Demi solidaritas, para perempuan nonmuslim ini ikhlas pakai jilbab
Merdeka.com - Setidaknya dua kejadian di akhir tahun ini membuat ketakutan terhadap Islam atau Islamofobia kian meningkat di Eropa dan Amerika Serikat. Dua kejadian itu adalah Teror Paris yang menewaskan 129 orang dan penembakan massal di San Bernardino yang membuat 14 nyawa melayang.
Sejak peristiwa serangan ke Gedung World Trade Center di New York, Amerika Serikat, pada 11 September 2001 wajah dunia berubah drastis. Orang-orang Barat, terutama Eropa dan Amerika mulai penasaran dan mencari tahu apa itu Islam dan bagaimana ajarannya. Dalam kurun 14 tahun ini bisa dibilang mayoritas warga Barat menilai Islam adalah agama penuh kekerasan. Terlebih kemunculan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) turut memperburuk pandangan Barat terhadap Islam dan warga muslim.
Namun di antara orang Barat itu masih ada mereka yang lebih mendahulukan akal sehat dan mempunyai rasa simpati lebih tinggi ketimbang orang lain. Mereka tidak segan-segan mendukung dan membela warga muslim yang sedang mengalami tekanan oleh lingkungan di sekitar.
-
Kenapa kasus penembakan massal di AS meningkat? Setiap hari 321 orang jadi korban penembakan massal di AS.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Di mana peristiwa penembakan terjadi? Dalam video tersebut tampak empat pemuda berjalan di antara reruntuhan di daerah Al-Sika di Khan Younis, Jalur Gaza selatan pada awal Februari lalu. Daerah ini hancur akibat pengeboman dan operasi militer Israel.
-
Dimana penembakan terjadi? Tragedi itu terjadi di halaman parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) sekira pukul 00.15 WIB.
Berikut lima peristiwa ketika kaum hawa nonmuslim dengan rela memakai jilbab sebagai bentuk solidaritas dan dukungan mereka terhadap kaum muslim di seluruh dunia:
Perempuan Swedia pakai jilbab buat dukung wanita muslim
Warga laki-laki dan perempuan dari berbagai agama di Swedia ramai-ramai mengunggah foto mereka sedang mengenakan jilbab di media sosial untuk mendukung seorang perempuan muslim yang diserang lantaran memakai jilbab.Perempuan muslim itu sebelumnya dipukuli di pinggiran Ibu Kota Stockholm karena memakai jilbab, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera, Selasa (21/8).Juru bicara polisi Ulf Hoffman mengatakan seorang pria tak dikenal menyerang perempuan hamil yang memakai jilbab itu di kawasan Farsta Jumat lalu. Orang itu memukuli dan membenturkan kepala perempuan itu ke sebuah mobil.Hoffman menyatakan pria itu meneriakkan kata-kata bermotif agama sehingga membuat polisi yakin perempuan itu diserang karena agamanya.Sejumlah pengguna media sosial Twitter dan Instagram di Swedia beramai-ramai mengunggah foto mereka mengenakan jilbab dengan tanda pagar (tagar) #hijabuppropet sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap perempuan itu.Pemimpin Partai Hijau Asa Romson mengganti foto profil dia di Twitter dengan gambar berjilbab untuk mendukung aksi itu."Inilah risiko dipukuli dan didiskriminasi lantaran cara mereka berpakaian dalam kehidupan sehari-hari perempuan di Swedia 2013," kata Romson dalam kicauan di akun Twitter.
Dukung muslimah, perempuan Austrlia ramai-ramai swafoto pakai hijab
Para perempuan Australia kini tengah menggalang kampanye foto selfie berjilbab di media sosial sebagai bentuk solidaritas mereka kepada teman-teman muslimah.Setelah rangkaian peristiwa terkait kasus kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Negeri Kangguru itu merebak, warga muslimah di sana ketakutan mereka akan diserang orang-orang anti-Islam.Meski perdebatan timbul di Ibu Kota Canberra soal larangan pemakaian jilbab, pengacara dan pegiat bernama Mariam Veiszadeh memulai kampanye berjilbab selfie itu di media sosial.Sejumlah perempuan terkenal dan sosok kondang seperti pembawa acara Jessica Rowe, comic Meshel Laurie dan anggota parlemen dari Partai Buruh Julie Owens ikut bergabung dalam gerakan kampanye bernama Solidaritas Perempuan Berjilbab untuk membendung gelombang sentimen anti-muslim, seperti dilansir news.com.au, Rabu (1/10).Grup di media sosial Facebook sudah menarik perhatian 14.000 pengikut sejak dibuat pekan lalu. Grup itu meminta kaum hawa menunjukkan solidaritas terhadap muslim Australia dengan memajang foto selfie berjilbab. "Saya sudah mendengar cerita mengerikan tentang perempuan muslim yang diserang di jalan, teman yang takut keluar rumah, ibu yang roda bayinya ditendang," kata Veiszadeh kepada news.com.au."Ketika kejadian semacam itu menarik perhatian maka responnya cukup mengejutkan. Para wanita Australia ingin ikut membantu."
Wanita Amerika pakai jilbab buat galang dukungan bagi muslimah yang dibununh
Satu juta wanita di seluruh dunia menunjukkan dukungan mereka atas pembunuhan sadis seorang wanita pendatang asal Irak, Shaima Nasser al Awadhi, dengan memakai jilbab sebagai bagian dari kampanye global.
Gerakan satu juta jilbab untuk mendukung Shaima al Awadhi yang digulirkan lewat jejaring sosial Facebook menuai banyak dukungan. Bahkan wanita non-muslim pun beramai-ramai mengenakan jilbab, seperti dilansir dari surat kabar the Daily Mail, Kamis (5/4).
Untuk membangkitkan solidaritas terhadap Shaimah, beberapa muslimah dan wanita non-muslim telah mengunggah foto mereka saat memakai jilbab pada laman "Satu juta jilbab untuk Shaima al Awadhi" di Facebook. Laman itu kini telah dikunjungi lebih dari sebelas ribu orang.
Beberapa wanita yang memajang foto mereka juga menuliskan pesan dukungan terhadap Shaima. Kassim al Hamidi, suami Shaima, telah meminta polisi untuk menangkap pembunuh istrinya
Seorang wanita yang memiliki akun Saroise menuliskan pada laman itu, "Saya memakai jilbab untuk menghormati semua wanita yang menggunakannya karena pilihan hati. Saya merupakan seorang demonstran "Pendudukan Wall Street" dan juga bersimpati terhadap perjuangan kawan-kawan di Lapangan Tahrir, Mesir dan Jalur Gaza,".
Shaima Nasser al Awadhi (32) yang memiliki empat anak, ditemukan tewas bersimbah darah oleh putrinya yang berumur 17 tahun dalam ruang makan di daerah El Cajon, Kota San Diego, Negara Bagian California, Amerika Serikat, pada 21 Maret oleh pihak tidak dikenal. Di samping jenazahnya terdapat tulisan "Kembali ke negaramu. Kamu teroris". Hasil investigasi Kepolisian California menunjukkan Shaima dipukuli hingga tewas dengan sebatang besi.
Sejak Amerika melancarkan serangan ke Irak pada 2001, ada 166,084 orang masuk ke negeri Paman Sam lewat Program Penerimaan Pengungsi. 58,811 di antaranya telah menempati daerah penampungan di El Cajon, California.
Beberapa pihak menganggap pembunuhan Shaima sebagai hasil percampuran antara dendam dan tindakan diskriminatif di dalam masyarakat Amerika.
Penggunaan jilbab di tempat umum menjadi perdebatan panjang karena Prancis dengan tegas melarangnya. Beberapa aktivis hak asasi manusia menganggap penggunaan jilbab merupakan hak seorang muslimah, sementara lainnya berpandangan mereka adalah golongan Islam garis keras.
Perempuan nonmuslim Australia pakai jilbab sepekan buat dukung teman muslim
Gadis Kristen asal Adelaide, Australia, bernama Kate Leaney, 27 tahun, memakai jilbab selama tujuh hari buat menyatakan solidaritas terhadap teman-teman muslimnya.Saat ini para muslimah mengenakan jilbab di Australia tengah berada dalam kekhawatiran akan mengalami tindak kekerasan dari mereka yang anti-Islam, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Jumat (26/9).Leaney memakai jilbab setelah seorang temannya, pencari suaka, mengatakan mereka takut memakai jilbab di ruang publik karena munculnya ketegangan setelah ada kasus terorisme baru-baru ini."Setelah menonton berita di TV, saya tidak ingin memberitahu orang lain saya seorang muslim," kata seorang teman Leaney. "Menurut saya orang Australia tidak suka orang muslim."Di hari ke-7 memakai jilbab, Leaney mengatakan kepada Daily Mail, dia mendapat pengalaman menarik selama memakai kerudung."Saya mendapat pesan dari teman-teman. Mereka takut mendapat serangan rasial. Karena itu saya ingin melakukan sesuatu," ujar Leaney.Semangat yang ingin disampaikan Leaney tampaknya terinspirasi dari kalimat tokoh persamaan derajat Amerika Serikat, Martin Luther King Jr, "kegelapan tidak bisa menghapuskan kegelapan. Hanya cahaya bisa melakukannya. Kebencian tidak bisa menghapuskan kebencian. Hanya cinta bisa melakukannya."
Dosen Amerika pakai jilbab buat dukung warga muslim
Larycia Hawkins, profesor perempuan di Wheaton College, Negara Bagian Illinois, Amerika Serikat, mulai pekan ini diskors dari kampusnya lantaran mengucapkan kalimat umat Kristen dan muslim menyembah Tuhan yang sama.Surat kabar the Independent melaporkan, Sabtu (19/12), pejabat kampus mengatakan ucapan Hawkins itu bertentangan dengan nilai-nilai keyakinan yang dianut oleh kampus Kristen itu.Selain itu Hawkins yang beragama Nasrani itu memperlihatkan solidaritasnya terhadap umat Islam dengan memakai jilbab. Tindakan itu dia lakukan sebagai respon atas pernyataan kontroversial bakal calon presiden dari Partai Republik Donald Trump yang hendak melarang imigran muslim masuk ke Negeri Paman Sam."Niat saya adalah untuk memperlihatkan cinta umat Kristen terhadap saudara kita warga muslim. Saya menunjukkan cinta kepada Yesus dan Dia menyuruh saya untuk mencintai semua tetangga kita," kata dia dalam surat elektronik kepada koran the Independent Kamis lalu."Saya mendukung tetangga saya yang muslim seperti kecintaan saya terhadap Yesus dan seperti cintaNya kepada seluruh dunia. Dan saya tidak sendiri. Di Illinois dan seluruh Amerika, semua umat Yesus sudah memperlihatkan bahwa suara anti-muslim di berbagai media itu tidak mewakili keseluruhan umat Kristen Amerika," jelasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menag menanggapi polemik soal aturan BPIP berkaitan penggunaan jilbab pada anggota Paskibraka 2024.
Baca SelengkapnyaPPI Sumsel menyebut tidak ada larangan penggunaan jilbab atau imbauan melepas jilbab bagi anggota Paskibra
Baca SelengkapnyaPenggunaan abaya atau gamis bagi perempuan dan anak perempuan Muslim dilarang sejak tahun lalu.
Baca SelengkapnyaHaedar menyampaikan, meskipun sudah dibolehkan memakai jilbab bagi anggota Paskibraka, pihaknya menyayangkan keputusan melepas jilbab sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.
Baca SelengkapnyaPara alumni mengecam dugaan larangan Paskibraka 2024 berhijab.
Baca SelengkapnyaPasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaAda banyak kejadian viral terjadi selama bulan Ramadan. Beberapa di antaranya bahkan cukup unik dan mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaParas dari sekelompok wanita tersebut turut menarik perhatian. Mereka disebut mirip perempuan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekolah-sekolah di Prancis menyuruh pulang siswi-siswi muslim karena mereka menolak melepaskan abaya atau pakaian muslimah mereka.
Baca SelengkapnyaKini, mereka dipastikan dapat mengenakan jilbab atau hijab saat prosesi upacara HUT RI ke-79 di Ibukota Nusantara (IKN).
Baca SelengkapnyaDirjen HAM: 7 Paskibraka Putri Memilih Melepas Hijab Secara Sukarela saat Pengukuhan
Baca Selengkapnya