seluruh dunia. Laju vaksinasi terbesar dalam sejarah meningkat secara eksponensial, tetapi pada tingkat saat ini, diperlukan hampir lima tahun sebelum sebagian besar warga dunia mendapatkan suntikan vaksin.

Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg sampai Minggu (28/2), perlu 4,6 tahun untuk mencakup 75 persen populasi dunia mendapatkan dua dosis vaksin. Data terbaru memperkirakan, 70 persen sampai 90 persen populasi dunia harus disuntik vaksin sebelum tercapai kekebalan kawanan (herd immunity).

Dengan lebih banyak orang yang divaksinasi, para ahli akan segera memiliki gambaran bagaimana vaksin saat ini bisa mengurangi atau mencegah infeksi dan penyebaran virus.

Informasi, seperti seberapa lama kekebalan akibat vaksinasi dapat bertahan dan seberapa ampuh vaksinasi dalam menghentikan penyebaran virus, akan menentukan bagaimana negara di dunia bisa membuka kembali sektor perekonomiannya dan menyelamatkan mata pencaharian warganya.

“Saat ini, hanya ada data pendahuluan dan anekdotal terkait kemanjuran vaksin Covid-19 untuk melindungi penyebaran, tapi saya mengantisipasi ini sebagai sebuah area di mana sains akan jauh lebih matang dalam satu atau dua bulan,” jelas Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock Universitas Nasional Singapura (NUS), Professor Teo Yik Ying, dilansir dari The Straits Times, Senin (1/3).

“Ketika data ini muncul dan secara konsisten divalidasi di sejumlah negara dengan vaksinasi populasi skala besar, saya berharap Singapura akan meninjau langkah-langkah kita yang ada, termasuk pembatasan kontrol perbatasan, sehingga mereka yang telah divaksinasi sebenarnya akan memiliki lebih sedikit pembatasan dalam hal gerakan dan aktivitas,” lanjutnya.

Di Singapura, dengan angka infeksi mendekati 60.000 dan 29 kematian sampai saat ini, lebih dari 250.000 orang telah mendapatkan dosis pertama vaksin, dan program vaksinasi terus meningkat hari demi hari.

Sampai akhir bulan depan, 40 pusat vaksinasi akan dioperasikan. Setiap pusat vaksinasi direncanakan memiliki kapasitas 2.000 suntikan setiap hari.

Amerika Serikat, negara yang paling parah terdampak pandemi dengan 29 juta kasus infeksi, telah menyuntikkan 72,8 juta dosis vaksin.

Sementara itu, Israel adalah negara tercepat yang melakukan vaksinasi sejak Desember tahun lalu. Lebih dari setengah dari 9,3 juta populasi telah menerima setidaknya satu suntikan.

Laporan awal menunjukkan, kasus Covid-19 turun secara signifikan di antara mereka yang telah divaksinasi di negara-negara tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk memvaksinasi tiga dari empat populasi dunia akan berkurang seiring kecepatan vaksinasi bertambah cepat dan lebih banyak kandidat vaksin yang disetujui atau disahkan penggunaannya.

Pekan lalu, dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson disetujui penggunaan daruratnya di AS untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas.

Menurut WHO, sampai 18 Februari, sedikitnya tujuh vaksin berbeda di tiga platform telah diluncurkan di berbagai negara.

Pada saat bersamaan, lebih dari 200 kandidat vaksin tambahan sedang dalam pengembangan, di mana lebih dari 60 sedang dalam pengembangan klinis.

Negara-negara di dunia berusaha meyakinkan rakyatnya untuk divaksinasi saat varian baru virus corona muncul dan tingkat kekebalan yang ditawarkan sejumlah vaksin masih belum jelas. Kendati berbagai upaya telah dilakukan, sejumlah ahli memperingatkan hidup tak akan kembali normal tahun ini dan tindakan seperti pemakaian masker dan meningkatkan higienitas harus terus ditingkatkan.

Menurut Profesor Teo, negara-negara dengan perekonomian maju sepertinya bisa menyiapkan cukup vaksin untuk sebagian besar rakyatnya sampai akhir tahun ini. Tapi negara lainnya di dunia tak akan bisa menyiapkan cukup vaksin untuk rakyatnya untuk mencapai kekebalan kawanan, utamanya karena terbatasnya persediaan vaksin.

“Bahkan ketika vaksin mulai melindungi orang-orang yang paling rentan, kita tak akan mencapai tingkat kekebalan populasi atau kekebalan kawanan pada tahun 2021,” jelas Kepala ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan pada Januari lalu.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu

Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat
Covid-19 Naik Lagi, Kemenkes akan Beri Vaksin Booster Ketiga Untuk Masyarakat

Rencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan
Cegah DBD, Kemenkes Introduksi Vaksin Dengue Tahun Depan

Introduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Baca Selengkapnya
Cegah Diare dan Kanker Serviks, Vaksinasi RV dan HPV Dimulai di Tasikmalaya
Cegah Diare dan Kanker Serviks, Vaksinasi RV dan HPV Dimulai di Tasikmalaya

Pemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

Baca Selengkapnya
Manfaat Vaksin DBD, Lengkap Beserta Syarat Mendapatkannya
Manfaat Vaksin DBD, Lengkap Beserta Syarat Mendapatkannya

Vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah inovasi penting dalam upaya mengurangi beban penyakit dengue.

Baca Selengkapnya