Donald Trump Tetapkan Kelompok Nasionalis Rusia Sebagai Organisasi Teroris
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menetapkan sebuah kelompok nasionalis Rusia sebagai organisasi teroris.
Pengumuman tersebut menandai pertama kalinya pemerintah AS melabeli sebuah kelompok supremasi kulit putih.
"Tindakan ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Asisten Menteri Luar Negeri AS Bidang Kontraterorisme, Nathan Sales, pada Senin, dilansir dari BBC, Jumat (10/4).
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Siapa yang menembak Donald Trump? Melansir dari The Guardian, Secret Service rupanya langsung menembak mati tersangka penembakan usai menembak ke arah Trump.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Kenapa pelaku menembak Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
Gerakan Imperialis Rusia diyakini menawarkan pelatihan militer kepada pejuang neo-Nazi dan membantu intervensi Pemilu di AS.
Kelompok itu juga diyakini terlibat dalam pengeboman neo-Nazi di beberapa lokasi di Swedia pada 2016 dan 2017.
Langkah Trump ini dinilai tak biasa, karena sebelumnya dia dikritik karena gagal bertindak terhadap ancaman supremasi kulit putih.
Pelabelan organisasi teroris ini memberi otoritas bagi pemerintah AS untuk menghalangi orang Amerika memberikan dukungan material atau terlibat dalam transaksi keuangan dengan kelompok-kelompok tersebut.
Pelabelan itu atas dasar suatu kelompok harus merupakan organisasi asing dan harus terlibat dalam kegiatan teroris yang mengancam keamanan warga negara AS atau keamanan nasional AS.
Departemen Keuangan dapat memblokir aset warga Amerika yang berkaitan dengan kelompok teroris itu, dan anggotanya dapat dicegah masuk AS.
Label teroris ini paling sering disematkan pada kelompok-kelompok ekstremis Islam.
Gerakan Imperialis Rusia adalah kelompok paramiliter ultra-nasionalis yang berbasis di St Petersburg, di mana kelompok ini memiliki kamp pelatihan, diduga terkait dengan organisasi supremasi kulit putih di Barat.
Menurut penyelidik Swedia, kelompok itu melatih dua dari tiga pria Swedia yang dihukum karena pemboman yang menargetkan sebuah kafe dan pusat-pusat pengungsi pada tahun 2016, dan sebuah sinagog pada tahun berikutnya.
Kelompok itu tidak diyakini disponsori negara tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin telah "mentolerir" kegiatannya, lapor New York Times. Ini mendukung Kremlin setelah aneksasi 2014 Semenanjung Ukraina Krimea dengan merekrut pejuang untuk konflik.
AS juga melabeli tiga pemimpin kelompok sebagai teroris individual yang akan menghadapi sanksi terpisah.
"Ini adalah pertama kalinya Amerika Serikat menunjuk supremasi kulit putih sebagai teroris, dan ini menggambarkan betapa seriusnya pemerintahan ini menghadapi ancaman teroris supremasi kulit putih," kata Sales.
"Kami sedang melakukan hal-hal yang belum dilakukan pemerintah sebelumnya untuk menghadapi ancaman ini," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rusia Tangkap Semua Tersangka Pelaku Penembakan di Gedung Konser yang Tewaskan 133 Orang
Baca SelengkapnyaSebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaBabak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia
Baca SelengkapnyaMenurut Panglima TNI, aksi teror pihak separatis di Papua harus segera diberantas.
Baca SelengkapnyaDonald Trump dikenal emiliki hubungan erat dengan Israel. Saat menjadi Presiden AS pada 2017-2021, ia mengeluarkan sejumlah kebijakan garis keras pro-Israel.
Baca SelengkapnyaIni Kata-Kata Teriakan Donald Trump Sesaat Setelah Ditembak di Panggung Kampanye
Baca SelengkapnyaSebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.
Baca SelengkapnyaAksi ini sebagai bentuk duka cita atas tragedi penembakan di Crocus City Hall, Moskow, yang menewaskan 143 orang.
Baca SelengkapnyaPara produsen mobil sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan penerapan tarif baru oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaKetika banyak hadirin tepuk tangan untuk Netanyahu, Rashida Tlaib justru mengangkat plakat hitam 'Penjahat Perang'.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perolehan suara sementara, Donald Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Baca Selengkapnya