Dua jurnalis Reuters ditangkap di Myanmar
Merdeka.com - Pemerintah Myanmar dua hari lalu mengatakan polisi menangkap dua wartawan kantor berita Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo. Keduanya dikatakan sedang meliput tindakan kekerasan dilakukan militer terhadap muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
Kementerian Informasi dalam pernyataannya di laman Facebook mengatakan kedua jurnalis bersama dua polisi diancam undang-undang rahasia negara dengan ancaman maksimal 14 tahun penjara.
Pihak kementerian mengatakan kedua wartawan itu 'memperoleh informasi ilegal untuk disebarkan kepada media asing.' Pernyataan itu diikuti foto kedua jurnalis yang sedang diborgol, seperti dilansir Reuters, Rabu (13/12).
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa yang ditangkap oleh AFP? Kepolisian Federal Australia (AFP) telah menangkap seorang penduduk Australia berusia 42 tahun yang diduga memasang jaringan titik akses wifi gratis palsu di bandara.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
Mereka dikatakan ditahan di sebuah kantor polisi di pinggiran Yangon.
Wa Lone dan Kyaw Soe Ooo hilang Selasa malam lalu setelah mereka diundang makan malam oleh pejabat polisi.
Setelah diantar sopir ke lokasi sekitar pukul 20.00, kedua jurnalis dan dua polisi itu menuju restoran terdekat. Kedua wartawan itu kemudian tidak kembali ke mobil.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut peristiwa kekerasan dilakukan militer Myanmar terhadap warga Rohingya adalah 'contoh mendasar dari pembersihan etnis'.
"Wartawan Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo sedang meliput peristiwa penting di Myanmar dan kami baru mengetahui hari ini mereka ditangkap karena tugasnya," kata Pemimpin Redaksi Reuters Stephen J. Adler.
"Kami marah dengan serangan terang-terangan terhadap kebebasan pers. Kami meminta pihak berwenang segera membebaskan mereka," ujar Adler.
Juru bicara pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi membenarkan dua wartawan itu ditangkap.
"Tidak hanya dua wartawan kalian, tapi juga polisi yang terlibat dalam kasus ini," kata juru bicara Zaw Htay. "Kami akan menindak polisi dan juga kedua wartawan itu."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaSeorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
Baca SelengkapnyaKedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap enam pelaku pengeroyokan terhadap seorang wartawan berinisial MS.
Baca SelengkapnyaVideo mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaAl Jazeera menyampaikan kedua jurnalisnya reporter dan juru kamera dibunuh di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaDua awak media yang mendapat tindakan kekerasan itu ialah kameramen Kompas TV dan reporter CNN Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca Selengkapnya