Donald Trump Tuding Obama Juga Simpan Dokumen Nuklir Setelah Rumahnya Digeledah
Merdeka.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Biro Investigasi Federal (FBI) menerapkan standar ganda setelah menggerebek rumahnya pekan lalu untuk mencari dokumen nuklir yang diduga disimpan Trump di rumahnya. Menurut Trump, pendahulunya yaitu mantan presiden Barack Obama juga menyimpan sekitar 33 juta halaman dokumen, sebagian besar dokumen rahasia dan beberapa berkaitan dengan nuklir. Namun, kata Trump, tidak ada protes dari FBI terhadap Obama ketika dia meninggalkan Gedung Putih.
"Presiden Barack Hussein Obama menyimpan 33 juta halaman dokumen, banyak yang rahasia. Berapa banyak terkait nuklir? Jawabannya adalah, banyak!" kata Trump dalam pernyataannya pada Jumat, dikutip dari laman Russia Today, Senin (15/8).
Sebelumnya pada Jumat, Trump menyampaikan "isu senjata nuklir" itu "hoaks, seperti Rusia, Rusia, Rusia adalah sebuah hoaks, dua pemakzulan itu hoaks, penyelidikan Mueller itu hoaks, dan masih banyak lagi."
-
Apa yang dilakukan FBI? Dalam pernyataan bersama, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengungkapkan bahwa mereka tengah menyelidiki akses ilegal ke infrastruktur telekomunikasi komersial yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan Republik Rakyat China (hacker China).
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Apa yang ditemukan FBI di HP pelaku? Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut. Informasi yang disampaikan mereka hanya menemukan perangkat mencurigakan di rumah dan mobilnya.
-
Siapa pemilik rumah yang digeledah? Video lengkapnya menunjukkan petugas sedang menggeledah dua rumah. Video itu dipublikasikan dengan keterangan yang menyebut bahwa kedua rumah itu dimiliki oleh 'Bobby' seorang pemimpin perusahaan yang bernama PT Bobby Jaya Perkasa.
-
Kenapa FBI buka enkripsi HP pelaku? Butuh waktu beberapa hari, namun FBI akhirnya berhasil memecahkan sandi dari telepon pria berusia 20 tahun yang tewas.
-
Mengapa FBI menyelidiki kasus ini? Lalu, mereka menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI) agar membantu menyelidiki kasus ini.
Trump menyatakan FBI bisa jadi telah menempatkan mata-mata, mengklaim pengacaranya tidak diizinkan "mendekat" kepada tim FBI saat penggeledahan.
Dari rumah mewah Trump di Palm Beach, Florida, tim FBI mengangkut 10 kardus berisi dokumen. Sumber yang mengetahui penggerebekan tersebut mengungkap kepada The Washington Post, dokumen yang disita termasuk dokumen rahasia soal senjata nuklir. Namun sumber ini tidak menyebutkan secara spesifik apakah itu soal senjata nuklir Amerika atau negara lain.
Menanggapi tudingan Trump tersebut, Badan Arsip dan Catatan Nasional menyampaikan pihaknya telah memindahkan 30 juta halaman "catatan tidak rahasia" ke fasilitas yang dikelola oleh badan tersebut di wilayah Chicago sambil menjaga dokumen rahasia mantan presiden di wilayah Washington DC. Dokumen-dokumen yang tidak dirahasiakan itu pada akhirnya akan disimpan di perpustakaan kepresidenan di Chicago.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya diketahui aktivitas penggeledahan ini diketahui dilakukan setelah Polisi sebelumnya memeriksa Ketua KPK Firli Bahuri, Selasa (24/10) kemarin.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan ini diduga terkait pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaKeempat orang itu dimintai keterangannya oleh penyidik Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaKPK belum membeberkan nama-nama tersangka dimaksud.
Baca SelengkapnyaISESS Ingatkan Kepemilikan Senpi Ilegal Lebih Besar dari Pemerasan
Baca SelengkapnyaPemeriksaan itu pun berlangsung selama kurang lebih tiga jam sejak pukul 12.00 WIB.
Baca SelengkapnyaPintu utama steril setelah polisi dilengkapi senjata api laras Panjang ikut menjaga pintu utama dari dalam gedung Kesekjenan DPR.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Rumah Aspri Wamenkumham Terkait Dugaan Gratifikasi
Baca SelengkapnyaPengakuan Jokowi mendapatkan data dari intelijen soal partai politik menuai banyak kritikan.
Baca Selengkapnya