Deretan Negara dengan Layanan Kesehatan Terbaik dan Terburuk di Dunia
Merdeka.com - Layanan kesehatan menjadi salah satu fasilitas yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Sistem layanan kesehatan yang berkualitas dan efisien, memberi dampak besar bagi kualitas hidup masyarakat di suatu negara.
Indonesia selama ini sudah mempunyai sistem layanan asuransi kesehatan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun sejak 2014 BPJS Kesehatan mengalami defisit yang cukup besar. Pada 2014 defisit mencapai Rp1,9 triliun kemudian di 2015 defisit melonjak jadi Rp9,4 triliun hingga di 2018 defisit itu menyentuh angka Rp19,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengusulkan iuran BPJS Kesehatan naik serentak pada 2020. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan itu nantinya mencapai 100 persen dari angka saat ini.
-
Mengapa iuran BPJS masih sama? 'Untuk iuran masih tetap, karena tidak ada penghapusan kelas otomatis untuk iuran, ini masih mengacu kepada Perpres yang masih berlaku yaitu Perpres 64 tahun 2020 jadi masih ada kelas dan iuran masih sama,' kata Irsan di kantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (15/5).
-
Bagaimana iuran BPJS akan dibahas? 'Dan bagaimana iuran nanti akan dibahas lebih lanjut, karena dalam Perpres 59 juga diamanatkan juga bahwa hasil dari evaluasi tentunya akan melandaskan atau mengacu untuk penetapan dari segi manfaat dari segi tarif atau segi iuran,' sambungnya.
-
Bagaimana cara menghitung iuran BPJS untuk PPU? Total iuran yang harus dibayarkan adalah 5% dari gaji atau upah bulanan. Pembagiannya adalah 4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% oleh peserta.
-
Bagaimana BPJS Kesehatan meningkatkan pelayanan? “Upaya transformasi mutu layanan juga terus kami digaungkan. Komitmen kami adalah menghadirkan wajah baru pelayanan yang lebih mudah, cepat dan setara. Misalnya, lewat DIANI ini, kami juga menghadirkan layanan jemput bola melalui Mobile Customer Service (MCS). Peserta JKN maupun masyarakat umum bisa mengakses pelayanan administrasi JKN, seperti pendaftaran peserta, mengubah lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), mengubah ada kepesertaan, meminta informasi, hingga menyampaikan pengaduan,“ kata Siruaya.
-
Apa yang dilakukan BPJS Kesehatan terhadap klaim di tahun 2023? Sampai dengan tahun 2023, BPJS Kesehatan membayar klaim ke fasilitas kesehatan sebesar 158,8 triliun untuk pelayanan kesehatan seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Artinya, seluruh pembayaran klaim telah membiayai peserta JKN yang sakit, melalui dana yang telah dibayarkan langsung ke fasilitas kesehatan secara tepat waktu bahkan lebih cepat dari ketentuan.
-
Apa yang BPJS Kesehatan tawarkan? BPJS Kesehatan telah menghadirkan empat jenis layanan skrining yang dapat dimanfaatkan oleh peserta JKN.
Di negara lain sistem layanan kesehatan juga mewajibkan pemerintah memberikan fasilitas layanan kesehatan kepada rakyatnya. Negara mana saja yang memiliki layanan kesehatan terbaik dan terburuk di dunia? Simak ulasannya berikut ini:
5 Negara Terbaik
Daftar di bawah ini dihimpun berdasarkan survei oleh The Commonwealth Fund, yayasan di Amerika Serikat yang fokus mengawasi kualitas layanan negara.
Inggris
Dilihat dari kualitas peralatan kesehatan dan tenaga medis, akses, efisiensi, serta ekuitas, fasilitas layanan kesehatan di Inggris tercatat sebagai yang terbaik di dunia. Rendahnya angka kematian bayi, serta tingkat harapan hidup tinggi juga menjadi faktor pertimbangan lain yang menjadikan Inggris sebagai negara dengan fasilitas kesehatan terbaik, menurut The Commonwealth Fund.
Tidak hanya nyaman bagi warganya, layanan kesehatan Inggris juga memberi kenyamanan yang sama bagi warga asing. Program layanan kesehatan nasional, Skotlandia, dan Irlandia Utara menyediakan banyak pilihan untuk perawatan medis darurat.
Swiss
Dilansir dari Forbes, pengeluaran kesehatan per kapita di Swiss merupakan yang tertinggi ke tiga di dunia, setelah AS dan Norwegia. Meski demikian, dengan rata-rata pendapatan per kapita yang terbilang tinggi, sehingga warga Swiss cenderung bebas memilih besar biaya asuransi kesehatan yang mereka perlukan. Forbes yang membandingkan kualitas sistem pelayanan kesehatan di Swiss dan Amerika melaporkan, stabilitas kondisi fiskal di negara tersebut menjadi faktor lain yang mempengaruhi kualitas layanan kesehatan.
Dikabarkan, pengeluaran pemerintah untuk kesehatan hanya mencapai 2,7 persen. Angka tersebut dikatakan tergolong rendah dibanding dengan negara maju lainnya. Kemajuan peralatan dan tenaga medis, ditambah kesadaran masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan, meningkatkan indeks angka harapan hidup di Swiss.
Swedia
Dilansir dari Cignaglobal, hanya sekitar 600.000 warga Swedia yang memilih asuransi kesehatan swasta. Asuransi tersebut umumnya didapat dari perusahaan tempat mereka bekerja. Dikatakan, standar kualitas layanan kesehatan di Swedia termasuk tinggi. Demikian pula dengan pengeluaran untuk layanan kesehatan yang disebut di atas rata-rata.
Australia
Terdapat dua sistem layanan kesehatan di Australia, yaitu sistem kesehatan publik dan sistem kesehatan swasta. Sejak tahun 1984, Medicare telah menjadi skema asuransi kesehatan nasional. Program tersebut memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di rumah sakit umum.
Jerman
Meski terbilang mahal, Jerman memiliki alat dan tenaga medis yang sangat baik. Asuransi kesehatan menjadi hal yang wajib dimiliki oleh masyarakat Jerman. Bahkan, perusahaan asing di Jerman juga menambahkan hak asuransi kesehatan dalam kontrak kerja mereka.
5 Negara Terburuk
Di tahun 2000 organisasi kesehatan dunia (WHO) memulai misi untuk menentukan peringkat sistem layanan kesehatan dari 191 negara. Pada saat itu, Afrika Sierra Leone menduduki peringkat terbawah, dan Amerika Serikat berada di peringkat 37.Namun setelah peringkat layanan kesehatan terbentuk, WHO menolak untuk memperbarui datanya. Sebagai gantinya, The Commonwealth Fund, sebuah yayasan khusus untuk mengevaluasi sistem layanan kesehatan, khususnya di Amerika Serikat.Secara umum, terdapat lima kriteria yang menjadi indikator kualitas layanan kesehatan di sebuah negara, yaitu kualitas perawatan, akses, efisiensi, kesetaraan, dan jumlah orang yang hidup sehat.Di tahun 2014, The Commonwealth Fund sempat merilis laporan yang membandingkan fasilitas kesehatan dari 11 negara di dunia. Kesebelas negara tersebut antara lain Inggris, Swiss, Swedia, Australia, Jerman, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Prancis, Kanada, dan Amerika Serikat.Berdasarkan laporan tersebut, berikut lima negara besar kualitas layanan kesehatan yang buruk, seperti yang dikutip dari Medical Daily.Selandia BaruBertolak belakang dengan negara tetangganya, Australia yang menduduki peringkat keempat terbaik, Selandia baru memiliki kualitas buruk dalam hal ekuitas. Tingkat ekuitas diukur dari seberapa sering warga tidak mampu menghindar untuk pergi ke dokter ketika sakit.Jika diukur dari angka kematian bayi dan harapan hidup usia 60 tahun, Selandia Baru berada di peringkat 9. Menurut Bank Dunia, negara itu membelanjakan 11 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk anggaran penyediaan layanan kesehatan tahun 2014.Di sisi lain, Selandia Baru sebenarnya memiliki perawatan kesehatan yang efektif dan terkoordinasi. Dari data survei lain yang dilansir oleh Ceoworld, Selandia Baru berada di posisi ke 16 dari 192 negara.NorwegiaNegara yang terletak di Semenanjung Skandinavia Eropa itu dikatakan memiliki fasilitas layanan kesehatan yang buruk, khususnya dalam hal keamanan dan efektivitas layanan.Meski berada di peringkat ketiga dalam hal memastikan pasien mendapatkan perawatan primer, tetapi untuk masalah ketepatan waktu dan akses perawatan, negara itu masih perlu melakukan perbaikan lebih.KanadaTerlepas dari reputasi negara tersebut yang menyediakan perawatan kesehatan gratis, tetapi segi keamanan, ketepatan waktu, dan efisiensi. Berdasarkan anggaran tahun 2014, Perancis mengalokasikan 10,4 persen PDB untuk penyediaan fasilitas layanan kesehatan.Amerika SerikatNegara adidaya tersebut tercatat berada di posisi terbawah berdasarkan survei versi The Commonwealth Fund, dalam dekade terakhir. Amerika Serikat dikatakan mengalami masalah dalam efisiensi sistem layanan kesehatan, kesetaraan, dan kualitas kehidupan sehat.Meski demikian, akses layanan kesehatan AS sudah dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakatnya. Sementara itu, dalam versi lain, Ceoworld mencatatkan Amerika di peringkat 30 dari 192 negara. Posisinya terkalahkan oleh Taiwan yang menduduki peringkat teratas dalam indeks kualitas layanan kesehatan.Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPJS Kesehatan pernah menjadi sorotan tajam karena terjadi defisit anggaran. Belum lagi soal pelayanan untuk peserta BPJS di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kini sudah ada 95,7 persen warga Indonesia yang terdaftar di BPJS Kesehatan
Baca SelengkapnyaKinerja BPJS Kesehatan lebih baik dibandingkan jaminan kesehatan sosial yang ada di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan juga terus berbenah melakukan perbaikan layanan dari masa ke masa.
Baca Selengkapnya"Ini banyak ditanyakan kenapa BPJS yang not so profit kok duitnya banyak katanya.
Baca SelengkapnyaPrestasi Program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan Indonesia telah memicu ketertarikan dari sejumlah negara.
Baca SelengkapnyaRiset terbaru dari CEOWORLD Magazine terkait Health Care Index menempatkan Indonesia di peringkat 39 dari 110 negara.
Baca SelengkapnyaTak heran jika pesatnya pertumbuhan kepesertaan JKN membuat banyak negara yang tertarik mengulik rahasia di baliknya.
Baca SelengkapnyaTak sedikit negara di berbagai belahan dunia tertarik untuk mempelajari sistem jaminan kesehatan nasional di Indonesia melalui BPJS Kesehatan.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia membutuhkan tabel mortalitas yang sesuai dengan karakteristik masyarakat.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan BPJS Kesehatan dalam mengelola jaminan kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menarik minat Malaysia
Baca SelengkapnyaBPJS Kesehatan mengklarifikasi isu dugaan kerugian sebesar Rp20 triliun dalam penyelenggaraan Program JKN.
Baca Selengkapnya