Donald Trump vs Hillary, keduanya buruk buat Timur Tengah

Merdeka.com - Pertarungan kandidat calon presiden Amerika Serikat semakin mengerucut. Tampaknya Hillary Clinton dari Partai Demokrat akan bertanding dengan kandidat dari Partai Republik Donald Trump. Keduanya punya jejak rekam dan pandangan yang begitu berbeda soal bagaimana AS akan tampil di panggung dunia, termasuk di Timur Tengah.

Sekilas, Hillary yang juga mantan menteri luar negeri itu lebih cocok buat menjadi presiden. Partai Demokrat punya banyak pengalaman menduduki Gedung Putih. Tapi nanti dulu. Hillary juga terlibat dalam intervensi AS di Suriah dan Libya. Bagaimana dengan Trump? Apakah dia yang ingin AS mengurangi keterlibatan Negeri Paman Sam di berbagai negara itu bisa jadi pilihan lebih baik?

"Clinton punya posisi rawan di kawasan Timur Tengah Dia punya catatan buruk meninggalkan kehancuran di Irak, Suriah, Libya, Palestina, dan pernah mengancam akan menghapuskan Iran," ujar Joe Lauria, pengamat isu internasional kepada Middle East Eye.

"Trump masih banyak kemungkinan. Dia bilang tidak mau intervensi tapi di punya banyak penasihat yang berkarakter suka intervensi. Jadi tidak ada yang tahu bagaimana dia akan bersikap di Timur Tengah. Juga dia tidak membawa banyak harapan buat kawasan."

Trump menjadi satu-satunya kandidat dari Partai republik setelah pekan lalu dia unggul dalam pemilihan primer di Indiana. Kandidat tersisa John Kasich pun sudah menyatakan mundur.

Dalam survei-survei Hillary buat sementara masih unggul rata-rata 6,5 persen perolehan suara ketimbang Trump.

Dalam pidato kampanyenya belakangan ini Trump kerap menegaskan akan mendahulukan