Di penghujung karir Obama, ISIS 'menang' lawan militer Amerika
Merdeka.com - Amerika Serikat terpaksa mengakui satu kenyataan penting: masa kepemimpinan Presiden Barack Obama dinodai kegagalan menumpas Militan Islam Irak dan Syam (ISIS). Pasukan Khilafah Islamiyah yang muncul dari antah berantah itu berhasil bertahan dari gempuran jet tempur canggih AS dibantu Koalisi Arab selama nyaris dua tahun.
Presiden Obama mengungkapkan fakta pahit itu dalam wawancara dengan BBC akhir pekan lalu. Dia pesimis ISIS bisa dikalahkan sebelum dia selesai menjabat. Masa jabatan periode kedua Obama akan berakhir sembilan bulan lagi.
"Setidaknya di waktu yang tersisa kami akan mempersempit ruang gerak ISIS," ujarnya dalam wawancara yang dilansir Minggu (24/4).
-
Dimana tentara muslim AS bertugas? Pria 43 tahun ini bertugas di bagian pelayanan sipil Batalion ke-96 dan Brigadir urusan sipil ke-95 di Fort Bragg, California Utara.
-
Siapa yang mengalahkan Mesir dalam perang? Pujian itu diberikan setelah tentara Mesir dikalahkan Israel dalam perang Arab-Israel Pertama dan Kedua.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
-
Kenapa militer Israel mengatakan Hamas tidak bisa dihilangkan? Komentar publiknya ini semakin menyoroti keretakan yang kian besar antara kepemimpinan militer dan politik Israel atas perang yang sedang berlangsung di Gaza.Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Channel 13, Daniel Hagari mengatakan Hamas 'adalah sebuah ide, sebuah partai', yang 'berakar di dalam hati rakyat Palestina'. 'Siapa pun yang berpikir kami dapat melenyapkan Hamas adalah salah,' katanya, seraya menambahkan tujuan perang untuk menghancurkan kelompok bersenjata Palestina tersebut ibarat 'melempar pasir ke mata rakyat'.
-
Siapa prajurit TNI AU yang menang? Ya, prajurit TNI AU yang bernama Praka Ongen Saknosiwi ini berhasil meraih kemenangan pada gelaran Byon Combat Showbiz Vol 3.
-
Mengapa Israel tidak bisa kalahkan Hamas? “Kami tidak dapat mencapai tujuan perang di utara (Lebanon) dan selatan (Gaza),” ungkap mantan kepala Mossad, Danny Yatom, dalam surat kabar Maariv Israel, yang berjudul 'The Bitter Truth: Hamas and Jihad will not be defeated by military actions’.
Fakta ini begitu menyakitkan, sebab ISIS paling banter hanya punya dukungan 100 ribu militan. Mereka dibayar seadanya melalui uang hasil jarahan minyak. ISIS tak memiliki kekuatan udara. Sedangkan militer AS, di lain pihak, memiliki semua sumber daya perang mumpuni di muka bumi.
Pernyataan Obama menandai kegagalan demi kegagalan strategi geopolitik dan militer AS di Suriah yang akhirnya menghasilkan monster bernama ISIS.
Wawancara khusus Presiden Barack Obama (c) 2016 Merdeka.com/BBC
Negeri Paman Sam pada akhir 2011 memutuskan terlibat menumbangkan rezim Presiden Bashar al-Assad. Gacoan Washington adalah kubu pemberontak, Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).
Tak dinyana, FSA yang sudah disokong senjata maupun dana berulang kali gagal merebut Ibu Kota Damaskus hingga akhir 2013. Peruntungan AS berubah, ketika militan pecahan Al Qaidah, memproklamirkan diri sebagai ISIS, merangsek ke Suriah dari perbatasan Irak.
Sebagian senjata yang dipasok AS, misalnya senapan serbu M-16, Bushmaster E2S, Roket M79, serta kendaraan lapis baja Humvee, ternyata dijual oleh beberapa pentolan FSA ke pasar gelap. Senjata itu segera beralih tangan ke ISIS.
Senjata roket militan ISIS (c) REUTERS
Ketelodoran militer AS ini, menurut Lembaga pemantau HAM Amnesty International, sudah merupakan kekalahan tersendiri. Washington harus mengakui bersalah secara tak langsung membantu ISIS mengembangkan pasukan.
"Lemahnya pengawasan penjualan senjata menjadi bahan bakar kekejaman ISIS selama ini," kata Peneliti Amnesty International, Patrick Wilcken.
Kesimpulan Amnesty International tak jauh berbeda dengan kajian Badan Riset Pelucutan Senjata (CAR). Disimpulkan, senjata bantuan AS untuk pasukan Sunni pemberontak Suriah atau milisi Kurdi di Irak, ternyata berhasil direbut atau dijual ke ISIS.
CAR memetakan 8,5 persen total amunisi dan senjata yang dipakai ISIS bisa beredar di Timur Tengah dipicu ulah AS sendiri. Hampir 19 persen dari total amunisi militan khilafah adalah produk Negeri Adi Daya itu.
Itu baru dari sisi senjata, jika menilik (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok pemberontak Suriah akhirnya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad setelah upaya dilakukan sejak 2011.
Baca SelengkapnyaTerowongan-terowongan Hamas yang luas masih utuh dan hanya sepertiga pejuang yang terbunuh.
Baca SelengkapnyaKelompok perlawanan Palestina itu disebut masih jauh dari kekalahan.
Baca SelengkapnyaPresiden Mesir memuji kemampuan tempur pasukan TNI. Membandingkannya dengan disiplin militer tentara Mesir.
Baca SelengkapnyaAl-Julani mengatakan Israel tidak perlu lagi menyerang Suriah karena iran dan Hizbullah sudah tidak ada.
Baca SelengkapnyaPertempuran sengit antara pejuang Hamas dan pasukan penjajah Israel terus terjadi di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaMedia Israel Akhirnya Akui Negaranya Kalah Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaGamal Abdul Nasser kagum melihat kemampuan dan semangat bertempur pasukan Indonesia.
Baca SelengkapnyaDugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.
Baca SelengkapnyaIsrael menang dalam perang enam hari. Sang Jenderal bertekad membalas militer Israel.
Baca SelengkapnyaVIDEO Hanya Butuh 13 Detik Pejuang Hamas Muncul dari Bawah Tanah Lalu Pasang Bom di Tank Israel Sampai Meledak
Baca SelengkapnyaSampai saat ini Israel belum berhasil mengalahkan Hamas.
Baca Selengkapnya