Dihukum Squat Jump 300 Kali karena Langgar Lockdown, Pria Filipina Meninggal
Merdeka.com - Seorang pria Filipina bernama Darren Manaog Penaredondo meninggal setelah dihukum melakukan squat jump 300 kali oleh polisi karena melanggar aturan karantina Covid-19.
Pihak keluarga mengatakan Penarodondo disetop polisi ketika hendak membeli air pukul 18.00 waktu setempat di Provinsi Cavite Kamis lalu.
Sehari setelah dihukum dia pingsan dan kemudian meninggal.
-
Kenapa Baduy Dalam menerapkan aturan ketat? Tujuannya agar manusia tidak terjerumus keserakahan duniawi dan melupakan tatanan hidup nenek moyang.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Aturan apa yang dicabut tentang masker? Pemerintah Indonesia akhirnya mencabut kebijakan wajib menggunakan masker bagi masyarakat di tempat umum. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pada Masa Transisi Endemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
-
Bagaimana cara mencegah penularan flu Singapura? Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan flu Singapura.
-
Bagaimana mencegah penularan flu? Menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit flu, seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Jika ada anggota keluarga yang terkena flu, usahakan untuk menjaga jarak dan tidak berbagi barang pribadi.
-
Dimana larangan itu diterapkan? Dalam laporan yang dikutip dari Android Headlines pada Kamis (14/11), tindakan pelarangan ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat dalam perang semikonduktor yang saat ini berlangsung di pasar.
Pemerintah Filipina menerapkan aturan ketat pembatasan di Provinsi Cavite, Pulau Luzon, untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dilansir dari laman BBC, Selasa (6/4), Marlo Solero, kepala polisi Kota General Trias, mengatakan tidak ada hukuman fisik bagi orang yang ketahuan melanggar jam malam, hanya pengarahan saja dari petugas. Dia mengatakan kepada media lokal, jika ada petugas ketahuan menjatuhkan hukuman kepada pelanggar maka itu tidak dibolehkan.
Kerabat Penaredondo, Adrian Lucena, mengumumkan kematian pria itu di Facebook. Dia mengatakan kerabatnya itu dan juga orang lain yang melanggar jam malam disuruh melakukan squat jump 100 kali secara bersamaan.
Jika mereka gagal melakukannya maka hukuman diulang lagi dari awal. Sekelompok pria itu akhirnya melakukan sampai 300 kali squat jump.
Penaredondo kemudian pulang ke rumah pukul 06.00 pada hari Jumat dengan kesakitan, kata kakaknya. Kekasihnya mengatakan kepada media lokal, Rappler, pacarnya itu berusaha keras untuk bergerak sepanjang hari.
"Seharian itu dia kepayahan untuk berjalan, dia hanya bisa merangkak. Tapi saat itu saya tidak terlalu menganggapnya serius karena dia bilang badannya cuma pegal-pegal," kata Reichelyn Balce.
Sehari kemudian dia pingsan dan berhenti bernapas. Balce meminta tolong tetangganya untuk menyelamatkan pacarnya tapi dia keburu meninggal.
Ony Ferrer, Walikota General Trias memerintahkan kepala polisi untuk menyelidiki kejadian ini. Dia menyebut dugaan hukuman semacam itu adalah "penyiksaan."
Ferrer mengatakan dia sudah menghubungi keluar Penaredondo.
Ancaman Duterte
Awal bulan ini kelompok pembela hak asasi Human Rights Watch (HRW) mengatakan, para pelanggar aturan lockdown di Filipina mengalami penyiksaan.
HRW menuturkan ada sejumlah kasus ketika polisi dan pejabat setempat menghukum warga masuk ke kandang anjing atau dipaksa duduk di tengah panas matahari.
Dalam pidato yang disiarkan televisi Kamis lalu Presiden Rodrigo Duterte mengancam warga yang melanggar aturan lockdown.
"Saya tidak akan ragu. Perintah saya kepada polisi dan tentara, juga pejabat desa, kalau ada masalah atau ada pelanggaran dan nyawa Anda terancam maka tembak mati mereka," kata Duterte.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes sejauh ini belum mengetahui secara pasti soal penyebab meninggalnya siswa tersebut.
Baca SelengkapnyaIbunda korban, Yuliana menceritakan peristiwa memilukan itu terjadi pada Kamis 19 September 2024.
Baca SelengkapnyaPengetatan prosedur ini bercermin dari kejadian atas Yodeka Kopaba yang belakangan diketahui ternyata baru pertama kali mendaki.
Baca SelengkapnyaSeorang pekerja di China meninggal setelah 104 hari bekerja tanpa henti hanya libur satu hari.
Baca SelengkapnyaKalah main judi pemuda ini nekat tenggak cairan pembersih lantai. Akhirnya dia keracunan dan lemas.
Baca SelengkapnyaKejadian itu pun ramai menjadi perbincangan setelah diunggah akun Instagram @jakarta.terkini
Baca SelengkapnyaSeorang pekerja berinisial H (58) tewas saat melakukan pemasangan CCTV di gedung A Kantor Wali kota Jakarta Timur
Baca SelengkapnyaRekan korban berusaha mengevakuasi korban ke RSUD Tangerang guna mendapatkan perawatan medis. Namun, nyawanya tak tertolong.
Baca SelengkapnyaKorban sedang duduk sambil bermain HP di pinggir kali sodetan kemudian tiba-tiba terjatuh
Baca SelengkapnyaPria berusia 30 tahun meninggal karena gagal organ setelah 104 hari kerja berturut-turut dengan hanya satu hari istirahat.
Baca SelengkapnyaBinaragawan tewas usai alat berat menimpa lehernya karena tangan yang menopang tak kuat menahan beban
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas tenggelam di aliran kali di Kali Pesing, Jalan Kali Sekertaris, Kebon Jeruk Jakbar.
Baca Selengkapnya