Dirjen WHO Peringatkan Varian Omicron & Delta Bisa Picu 'Tsunami' Covid
Merdeka.com - Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan, virus corona varian Delta dan Omicron bisa memicu 'tsunami" kasus Covid-19 yang akan menyebabkan tekanan besar pada sistem kesehatan.
"Saya sangat khawatir Omicron, menjadi lebih menular (dan) menular di saat bersamaan seperti Delta, memicu tsunami kasus," jelasnya dalam konferensi pers online pada Rabu, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (30/12).
Dua tahun setelah virus corona baru muncul, pejabat tinggi di badan kesehatan PBB ini telah memperingatkan masih terlalu dini untuk memastikan dengan data awal soal Omicron, varian terbaru yang terdeteksi, menyebabkan penyakit yang lebih ringan.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa yang terjadi pada virus Corona varian Omicron di tubuh pria tersebut? Selama 20 bulan masa infeksi, dokter mencoba segala cara untuk membantu pria lanjut usia tersebut, namun tidak ada upaya yang berhasil.Tubuhnya tidak dapat memberikan respons kekebalan yang cukup kuat untuk melawan virus Corona, bahkan dengan bantuan obat antibodi sekalipun.
-
Bentuk virus apa saja? Bentuk virus berbeda-beda ada yang bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T.
-
Kenapa virus bisa bahaya? Virus-virus ini dapat menyebabkan penyakit ringan hingga mematikan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Pertama kali dilaporkan bulan lalu di Afrika Selatan, Omicron telah menjadi varian dominan di Amerika Serikat dan kawasan Eropa.
Ketika 92 dari 194 negara anggota WHO gagal mencapai target memvaksinasi 40 persen populasinya akhir tahun ini, Tedros mendesak setiap orang membuat "resolusi Tahun Baru" untuk mendukung kampanye vaksinasi 70 persen populasi negara sampai awal Juli 2022.
Menurut data WHO, angka kasus Covid yang tercatat di seluruh dunia naik sampai 11 persen pekan lalu dibandingkan pekan sebelumnya, dengan hampir 4,99 juta kasus baru yang dilaporkan dari 20-26 Desember.
Kasus baru di Eropa yang mencakup lebih dari setengah total kasus baru, naik 3 persen. Sementara di Amerika naik sampai 39 persen dan naik sampai tujuh persen di Afrika. Secara global, terjadi kenaikan bertahap sejak Oktober.
Khawatir dengan lonjakan kasus ini, Tedros mengatakan hal itu dapat menimbulkan “tekanan besar pada petugas kesehatan yang kelelahan dan sistem kesehatan (di) ambang kehancuran”.
Tedros mengutip "bukti konsisten" Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta.
Disebutkan bahwa penurunan insiden kasus telah terlihat di Afrika Selatan, dan data awal dari Afrika Selatan, Inggris dan Denmark menunjukkan penurunan risiko rawat inap pada Omicron tetapi masih lebih banyak data diperlukan untuk memastikan hal ini.
Kepala kedaruratan WHO, Michael Ryan mengatakan penting dalam beberapa pekan mendatang untuk “menekan penualaran kedua varian ini seminimal mungkin”.
Ryan mengatakan infeksi Omicron sebagian besar dimulai di kalangan anak muda.
“Apa yang belum kita lihat adalah gelombang Omicron yang terbentuk sepenuhnya pada populasi yang lebih luas,” jelasnya.
"Saya sedikit gugup membuat prediksi positif sampai kita melihat seberapa baiknya perlindungan vaksin bekerja pada lansia dan populasi yang lebih rentan," lanjutnya.
Misinformasi dan kesenjangan vaksin
Tedros mengecam sikap negara-negara kaya, menuding negara kaya memonopi senjata melawan Covid (vaksin) dan membiarkan virus menyebar.
"Populisme, nasionalisme sempit dan menimbun alat kesehatan, termasuk masker, terapi, diagnostik, dan vaksin, oleh sejumlah kecil negara, merusak kesetaraan, dan menciptakan kondisi ideal bagi kemunculan varian baru," jelasnya.
Sementara itu, Tedros mengatakan misinformasi menjadi gangguan konstan pada 2021, menjegal upaya untuk melawan pandemi.
"Dalam gelombang besar kasus saat ini yang terlihat di Eropa dan banyak negara di seluruh dunia, misinformasi yang memicu keraguan pada vaksin sekarang berdampak pada kematian yang tidak proporsional kelompok yang belum divaksinasi.
Tedros menyesalkan bahwa sementara ada 1,8 juta kematian yang tercatat pada tahun 2020, meningkat menjadi 3,5 juta pada tahun 2021; dan jumlah sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.
Namun, lanjut Tedros, dia tetap optimis 2022 bisa menjadi tahun kita tidak hanya bisa mengakhiri fase akut pandemi, tapi juga menyusun langkah keamanan kesehatan yang lebih kuat. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaPurnawirawan Jenderal polisi bintang tiga itu juga mengatakan Jakarta akan dilanda impor besar-besaran yang akan berdampak langsung pada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKenali apa itu virus oropouche, gejala, dampak, serta cara pencegahan dan penanganan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya