Dimusuhi negara-negara Sunni, Iran mengaku tidak gentar
Merdeka.com - Negara anggota Liga Arab yang pemerintahannya dikuasai kalangan Sunni ramai-ramai memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menyusul kehebohan akibat eksekusi mati seorang ulama Syiah terkenal oleh Arab Saudi.
Iran mengklaim tidak gentar melihat dukungan negara Sunni kepada Saudi. Pemutusan diplomatik, menurut Teheran, tidak akan melemahkan negara mereka.
"Semua kebijakan diplomatik tersebut tidak ada kaitannya dengan pembangunan nasional dalam negeri kami. Justru Saudi nantinya yang akan menderita karena bertindak sewenang-wenang pada seorang ulama," kata Jubir Pemerintah Iran, Mohammad Bagher Nobakht, seperti dilansir Kantor Berita AFP, Selasa (5/1).
-
Siapa yang berhadapan dengan Arab Saudi? Timnas Indonesia berhadapan dengan Arab Saudi pada matchday pertama Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang berlangsung pada Jumat (6/9) dini hari WIB.
-
Siapa saja yang bakal main lawan Arab Saudi? Kesebelasnya bakal membela Timnas Indonesia menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama Putaran Ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
-
Bagaimana Arab Saudi mendominasi permainan? Arab Saudi mendominasi permainan dengan penguasaan bola mencapai 65 persen dan melakukan 18 tembakan.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Siapa yang memberikan dukungan penuh pada negara-negara Arab? Uni Soviet memberi dukungan penuh pada negara-negara Arab dalam persiapan perang melawan Israel.
-
Mengapa Timnas Arab Saudi diunggulkan? Selain sebagai tuan rumah, tim yang dilatih oleh Roberto Mancini juga memiliki kualitas pemain dan pengalaman yang lebih baik dibandingkan Indonesia. Ditambah lagi, catatan pertemuan dengan negara-negara ASEAN semakin memperkuat prediksi bahwa Arab Saudi lebih diunggulkan.
Iran, sebagai republik Islam bermazhab Syiah, sejak pekan lalu terus mengecam Saudi karena memancung Syekh Nimr al-Nimr, seorang ulama Syiah yang dihormati di seantero Timur Tengah. Unjuk rasa warga Syiah meluas di Iran, Irak, Bahrain, hingga Suriah. Sebagian unjuk rasa berubah menjadi kerusuhan, seperti yang terjadi di Teheran, ketika Kedutaan Saudi dibakar massa.
Kerajaan Arab Saudi lebih dulu memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran akhir pekan lalu, atas alasan kecewa kedubesnya dibakar.
Berikutnya menyusul Bahrain dan Kuwait, yang menarik pulang dubes masing-masing dari Teheran. Uni Emirat Arab tak mengusir diplomat Iran, tapi mengaku menurunkan status hubungan dua negara. Turki belum mengambil langkah apapun, namun membela eksekusi mati Saudi. Bahkan Sudan yang berada di Afrika ikut memutuskan hubungan diplomatik dari Iran, dengan alasan bersolidaritas pada Saudi.
Sikap reaktif Liga Arab mendukung Saudi, serta beramai-ramai memusuhi Iran, menurut Nobakht adalah strategi para pangeran di Riyadh untuk mengalihkan perhatian rakyatnya. Saudi kini sedang mengalami risiko resesi ekonomi karena harga minyak turun serta utang luar negeri meningkat. Di sisi lain, Saudi gagal memenangkan front pertempuran di Yaman, Suriah, maupun Irak.
"Ribut-ribut ini adalah cara mereka mengalihkan perhatian dari pelbagai kekalahan. Saudi ingin mencari pelampiasan," ujarnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berusaha netral untuk menengahi pertikaian Saudi-Iran. Lembaga internasional itu memperingatkan Iran agar serius menjaga keamanan kantor diplomat asing. Di sisi lain, PBB juga mengecam Saudi karena melakukan hukuman mati yang bisa memicu ketegangan di kawasan.
Nimr adalah ulama Syiah di Saudi yang rajin memprotes kerajaan terkait kebijakan diskriminatif terhadap warga Syiah. Nimr terlibat unjuk rasa damai pada 2011, kemudian ditangkap polisi.
Sejak Raja Salman berkuasa, Saudi semakin agresif melancarkan hukuman mati. Terhitung pada 2015 saja, ada 153 narapidana yang dipancung. Jumlah itu meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketika Iran menyerang Israel pada April lalu, negara Zionis itu dibantu dan didukung negara Arab seperti Yordania.
Baca SelengkapnyaAS menyatakan siap pasang badan untuk Israel jika Iran membalas.
Baca SelengkapnyaHamas meluncurkan serangan massal terhadap pasukan dan pemukiman Israel, yang menewaskan sedikitnya 700 orang di Israel dan ratusan lainnya di Gaza.
Baca SelengkapnyaAl-Julani mengatakan Israel tidak perlu lagi menyerang Suriah karena iran dan Hizbullah sudah tidak ada.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA, dan Yordania Bantu Israel Lewati Blokade Yaman di Laut Merah
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaIran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Baca SelengkapnyaKematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berbuntut panjang dan mendapat reaksi keras dari pemerintah Iran.
Baca SelengkapnyaKenapa sejumlah negara Arab selama ini tidak bergerak membantu Palestina karena mereka di belakang bersekongkol dengan Israel.
Baca SelengkapnyaMenurut Presiden Iran, negara Zionis Israel berani melakukan genosida di Gaza karena perpecahan negara-negara Islam.
Baca SelengkapnyaPemimpin spiritual tertinggi Iran Ali Khamenei dalam pidatonya kemarin menanngapi apa yang sedang terjadi di Suriah.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel yang menargetkan markas militer di beberapa lokasi.
Baca Selengkapnya