Cukup tidur, warga Bhutan jadi penduduk paling bahagia sejagat

Merdeka.com - Masyarakat di Bhutan kini diketahui lebih bahagia dibanding lima tahun lalu. Penyebabnya adalah, karena mereka sekarang dapat tidur dengan waktu yang mencukupi. Lebih dari 7 persen masyarakat Bhutan dinilai telah mencukupi waktu tidurnya di tahun 2015 ketimbang tahun 2010.

Hal tersebut diketahui dari hasil survei sosial Kelompok Himalayan. Kebanyakan dari mereka adalah penganut ajaran Budha, yang meluncurkan indeks tingkatan kebahagiaan (GNH) lima tahun lalu.

"Dalam indeks tersebut terdapat indikator waktu senggang, tingkat emosi amarah, dan kecemburuan. Indeks ini bergerak naik dari angka 0,743 di tahun 2010 menjadi 0,756 di tahun ini," ujar Perdana Menteri Bhutan Lyonchoen Tshering Tobgay, dalam konferensi persnya di Ibu Kota Thimphu kemarin, Selasa (3/11), seperti dikutip harian Huffington Post .

Namun, PM Lyonchoen tidak tahu apakah angka tersebut menunjukkan peningkatan baik atau sebaliknya. Walaupun begitu, tujuan dari ini adalah membuat masyarakat Bhutan dapat lebih bahagia.

"Kita melihat beberapa hal sederhana, namun faktor lain seperti psikologis dan daya hidup masyarakat juga menjadi acuan," lanjutnya.

Merujuk pada pidatonya, tingkat kebahagiaan di perkotaan diketahui lebih tinggi ketimbang mereka yang tinggal di desa, lembah atau perbukitan dengan 349 ribu pekerja buruh bidang pertanian.

"Kami harus mencari cara meningkatkan indeks kebahagiaan di daerah tersebut, menjadikan pemuda disana meningkat karirnya dan kehidupan keluarganya maju, tidak hanya bergantung pada lampu perkotaan," pungkasnya.

Diketahui kehidupan di Bhutan pada tahun 1960 sangat tidak bahagia. Tidak adanya mata uang, telepon, sekolah, dan pelayanan publik. Seiring perkembangan waktu, bank dunia mencatat pertumbuhan negara ini pada 2006 sampai 2014 menjadi satu yang tertinggi ketimbang di seluruh negara Asia Selatan.