Dirjen WHO: Kesenjangan Vaksin & Suntikan Booster Dapat Memperpanjang Pandemi
Merdeka.com - Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan pada Rabu (22/12), keterdesakan negara-negara kaya untuk menyuntikkan dosis vaksin tambahan atau booster memperparah kesenjangan akses vaksin yang memperpanjang pandemi.
Tedros menegaskan, prioritas pemberian vaksin harus tetap untuk orang-orang yang rentan di berbagai tempat daripada memberikan dosis tambahan untuk orang yang telah divaksinasi.
"Tidak ada negara yang bisa mendorong jalan keluar dari pandemi," ujarnya kepada wartawan, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (23/12).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Kenapa vaksin dalam negeri penting? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9). Menkes Budi menekankan bahwa pengalaman sukses dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih menunjukkan betapa krusialnya memiliki berbagai jenis vaksin untuk memastikan keamanan kesehatan masyarakat.
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
Badan kesehatan PBB ini sejak lama mengecam ketimpangan akses terhadap vaksin Covid. Menurut WHO, membiarkan virus corona menyebar tak terelakkan di beberapa tempat meningkatkan potensi munculnya varian baru virus yang lebih berbahaya.
"Program (vaksin) booster sangat mungkin memperpanjang pandemi, daripada mengakhirinya, dengan mengalihkan pasokan ke negara-negara yang cakupan vaksinasinya tinggi, memberikan kesempatan lebih bagi virus untuk menyebar dan bermutasi," jelas Tedros kepada wartawan.
Beberapa bulan lalu, Tedros menyerukan moratorium pemberikan vaksin booster kepada orang yang telah divaksinasi dan sehat sampai sekurang-kurangnya 40 persen populasi di semua negara telah mendapatkan suntikan dosis pertama.
Menurut data PBB, sekitar 67 persen orang di negara-negara kaya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid, tapi hanya 10 persen di negara berpendapatan rendah.
"Terus terang sulit memahami bagaimana setahun sejak vaksin pertama disalurkan, tiga dari empat tenaga kesehatan di Afrika masih belum divaksinasi," sesal Tedros.
Omicron di 106 negara
Virus corona varian Omicron, yang pertama terdeteksi di Afrika Selatan bulan lalu kini telah ditemukan di 106 negara, menurut WHO.
Data awal menunjukkan, Omicron bisa menghindari perlindungan yang diberikan vaksin, sehingga sejumlah negara berlomba memberikan suntikan booster kepada warganya.
Namun Tedros menegaskan "vaksin yang kita punya masih efektif melawan kedua varian Delta dan Omicron."
"Penting untuk mengingat bahwa mayoritas besar rawat inap dan kematian adalah orang yang tidak divaksinasi, bukan orang yang tidak mendapat booster," lanjutnya.
Kelompok Ahli Penasihat Strategis (SAGE) bidang Imunisasi WHO juga menentang program vaksin booster, menyatakan dosis tambahan harus ditargetkan kepada kelompok populasi yang sangat berisio terkena penyakit parah dan mereka yang bertugas menjaga sistem kesehatan.
Sejauh ini 120 negara telah mulai melaksanakan pemberian vaksin booster, tapi tidak ada di antara mereka dari negara berpendapatan rendah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaRencana pemberian booster ketiga ini buntut kembali meningkatnya kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca Selengkapnya