Donald Trump Ancam Naikkan Tarif Jika Presiden China Tak Menemuinya di G20
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif ekspor barang China ke AS menjadi USD 300 miliar jika Presiden China, Xi Jinping tak menemuinya pada pertemuan G20 di Jepang.
Belum ada indikasi publik Xi Jinping akan menghindari Trump pada pertemuan puncak para pemimpin dunia di Osaka pada 28-29 Juni tersebut, di mana kedua pemimpin ini diperkirakan akan membahas perang dagang yang berkecamuk di antara kedua negara.
"Saya pikir dia akan datang dan saya berpikir kami dijadwalkan untuk bertemu. Menurut saya dia akan datang," kata Trump dalam sebuah wawancara melalui telepon dengan CNBC Senin, dilansir dari CNN, Rabu (12/6).
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
"Saya akan terkejut jika dia tak datang. Makanya menurut saya dia datang. Saya belum mendengar dia tak akan datang. Kami berharap bertemu dan jika tidak, tak apa dan jika bertemu itu juga bagus," lanjut Trump.
Tapi saat ditanya jika dirinya gagal bertemu Xi dalam agenda G20 apakah akan menyebabkan pihaknya akan mengenakan tarif USD 300 miliar barang ekspor China ke AS, Trump menjawab: "Ya, itu akan (dilakukan)."
Pada Selasa, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang menyampaikan, Beijing memberi perhatian terkait harapan atas pertemuan Trump dan Xi.
"Sikap kami dalam perang dagang tegas dan jelas: China tak ingin perang dagang tapi kami tak takut melawannya," jelasnya.
"Jika AS mau bernegosiasi dengan pijakan yang sama, pintu kami terbuka. Jika AS bersikeras untuk meningkatkan eskalasi friksi perdagangan, kami akan merespons dengan tegas dan meladeninya sampai akhir," lanjut Shuang.
Negosiasi antara China dan AS terkait perjanjian dagang terhenti sejak pembicaraan buntu pada awal Mei, kedua pihak saling menyalahkan satu sama lain. Tak lama setelah itu, pemerintahan Trump menaikkan tarif menjadi 25 persen atau USD 200 miliar untuk barang China. Beijing merespons dengan menaikkan tarif ekspor AS USD 60 miliar dan meningkatkan propaganda anti-Amerika. Pada 30 Mei, pemerintah China menuduh AS sebagai "terorisme ekonomi".
Ada harapan pertemuan Trump dan Xi dapat membantu menurunkan ketegangan perang dagang ini, sebagaimana pertemuan keduanya di sela agenda G20 di Argentina pada November lalu dan kedua pemimpin ini sepakat melakukan gencatan senjata perang dagang.
Selanjutnya pada Senin, setelah wawancara dengan CNBC, Trump menyampaikan kepada wartawan dirinya tak akan merasa terhina jika Xi Jinping menolak bertemu dirinya.
"Saya tak pernah terhina. Saya telah belajar agar tak dihina," ujarnya di Gedung Putih.
Trump mengklaim memiliki hubungan baik dengan Xi meskipun ada peningkatan ketegangan perdagangan antara kedua negara.
"Saya pikir dia akan berada di sana. Kami dijadwalkan untuk berbicara. Hal-hal menarik akan terjadi. Kita akan lihat apa yang terjadi," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaKebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTerpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS diprediksi akan membawa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan global, termasuk dengan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.
Baca SelengkapnyaJika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca SelengkapnyaDia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.
Baca Selengkapnya