Dipenjara Tiga Tahun Tanpa Dakwaan, Putri Kerajaan Saudi Dibebaskan

Merdeka.com - Pihak berwenang Arab Saudi membebaskan seorang putri kerajaan dan anak perempuannya yang ditahan tanpa dakwaan selama hampir tiga tahun di Riyadh, seperti disampaikan kelompok HAM pada Sabtu.

Putri Basmah binti Saud (57), anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi sejak lama dikenal sebagai pembela hak-hak perempuan dan kerajaan konstitusional, ditahan sejak Maret 2019, dan pada April 2020 mengajukan permohohan kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman agar dibebaskan karena masalah kesehatan.

"Putri dan anak perempuannya Suhuod telah dibebaskan," jelas ALQST untuk HAM di Twitter, dikutip dari France 24, Minggu (9/1).

"Dia tidak mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan untuk kondisi yang berpotensi mengancam nyawa," tambah pernyataan tersebut.

"Selama penahanannya tidak ada dakwaan yang diajukan kepadanya."

Pejabat Saudi belum berhasil dihubungi untuk dimintai komentarnya terkait pembebasan ini.

Putri Basmah ditangkap sesaat sebelum berangkat ke Swiss untuk berobat, menurut sumber dekat keluarga tersebut.

Penyakit yang dideritanya tidak pernah diungkapkan.

Pihak berwenang Saudi telah melakukan tindakan keras terhadap siapapun yang berbeda pendapat dan para penentangnya, mulai dari ulama sampai aktivis HAM, bahkan anggota kerajaan sendiri yang memiliki perbedaan pendapat.

Putri Basmah ditahan di penjara Al-Ha'ir, di mana sejumlah tahanan politik ditahan.

Dalam testimoni tertulis kepada PBB pada 2020, yang dilihat AFP, keluarganya mengatakan penangkapan Basmah kemungkinan besar karena "catatannya sebagai pengkritik pelanggaran yang sangat vokal". Dia juga dianggap sebagai sekutu Mohammed bin Nayef.

Pada November 2017, kampanye anti-korupsi besar-besaran membuat hotel mewah Ritz-Carlton di Riyadh berfungsi selama tiga bulan sebagai pusat penahanan de facto bagi belasan pangeran dan pejabat senior yang dicurigai melakukan korupsi atau ketidaksetiaan terhadap kerajaan.

Pada Maret 2020, pengawal kerajaan menangkap saudara laki-laki dan keponakan Raja Salman, menuduh mereka mengobarkan kudeta terhadap Pangeran MBS, menurut beberapa sumber.