Demo Perempuan Afghanistan Menuntut Dilibatkan dalam Pemerintahan Berujung Ricuh
Merdeka.com - Sekelompok jurnalis dan aktivis Afghanistan melakukan unjuk rasa di Kabul pada Sabtu (4/9), namun unjuk rasa ini berujung ricuh setelah para demonstran berusaha menuju Istana Kepresidenan.
Taliban menggunakan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang menyerukan hak-hak mereka terpenuhi di bawah pemerintahan baru Taliban.
Sebagian besar para pengunjuk rasa ini perempuan dan kembali turun ke jalan-jalan kota untuk berunjuk rasa pada hari kedua.
-
Kenapa demo Hari Perempuan Internasional digelar? Dalam aksinya, para aktivis mendesak pemerintah segera mewujudkan kebijakan yang memiliki keberpihakan pada perempuan.
-
Apa yang diusung para aktivis di demo Hari Perempuan? Massa juga menyuarakan beragam isu perempuan melalui poster, spanduk dan orasi selama unjuk rasa berlangsung.
-
Apa yang terjadi pada wanita Bangladesh? Selain itu sekitar empat ratus ribu perempuan turut diperkosa.
-
Dampak apa dari perang bagi perempuan? Laporan dari PBB, yang dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (28/10/2024), mengungkapkan bahwa jumlah perempuan yang menjadi korban dalam konflik bersenjata meningkat dua kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
-
Siapa saja yang ikut demo Hari Perempuan? Seorang aktivis mengangkat poster saat berunjuk rasa memperingati Hari Perempuan Internasional di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Jumat (8/4/2024).
-
Mengapa perempuan terlupakan di tengah perang? Ia juga menyatakan kekhawatiran bahwa dunia seolah melupakan mereka di tengah meningkatnya serangan terhadap hak-hak perempuan serta kesetaraan gender.
Para perempuan berjalan menuju Istana Kepresidenan dari kawasan Pul-e-Mahmoud Khan di timur Istana namun tidak diizinkan mendekat dan pasukan khusus Taliban menembakkan gas air mata ke arah massa.
“Kami bergabung dengan sekelompok perempuan untuk membela hak-hak kami dan berjalan menuju Istana,” ujar seorang aktivis masyarakat sipil, Suraya, dikutip dari lama Tolo News, Minggu (5/9).
Suraya mengatakan pasukan Taliban menyerang mereka dengan menembakkan gas air mata saat mereka menuju Istana Kepresidenan dan juga memukul beberapa pengunjuk rasa.
“25 tahun yang lalu, ketika Taliban datang ke Kabul, mereka melarang saya sekolah. Saya belajar selama 20 tahun terakhir setelah kejatuhan Taliban dan berupaya untuk masa depan yang lebih baik. Saya tidak akan membiarkan pencapaian ini hilang,” kata seorang jurnalis, Azita.
Taliban mengatakan mereka tidak punya pilihan kecuali menembakkan gas air mata setelah massa dinilai “hilang kendali”.
“Para pengunjuk rasa bergerak ke Istana Kepresidenan, Kementerian Luar Negeri, dan Istana Sedarat, yang semuanya berada di dalam zona aman, dan tidak ada yang diizinkan masuk ke kawasan-kawasan itu. Taliban berusaha berkali-kali mencegah mereka tapi akhirnya mereka harus menghentikan para perempuan itu bergerak menuju Istana,” jelas seorang aktivis media, Abdulhaq Imad.
Unjuk rasa berlangsung di Kabul dan Herat setelah Taliban mengatakan perempuan tidak bisa bekerja menduduki jabatan-jabatan tinggi dalam pemerintahan ke depan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melalui aksi unjuk rasa tersebut, mereka menuntut Ketua DPR RI Puan Maharani untuk segera mengesahkan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT).
Baca SelengkapnyaDalam aksinya, para aktivis mendesak pemerintah segera mewujudkan kebijakan yang memiliki keberpihakan pada perempuan.
Baca SelengkapnyaPeringati Hari Perempuan Internasional, Pemerintah dan PBB Soroti Peran Penting Perempuan dalam Solusi Konflik
Baca SelengkapnyaDengan semangat Hari Parlemen Indonesia, Novita berharap semakin banyak perempuan di Indonesia yang termotivasi untuk terjun ke dunia politik.
Baca SelengkapnyaAktivis menyoroti pola-pola kekerasan terhadap perempuan yang tak kunjung disikapi secara serius oleh negara.
Baca SelengkapnyaParlemen Indonesia masih mengalami ketertinggalan untuk kesetaraan gender dengan negara-negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaBudaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaSeakan ingin menyerang rivalnya calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany, Dimyati justru dinilai merendahkan kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mencatat aspirasi terkait perempuan yang bakal ia bawa bersama Ganjar.
Baca SelengkapnyaPuan mengingatkan, legislator perempuan harus bisa menghadirkan produk legislasi yang pro perempuan.
Baca SelengkapnyaPAN menilai perempuan punya kompetensi besar untuk mengabdi pada rakyat.
Baca SelengkapnyaPerempuan merupakan salah satu kelompok rentan di desa dan jarang sekali dilibatkan dalam proses perencanaan pembangunan.
Baca Selengkapnya