Deretan lelucon buruk Charlie Hebdo picu kemarahan dunia
Merdeka.com - Charlie Hebdo kembali menggegerkan publik. Tabloid satir berpusat di Ibu Kota Paris, Prancis, itu melontarkan lelucon soal foto jasad Aylan Kurdi, bocah pengungsi tiga tahun asal Suriah yang tewas bersama ibu dan kakaknya, ketika perahu mereka terbalik saat menyeberang ke Yunani.
Edisi tabloid kontroversial itu, seperti dilansir Gulf News, Senin (14/9), diberi tajuk 'nyaris mencapai tujuan'. Topik yang dibahas rata-rata bernuansa negatif pada kebijakan imigrasi Uni Eropa.
Charlie Hebdo pun menggunakan lelucon SARA di edisi tersebut. Di salah satu halaman, ada kartun menggambarkan Yesus berdiri di atas air sambil diberi keterangan 'orang Kristen berjalan di air, anak muslim tenggelam'.
-
Siapa yang menggambar karikatur Nabi Muhammad? Kurt Westergaard adalah seorang kartunis Denmark yang karikatur Nabi Muhammadnya membuat marah banyak umat Islam di seluruh dunia.
-
Kapan karikatur Nabi Muhammad diterbitkan? Surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, menerbitkan kartun satir nabi Muhammad pada tanggal 30 September 2005.
-
Kenapa Jyllands-Posten menerbitkan karikatur Nabi Muhammad? Surat kabar tersebut mengumumkan bahwa hal tersebut adalah upaya untuk berkontribusi pada perdebatan tentang kritik terhadap Islam dan sensor diri.
-
Siapa yang menyihir Nabi Muhammad? Adalah Labid bin Al-A’sham Al-Yahudi, orang yang menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di tali busur dengan sebelas ikatan.
-
Siapa yang dihujat oleh netizen? Anak Sarwendah, Betrand Putra Onsu, merasa sedih mengetahui bahwa ibunya sedang dihujat di media sosial oleh netizen.
-
Bagaimana respon umat Islam terhadap karikatur? Banyak umat Islam yang menekankan bahwa gambar karikatur Nabi Muhammad adalah penghujatan, sementara banyak orang Barat yang membela hak kebebasan berbicara.
Pengguna Internet sedunia kembali mengecam Charlie Hebdo atas leluconnya soal pengungsi Suriah. "Tidak ada lagi yang lebih memuakkan dari kartun menghina anak yang tewas," tulis akun @zesfaye.
Tabloid ini seakan ditakdirkan berkalang masalah karena lelucon yang mereka buat. Publik tentu belum lupa, pada awal 2015, kantor pusat Charlie Hebdo diserbu militan radikal setelah memuat kartun menghina Nabi Muhammad. Akibat serangan itu, 10 wartawan Charlie Hebdo dan tiga polisi tewas.
Kartun kontroversial itu menggambarkan panutan umat Islam itu dalam posisi telanjang beserta olok-olok lainnya.
Lima bulan setelah diserang, Redaktur Charlie Hebdo Laurent Sourisseau mengatakan kebijakan redaksional mereka tidak akan berubah. Pelecehan sosok Muhammad menurut Laurent merupakan bentuk kebebasan berekspresi.
"Kami sudah menggambar Muhammad untuk (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi keras datang dari umat muslim di seluruh dunia akibat penerbitan gambar karikatur Nabi Muhammad saat itu.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel Buldoser Kuburan di Gaza, Mayat-mayat Dimutilasi
Baca SelengkapnyaSembari menenteng sandal kesayangan korban, pria tersebut tak kuasa menahan air mata pilu.
Baca SelengkapnyaTentara Israel ini melakukan pelecehan terhadap kitab suci umat Islam dengan tindakan tak pantas.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyayangkan banyak tokoh yang menjadikan isu agama sebagai guyonan.
Baca SelengkapnyaViral aksi remaja makan di restoran cepat saji mengolok-olok penderitaan anak Palestina.
Baca SelengkapnyaBudi Awaluddin mengatakan, kelima siswi tersebut menyesali perbuatannya. Mereka juga sempat menangis ketakutan.
Baca SelengkapnyaAulia Rakhman pun dikenakan pasal 156 huruf a KUHP tentang penodaan agama subsider Pasal 156 KUHP tentang ujaran kebencian terhadap suatu golongan.
Baca SelengkapnyaAkibat serangan brutal tersebut, bayi berusia 18 bulan menjadi korban tewas dengan cara mengenaskan.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaTerbaru, Israel melakukan serangan ke kamp pengungsian di Rafah pada Minggu, (26/5/2024).
Baca SelengkapnyaBudi Awaluddin mengakui, tindakan lima siswi SMP itu yang mengejek anak Palestina salah.
Baca Selengkapnya