Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Demo Perempuan Afghanistan Menuntut Dilibatkan dalam Pemerintahan Berujung Ricuh

Demo Perempuan Afghanistan Menuntut Dilibatkan dalam Pemerintahan Berujung Ricuh Aksi demo perempuan Afghanistan. ©AFP

Merdeka.com - Sekelompok jurnalis dan aktivis Afghanistan melakukan unjuk rasa di Kabul pada Sabtu (4/9), namun unjuk rasa ini berujung ricuh setelah para demonstran berusaha menuju Istana Kepresidenan.

Taliban menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang menyerukan hak-hak mereka terpenuhi di bawah pemerintahan baru Taliban.

Sebagian besar para pengunjuk rasa ini perempuan dan kembali turun ke jalan-jalan kota untuk berunjuk rasa pada hari kedua.

Para perempuan berjalan menuju Istana Kepresidenan dari kawasan Pul-e-Mahmoud Khan di timur Istana namun tidak diizinkan mendekat dan pasukan khusus Taliban menembakkan gas air mata ke arah massa.

“Kami bergabung dengan sekelompok perempuan untuk membela hak-hak kami dan berjalan menuju Istana,” ujar seorang aktivis masyarakat sipil, Suraya, dikutip dari lama Tolo News, Minggu (5/9).

Suraya mengatakan pasukan Taliban menyerang mereka dengan menembakkan gas air mata saat mereka menuju Istana Kepresidenan dan juga memukul beberapa pengunjuk rasa.

“25 tahun yang lalu, ketika Taliban datang ke Kabul, mereka melarang saya sekolah. Saya belajar selama 20 tahun terakhir setelah kejatuhan Taliban dan berupaya untuk masa depan yang lebih baik. Saya tidak akan membiarkan pencapaian ini hilang,” kata seorang jurnalis, Azita.

Taliban mengatakan mereka tidak punya pilihan kecuali menembakkan gas air mata setelah massa dinilai “hilang kendali”.

“Para pengunjuk rasa bergerak ke Istana Kepresidenan, Kementerian Luar Negeri, dan Istana Sedarat, yang semuanya berada di dalam zona aman, dan tidak ada yang diizinkan masuk ke kawasan-kawasan itu. Taliban berusaha berkali-kali mencegah mereka tapi akhirnya mereka harus menghentikan para perempuan itu bergerak menuju Istana,” jelas seorang aktivis media, Abdulhaq Imad.

Unjuk rasa berlangsung di Kabul dan Herat setelah Taliban mengatakan perempuan tidak bisa bekerja menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan ke depan.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Tuntut Pengesahan RUU Perlindungan PRT, Massa Perempuan Geruduk Gedung DPR
FOTO: Tuntut Pengesahan RUU Perlindungan PRT, Massa Perempuan Geruduk Gedung DPR

Melalui aksi unjuk rasa tersebut, mereka menuntut Ketua DPR RI Puan Maharani untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT).

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Ribuan Aktivis Perempuan Unjuk Rasa Peringati Hari Perempuan Internasional
FOTO: Aksi Ribuan Aktivis Perempuan Unjuk Rasa Peringati Hari Perempuan Internasional

Dalam aksinya, para aktivis mendesak pemerintah segera mewujudkan kebijakan yang memiliki keberpihakan pada perempuan.

Baca Selengkapnya
Peringati Hari Perempuan Internasional, Pemerintah dan PBB Soroti Peran Penting Perempuan dalam Solusi Konflik
Peringati Hari Perempuan Internasional, Pemerintah dan PBB Soroti Peran Penting Perempuan dalam Solusi Konflik

Peringati Hari Perempuan Internasional, Pemerintah dan PBB Soroti Peran Penting Perempuan dalam Solusi Konflik

Baca Selengkapnya
Hari Parlemen Indonesia, Novita Hardini Soroti Peran Ekonomi Perempuan dalam Legislatif
Hari Parlemen Indonesia, Novita Hardini Soroti Peran Ekonomi Perempuan dalam Legislatif

Dengan semangat Hari Parlemen Indonesia, Novita berharap semakin banyak perempuan di Indonesia yang termotivasi untuk terjun ke dunia politik.

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Kamisan ke-808, Aktivis Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan
FOTO: Aksi Kamisan ke-808, Aktivis Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan

Aktivis menyoroti pola-pola kekerasan terhadap perempuan yang tak kunjung disikapi secara serius oleh negara.

Baca Selengkapnya
Parpol Diminta Lebih Serius Rekrutmen Perempuan, Bukan Sekedar Formalitas
Parpol Diminta Lebih Serius Rekrutmen Perempuan, Bukan Sekedar Formalitas

Parlemen Indonesia masih mengalami ketertinggalan untuk kesetaraan gender dengan negara-negara di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan
Temuan BNPT: Budaya Patriaki Beri Andil Penyebaran Paham Radikal pada Perempuan

Budaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Cawagub Banten Dimyati Tuai Kritik Karena Bicara Isu Sensitif soal Wanita di Debat
Cawagub Banten Dimyati Tuai Kritik Karena Bicara Isu Sensitif soal Wanita di Debat

Seakan ingin menyerang rivalnya calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany, Dimyati justru dinilai merendahkan kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Janji Ganjar-Mahfud MD ke Perempuan, Permudah Lapangan Kerja Hingga Jaminan Kesehatan
Janji Ganjar-Mahfud MD ke Perempuan, Permudah Lapangan Kerja Hingga Jaminan Kesehatan

Mahfud MD mencatat aspirasi terkait perempuan yang bakal ia bawa bersama Ganjar.

Baca Selengkapnya
Puan Dorong Legislator Perempuan di DPR Perjuangkan Isu Kesejahteraan Perempuan dan Anak
Puan Dorong Legislator Perempuan di DPR Perjuangkan Isu Kesejahteraan Perempuan dan Anak

Puan mengingatkan, legislator perempuan harus bisa menghadirkan produk legislasi yang pro perempuan.

Baca Selengkapnya
PAN Dorong Peningkatan Keterwakilan Perempuan di Parlemen
PAN Dorong Peningkatan Keterwakilan Perempuan di Parlemen

PAN menilai perempuan punya kompetensi besar untuk mengabdi pada rakyat.

Baca Selengkapnya
Meningkatkan Keterlibatan Perempuan dalam Rencana Pembangunan Desa
Meningkatkan Keterlibatan Perempuan dalam Rencana Pembangunan Desa

Perempuan merupakan salah satu kelompok rentan di desa dan jarang sekali dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan.

Baca Selengkapnya