Di balik taktik anyar Taliban serang warga sipil Afghanistan
Merdeka.com - Rakyat Afghanistan kini tengah dirundung duka akibat serangan bom mobil ambulans pada Sabtu lalu di Ibu Kota Kabul yang menewaskan 103 orang. Kemarin sebuah serangan kelompok bersenjata kembali terjadi di sebuah akademi militer, lagi-lagi di ibu kota. Insiden itu menewaskan sedikitnya 11 tentara.
Sepekan sebelumnya kelompok bersenjata juga menyerang Hotel Intercontinental di Kabul dan menyandera pegawai serta pengunjung hotel. Peristiwa itu menewaskan 22 orang. Tak hanya itu kantor lembaga bantuan kemanusiaan dari Inggris di Jalalabad dan pusat budaya Syiah di Kabul juga jadi target.
Setahun lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kepada tentara AS di Afghanistan, "Saya bersama kalian. Kita akan melakukannya bersama-sama," kata dia.
-
Bagaimana Pakistan Timur melawan? Mulanya Pakistan Timur menanggapi ancaman dari Pakistan Barat dengan perlawanan secara spontan dan kurang terorganisir.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Dimana PKK Taliabu berlomba? Tim Penggerak PKK Kabupaten Pulau Taliabu mewakili Provinsi Maluku Utara dalam mengikuti lomba Senam Kreasi Cuci Tangan dan Parade pada rangkaian puncak peringatan Hari Gerak Kesatuan PKK ke 52 di kota Surakarta, Solo, Jawa Tengah.
-
Apa tujuan serangan? Setelah pelaku kejahatan mengubah ID Apple dan kata sandi Anda, mereka dapat mengunci Anda dari iPhone, membuka aplikasi perbankan dan keuangan, mengubah kata sandi, dan menguras aset Anda dalam sekejap mata.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Apa yang dilakukan TNI? Peristiwa penyiksaan yang dilakukan sejumlah prajurit TNI terhadap seorang warga Papua diduga merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) viral di media sosial.
Namun dalam setahun terakhir, menurut penilaian pejabat AS, kelompok militan Taliban semakin kuat di banyak provinsi Afghanistan. Setidaknya Taliban kini menguasai sekitar 40 persen wilayah Afghanistan. Pemerintahan pusat di Kabul lemah dan terpecah belah. Gubernur Atta Muhammad Nur, yang sebelumnya dipecat menolak mundur. Korupsi masih merajalela, terutama di kalangan kepolisian, seperti dilansir laman CNN, Senin (29/1).
Kelompok bersenjata serang kantor amal Inggris di Afghanistan ©REUTERS/Parwiz
Sedikitnya sebanyak 7.000 anggota aparat keamanan Afghanistan tewas dalam setahun terakhir. Menurut data PBB, sebanyak 2.640 warga sipil juga tewas dalam sembilan bulan terakhir.
Mantan pemimpin pasukan AS di Afghanistan Kosh Sadat dan Stanley McCrystal menulis di laman Foreign Affairs, "Hari ini Afghanistan berjuang untuk bertahan. Kehadiran Taliban dan pengaruh mereka kini berada di puncaknya sejak kelompok itu kalah pada 2001."
Namun pertanyaannya masih sama, mengapa mereka menyasar warga sipil? Jawaban paling tepat tampaknya bukan dengan cara masuk ke alam pikiran para penyerang tapi dengan mengevaluasi perang yang selama ini terjadi.
Dikutip laman the New York Times, Minggu (28/1), Taliban selama 16 tahun terlibat dalam perang tradisional untuk menguasai Afghanistan. Tapi selama itu pula mereka tidak benar-benar melakukannya dan malah menjadikan perang ini berkutat dalam satu isu: soal apakah negara ini bisa mempunyai pemerintahan pusat yang berfungsi.
Bagi pasukan koalisi pimpinan AS dan Afghanistan tujuan mereka sederhana: membentuk pemerintahan, memperkuat kekuasaan, dan menanti saat ketika rakyat menolak Taliban demi stabilitas. Kelompok Taliban yang selalu menolak legitimasi pemerintahan yang didukung Barat berusaha menggagalkan upaya itu.
"Saya melihat banyak kerumitan di sini," kata pengamat dari lembaga Dukungan Carnegie untuk Perdamaian Internasional sekaligus mantan anggota Dewan keamanan Nasional, Frances Z Brown.
Baik Taliban maupun AS keduanya kini hanya mampu saling melancarkan serangan. Taliban menganggap mereka tetap harus merongrong pemerintah termasuk menyerang Kabul guna memperlihatkan kelemahan pemerintah.
"Sementara strategi Trump berdasarkan senjata mesin--yaitu untuk mengerahkan lebih banyak pasukan," ujar Mullah Hamid, komandan Taliban di sebelah selatan Afghanistan.
"Jika mereka mengutamakan aksi militer maka kami tidak lemah. Kami bisa membidik target dan melumpuhkan musuh."
Serangan pasukan AS terhadap Taliban di daerah terbuka atau pedalaman membuat kelompok militan itu melancarkan gaya berperang gerilya di Kabul dan daerah perkotaan karena hal itu membuat serangan udara AS jadi tidak tumpul. Meski perang gerilya tidak membuat mereka menguasai wilayah namun hal ini sudah cukup membuat malu pemerintahan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasukan separatis bersenjata di Pakistan menyerang kantor polisi, jalur kereta api, dan jalan raya hingga menewaskan 73 orang.
Baca SelengkapnyaHal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDi provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.
Baca SelengkapnyaSedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaTak hanya di Gaza, pasca 7 Oktober Israel juga lebih gencar melakukan serangan ke Tepi Barat, Palestina.
Baca SelengkapnyaIran menyerang Pakistan sehari sebelumnya, menyasar kelompok milisi di Provinsi Balochistan, dekat perbatasan kedua negara.
Baca SelengkapnyaDensus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi
Baca SelengkapnyaSerangan tersebut dikonfirmasi menewaskan seorang polisi yang mengawal konvoi.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaTren Kejahatan TPPO Meningkat Tiap Tahun, Ini Solusi Pemerintah
Baca Selengkapnya