Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di balik taktik anyar Taliban serang warga sipil Afghanistan

Di balik taktik anyar Taliban serang warga sipil Afghanistan Militan Taliban di Afghanistan. ©AFP PHOTO/FARIDULLAH AHMADZAI

Merdeka.com - Rakyat Afghanistan kini tengah dirundung duka akibat serangan bom mobil ambulans pada Sabtu lalu di Ibu Kota Kabul yang menewaskan 103 orang. Kemarin sebuah serangan kelompok bersenjata kembali terjadi di sebuah akademi militer, lagi-lagi di ibu kota. Insiden itu menewaskan sedikitnya 11 tentara.

Sepekan sebelumnya kelompok bersenjata juga menyerang Hotel Intercontinental di Kabul dan menyandera pegawai serta pengunjung hotel. Peristiwa itu menewaskan 22 orang. Tak hanya itu kantor lembaga bantuan kemanusiaan dari Inggris di Jalalabad dan pusat budaya Syiah di Kabul juga jadi target.

Setahun lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan kepada tentara AS di Afghanistan, "Saya bersama kalian. Kita akan melakukannya bersama-sama," kata dia.

Namun dalam setahun terakhir, menurut penilaian pejabat AS, kelompok militan Taliban semakin kuat di banyak provinsi Afghanistan. Setidaknya Taliban kini menguasai sekitar 40 persen wilayah Afghanistan. Pemerintahan pusat di Kabul lemah dan terpecah belah. Gubernur Atta Muhammad Nur, yang sebelumnya dipecat menolak mundur. Korupsi masih merajalela, terutama di kalangan kepolisian, seperti dilansir laman CNN, Senin (29/1).

kelompok bersenjata serang kantor amal inggris di afghanistan

Kelompok bersenjata serang kantor amal Inggris di Afghanistan ©REUTERS/Parwiz

Sedikitnya sebanyak 7.000 anggota aparat keamanan Afghanistan tewas dalam setahun terakhir. Menurut data PBB, sebanyak 2.640 warga sipil juga tewas dalam sembilan bulan terakhir.

Mantan pemimpin pasukan AS di Afghanistan Kosh Sadat dan Stanley McCrystal menulis di laman Foreign Affairs, "Hari ini Afghanistan berjuang untuk bertahan. Kehadiran Taliban dan pengaruh mereka kini berada di puncaknya sejak kelompok itu kalah pada 2001."

Namun pertanyaannya masih sama, mengapa mereka menyasar warga sipil? Jawaban paling tepat tampaknya bukan dengan cara masuk ke alam pikiran para penyerang tapi dengan mengevaluasi perang yang selama ini terjadi.

Dikutip laman the New York Times, Minggu (28/1), Taliban selama 16 tahun terlibat dalam perang tradisional untuk menguasai Afghanistan. Tapi selama itu pula mereka tidak benar-benar melakukannya dan malah menjadikan perang ini berkutat dalam satu isu: soal apakah negara ini bisa mempunyai pemerintahan pusat yang berfungsi.

Bagi pasukan koalisi pimpinan AS dan Afghanistan tujuan mereka sederhana: membentuk pemerintahan, memperkuat kekuasaan, dan menanti saat ketika rakyat menolak Taliban demi stabilitas. Kelompok Taliban yang selalu menolak legitimasi pemerintahan yang didukung Barat berusaha menggagalkan upaya itu.

"Saya melihat banyak kerumitan di sini," kata pengamat dari lembaga Dukungan Carnegie untuk Perdamaian Internasional sekaligus mantan anggota Dewan keamanan Nasional, Frances Z Brown.

Baik Taliban maupun AS keduanya kini hanya mampu saling melancarkan serangan. Taliban menganggap mereka tetap harus merongrong pemerintah termasuk menyerang Kabul guna memperlihatkan kelemahan pemerintah.

"Sementara strategi Trump berdasarkan senjata mesin--yaitu untuk mengerahkan lebih banyak pasukan," ujar Mullah Hamid, komandan Taliban di sebelah selatan Afghanistan.

"Jika mereka mengutamakan aksi militer maka kami tidak lemah. Kami bisa membidik target dan melumpuhkan musuh."

Serangan pasukan AS terhadap Taliban di daerah terbuka atau pedalaman membuat kelompok militan itu melancarkan gaya berperang gerilya di Kabul dan daerah perkotaan karena hal itu membuat serangan udara AS jadi tidak tumpul. Meski perang gerilya tidak membuat mereka menguasai wilayah namun hal ini sudah cukup membuat malu pemerintahan.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Horor! Serangan Pasukan Separatis Bersenjata di Pakistan Tewaskan 73 Orang
FOTO: Horor! Serangan Pasukan Separatis Bersenjata di Pakistan Tewaskan 73 Orang

Pasukan separatis bersenjata di Pakistan menyerang kantor polisi, jalur kereta api, dan jalan raya hingga menewaskan 73 orang.

Baca Selengkapnya
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis
BNPT Bongkar Pola Serangan Terorisme di Indonesia, Lewat Gerakan Bawah Tanah Secara Sistematis

Hal tersebut disampaikan Rycko usai mengikuti peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali di Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali.

Baca Selengkapnya
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran
Kepala BNPT Ungkap Pola Serangan Terorisme Kini Berubah, Generasi Muda jadi Sasaran

Kepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Porak Poranda Afghanistan Setelah Banjir Dahsyat Bercampur Lumpur, Lebih dari 300 Orang Tewas
FOTO: Porak Poranda Afghanistan Setelah Banjir Dahsyat Bercampur Lumpur, Lebih dari 300 Orang Tewas

Di provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dahsyatnya Banjir Bandang Menerjang Arghanistan, Puluhan Tewas dan Lebih dari 40 Orang Hilang
FOTO: Dahsyatnya Banjir Bandang Menerjang Arghanistan, Puluhan Tewas dan Lebih dari 40 Orang Hilang

Sedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Terungkap Cara Intel Israel Bekerja di Tepi Barat: Pura-pura Jadi Warga Palestina, Besoknya Pasukan Serang Penduduk
Terungkap Cara Intel Israel Bekerja di Tepi Barat: Pura-pura Jadi Warga Palestina, Besoknya Pasukan Serang Penduduk

Tak hanya di Gaza, pasca 7 Oktober Israel juga lebih gencar melakukan serangan ke Tepi Barat, Palestina.

Baca Selengkapnya
Pakistan Balas Serang Iran, Sehari Setelah Digempur dengan Rudal
Pakistan Balas Serang Iran, Sehari Setelah Digempur dengan Rudal

Iran menyerang Pakistan sehari sebelumnya, menyasar kelompok milisi di Provinsi Balochistan, dekat perbatasan kedua negara.

Baca Selengkapnya
Densus 88 Tangkap 27 Terduga Teroris Pendukung ISIS, 9 Pelaku di Jakarta dan 17 di Jabar
Densus 88 Tangkap 27 Terduga Teroris Pendukung ISIS, 9 Pelaku di Jakarta dan 17 di Jabar

Densus 88 tangkap puluhan pendukung ISIS dalam satu hari di 3 lokasi

Baca Selengkapnya
Kronologi Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan, Satu Polisi Tewas
Kronologi Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan, Satu Polisi Tewas

Serangan tersebut dikonfirmasi menewaskan seorang polisi yang mengawal konvoi.

Baca Selengkapnya
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial
Peran 3 Terduga Teroris Ditangkap di Jateng, Rencanakan Aksi Teror hingga Provokasi di Media Sosial

Ketiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
Total 8 Teroris JI Ditangkap di Sulteng, Ini Peran Masing-Masing Tersangka

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.

Baca Selengkapnya
Tren Kejahatan TPPO Meningkat Tiap Tahun, Ini Solusi Pemerintah
Tren Kejahatan TPPO Meningkat Tiap Tahun, Ini Solusi Pemerintah

Tren Kejahatan TPPO Meningkat Tiap Tahun, Ini Solusi Pemerintah

Baca Selengkapnya