Diduga Ada Varian Baru Virus Corona di Rusia, Bermutasi 18 Kali di Tubuh Satu Orang
Merdeka.com - Seorang perempuan Rusia penderita kanker kelenjar getah bening parah, yang berjuang melawan Covid-15 selama lima bulan, ditemukan memiliki 18 kali mutasi berbeda virus corona di dalam tubuhnya. Dia pertama kali terinfeksi virus corona pada April 2020 dan terakhir dites positif pada September.
Hal ini terungkap pekan lalu, ketika ilmuwan Rusia menerbitkan penelitian mereka di Virological, sebuah forum diskusi analisis dan interpretasi evolusi molekular virus dan epidemiologi. Kontributor dari empat universitas dan satu rumah sakit menganalisis genetik perempuan tersebut dan menemukan dua "mutasi cerpelai" Denmark, termasuk satu mutasi virus yang baru-baru ini ditemukan di Inggris.
Dengan banyaknya perubahan, apa yang ditemukan itu bisa diklasifikasikan sebagai jenis atau varian tersendiri.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Kapan virus muncul? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Dimana virus ditemukan? Peneliti dari Universitas Northwestern telah mengidentifikasi lebih dari 600 jenis virus yang berbeda dalam 92 sampel pancuran dan 34 sampel sikat gigi, tanpa ada dua sampel yang sama.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
Menurut ahli imunologi, Nikolai Kryuchkov, yang berbicara kepada koran MK, Covid-19 berubah dengan cepat di dalam tubuh seseorang dengan melemahnya sistem kekebalan. Pasien berusia 47 tahun itu, yang sedang menjalani kemoterapi, cocok dengan kategori ini.
"Para ahli telah memperhatikan angka mutasi dalam organisme orang yang lemah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan angka dalam populasi manusia normal," jelasnya, dikutip dari Russia Today, Rabu (13/1).
Seorang ahli lain, spesialis teknik genetik, Pavel Volchkov, menyatakan Covid-19 yang ditemukan pada perempuan tersebut memiliki kemiripan dengan varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris, serta memiliki karakteristik tersendiri.
"Varian baru virus corona yang ditemukan di Rusia berasal dari kelompok yang sama dengan varian Inggris," jelasnya.
Senin lalu Kepala Gamaleya Centre, Alexander Gintsburg, yang mengembangkan vaksin Sputnik V mengatakan ada kemungkinan besar Rusia memiliki tipe atau varian sendiri.
"Kami sangat menantikan negara kami menemukan tipe Rusia dengan properti yang diubah. Jika mereka sudah ada di Inggris, di Afrika Selatan, di Brasil - ada juga varian di sini," katanya.
"(Rusia) jauh lebih besar. Tipe baru seharusnya sudah diidentifikasi sejak lama," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaPemahaman mengenai ciri-ciri dan bentuk virus menjadi kunci penting dalam mengungkap misteri tentang bagaimana virus itu sebenarnya.
Baca SelengkapnyaVirus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
Baca Selengkapnya