Disandera Abu Sayyaf 20 bulan, 3 nelayan WNI masih trauma usai dibebaskan
Merdeka.com - Tiga WNI yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan tahun 2017 lalu akhirnya dibebaskan. Ketiga WNI tersebut adalah Hamdan bin Saleng dan Sudarling bin Samansunga asal Selayar serta Subandi bin Sattu asal Bulukumba Sulawesi Selatan.
Mereka dibebaskan dari penyanderaan di Pulau Sulu, Filipina Selatan pada Sabtu (15/9) dan diserahterimakan kepada pihak keluarga hari ini oleh Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Republik Filipina, Sinyo Harry Sarundajang.
Menurut informasi dari Sinyo, kondisi fisik ketiga sandera yang dibebaskan itu umumnya sehat, namun secara psikologis ketiganya masih trauma setelah disandera hampir dua tahun.
-
Siapa yang dipulangkan ke Filipina? Mary Jane Veloso, yang merupakan terpidana mati dalam kasus penyelundupan narkoba, akhirnya dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman selama 14 tahun di Indonesia.
-
Siapa yang memulangkan WNI? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
WNI apa yang sudah dipulangkan? Berdasarkan data Kemlu, terdapat 10 WNI di Gaza. Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Kapan WNI dipulangkan? Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
-
Dari mana WNI dipulangkan? Empat di antaranya telah dipulangkan ke Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada sandera setelah dibebaskan? Ketika diselamatkan polisi, para sandera malah berusaha melindungi para pelaku.
Sinyo Harry Sarundajang ©2018 Merdeka.com/Ira Astiana
"Para nelayan itu disandera selama 20 bulan. Jadi meski saat dibebaskan kondisi mereka sehat walafiat, namun secara psikologis mereka tertekan. Bayangkan jika dalam waktu selama itu, setiap hari mereka memikirkan nasib yang tidak menentu," kata Sinyo saat menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri Jakarta Pusat, Rabu (19/9).
Sinyo menambahkan bahwa hal itu pula yang menjadi penyebab para korban sandera itu belum bisa ditemui awak media setelah dibebaskan.
"Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, mereka ini masih ada trauma psikologis, jadi perlu dimaklumi. Mereka juga belum bisa banyak bicara," tambahnya.
Selain itu, Sinyo juga mengungkapkan bahwa selama tiga WNI disandera, tidak ada unsur penyiksaan yang mereka alami. Mereka disandera hanya untuk memenuhi kebutuhan si penyandera yakni kelompok Abu Sayyaf.
"Kalau sekadar bentakan itu ada, tetapi para penyandera itu tetap memberi mereka makan. Lagipula mereka ini kan bukan tahanan kriminal, mereka disandera hanya untuk menarik perhatian perusahaan atau pemilik kapal yang mempekerjakan mereka," ungkap Sinyo.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaPerempuan itu sempat menjadi korban penculikan selama 10 hari di Malaysia.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaWarga melepas kepergian prajurit TNI dengan pelukan dan tangisan. Terlihat, sejumlah prajurit TNI yang bertugas juga ikut menangis
Baca SelengkapnyaCawi, Eli Susanti dan Rohayati, tiga warga negara Indonesia asal Indramayu, Jawa Barat semula dijanjikan pekerjaan di berbagai negara, bukan ke Suriah.
Baca SelengkapnyaDirektorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri secara bertahap memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Gaza Palestina.
Baca SelengkapnyaPenggerebekan dilakukan aparat setempat setelah Presiden Pilipina, Ferdinand Marcos Jr. mengeluarkan kebijakan menghentikan operasional seluruh perusahaan POGO.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaMereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca Selengkapnya